Pengumuman Spotify akuisisi Chartable dan Podsights resmi diujarkan oleh Spotify di hari yang sama. Akuisisi dua perusahaan teknologi sekaligus ini diniatkan untuk meningkatkan performa podcast Spotify dari sisi promosi dan iklan. Kedua perusahaan menawarkan tool populer yang telah membantu berbagai merek dan agensi dalam memahami keefektifan iklan podcast mereka. Namun, harga kesepakatan akuisisi ini belum diungkapkan.
Akuisisi perusahaan di tahun 2022 kini jumlahnya semakin tinggi meski baru beberapa bulan. Tidak hanya di bidang audio, namun di bidang teknologi secara umum. Akuisisi ini adalah akuisisi besar pertama yang dilakukan oleh Spotify pada tahun 2022. Apakah mungkin Spotify akan terus membeli perusahaan audio lainnya di sepanjang tahun ini?
Spotify Akuisisi Chartable dan Podsights
Melalui blog post yang diumumkan oleh Spotify, mereka mengumumkan bahwa negosiasi akuisisi Chartable dan Podsights berhasil terselesaikan. Mereka menjelaskan bagaimana kedua perusahaan akan memperluas platform iklan yang telah dibesarkan selama ini. Baik Podsights dan Chartable memungkinkan podcaster untuk melacak siapa saja pengguna yang mendengarkan podcast mereka.
Spotify berencana menggunakan teknologi Chartable tampaknya akan diterapkan untuk iklan mengenai podcastnya sendiri. Chartable memiliki dua produk ternama seperti SmartLinks dan SmartPromos yang nantinya akan tersedia untuk podcaster di Spotify. SmartLinks adalah layanan shortlink yang dapat diisi oleh kumpulan link lainnya.
Biasanya digunakan oleh kreator untuk memasarkan produk dan layanannya. Di sisi lain SmartPromos memungkinkan podcaster untuk melihat data unduhan dari podcast yang mereka miliki. Data tersebut dapat digunakan sebagai pengukur keberhasilan kampanye iklan mereka.
Sedangkan Podsights akan digunakan di luar dunia podcast sendiri dan akan diberikan “cakupan penuh” terhadap platform Spotify. Ini termasuk iklan audio di dalam musik, iklan video, dan iklan gambar. Podsights sendiri dapat melihat detil data tentang individu yang mengklik iklan dan tindakan apa yang mereka ambil setelahnya.
Spotify menuliskan “Sebagai bagian dari Spotify, Podsights akan dapat memanfaatkan teknologi dan kecerdasan Spotify untuk menghadirkan data yang lebih akurat dan pengetahuan yang dapat dirangkum untuk keputusan berikutnya”.
Spotify telah banyak berinvestasi dalam memperluas penawaran podcastnya selama beberapa tahun terakhir; keduanya dengan mengunci pembuat konten terkenal ke dalam kesepakatan eksklusivitas dan menawarkan pengiklan podcast lebih banyak keuntungan dengan analitik yang lebih rinci.
Akuisisi Chartable khususnya akan dibangun di atas penawaran Megaphone; akuisisi teknologi iklan lain yang dilakukan Spotify pada tahun 2020. “Alat-alat ini akan memudahkan penerbit untuk mengubah wawasan audiens menjadi tindakan dan memperluas pendengar mereka sambil pada akhirnya mengembangkan bisnis mereka,” tulis Spotify.
Spotify Terus Mengembangkan Sektor Iklan
Kesepakatan ini sangat penting bagi Spotify karena mereka mencoba membuat platform iklan yang disematkan menjadi yang terbaik dan paling kuat di sektor audio. Sebuah platform memerlukan teknologi mutakhir untuk mengetahui siapa yang mendengarkan iklan tersebut dan apa yang mereka lakukan setelah mendengarnya.
Kedua akuisisi ini kemungkinan akan menjadi buah manis bagi pengiklan dan podcaster profesional yang ingin bergabung dengan Spotify. Selama ini Spotify telah memperluas cakupan iklan dengan memperbanyak jenis iklan. Baik dari aplikasi maupun laman web, slot iklan yang disesuaikan dengan preferensi pengguna semakin banyak dimainkan.
Dalam beberapa tahun terakhir Spotify telah melakukan akuisisi perusahan podcasting. Akuisisi ini mencakup periklanan dan audiobook. Tahun lalu Spotify telah membeli Whooshkaa, Podz, Findaway, dan Locker Room sebagai langkah mereka untuk menawarkan layanan audio terbaik dan jumlah yang konten audio yang lebih banyak.
Selain akuisisi, Spotify juga bekerja sama secara dengan kreator podcast terkenal untuk memberikan konten eksklusif. Termasuk podcast Joe Rogan, serta Gimlet, Parcast, dan The Ringer.
Baca juga: