Setelah melalui kesepakatan yang cukup lama, akhirnya Sony akuisisi Bungie – pencipta asli dari seri HALO, dengan harga 3.6 milyar USD atau sekitar Rp 51 triliun. Bungie yang telah mengembangkan game seri Destiny, Marathon, dan Myth ini akan bergabung dengan keluarga Sony Interactive Entertainment. Bersama dengan studio lainnya yaitu Insomniac Games, Naughty Dog, Guerrilla Games, Sucker Punch Productions, Bluepoint Games, dan studio terkemuka lainnya.
Bungie menyatakan bahwa akuisisi ini akan mengawali era baru untuk perusahaan. Bungie berrencana untuk mengembangkan hiburan multimedia global, bukan hanya pengembangan game. Mereka akan tetap menjadi perusahaan independen dan mempertahankan kontrol kreatif dan terus berkembang untuk berbagai platform. Jadi akuisisi ini bukan diniatkan sebagai kerjasama ekslusif untuk PlayStation.
Baca juga: Sony Tidak Jadi Menutup PlayStation 3 dan Vita Store
Sony Akuisisi Bungie
Dua minggu yang lalu, Microsoft mengumumkan akan mengakuisisi Activision Blizzard dengan harga yang sangat tinggi di 69 milyar USD, dan ini merupakan tanda terbaru bahwa industri video game telah memasuki tahap konsolidasi. Perusahaan besar lain seperti Tencent juga kabarnya telah mengakuisisi Turtle Rock Studios.
Proses akuisisi berbagai studio game ini dilakukan untuk memenangkan pertempuran eksklusivitas. Sebagai pembuat konsol, Sony dan Microsoft memegang kekuatan khusus melalui platform PlayStation dan Xbox. Sebelumnya, Bungie telah memasarkan produk mereka melalui publisher Activision selama kurang lebih delapan tahun.
Kini Bungie tidak perlu khawatir karena mereka dimiliki oleh Sony yang merupakan salah satu pesaing besar dari Microsoft. Hubungan yang rumit ini dapat mendorong kesepakatan lainnya yang juga bernilai miliaran dolar selama beberapa tahun mendatang.
Pembelian Bungie oleh Sony tergolong mengejutkan. Bungie merupakan bagian dari keluarga Microsoft dari tahun 2000 hingga 2007, juga pencipta asli dari produk HALO. Game HALO sendiri masih merupakan seri penting yang merupakan game eksklusif untuk konsol Xbox. Pada tahun 2007, Bungie berpisah dari Microsoft dan memilih Activision sebagai penerbit gamenya pada 2010 hingga 2019. Setelahnya, mereka menerbitkan gamenya sendiri.
CEO dan President Sony Interactive Entertainment Jim Ryan mengatakan “Pertama, saya ingin menjelaskan kepada komunitas bahwa Bungie akan tetap menjadi studio dan penerbit independen dan multi-platform”. Menekankan bahwa akuisisi ini bukan dimaksudkan untuk mengembangkan game ekslusif untuk Sony Playstation. Melainkan tetap menjadi pengembang game untuk segala platform yang tersedia.
Baca juga: Sony Mengumumkan Kerjasamanya Dengan Discord
Masa Depan Bungie
Kesepakatan ini memberikan Bungie stabilitas keuangan, dukungan produksi, pemasaran yang luas. Meskipun Bungie mungkin perlu beroperasi dalam ekosistem Sony dan berpotensi mengikat game mereka ke platform tertentu, tampaknya mereka juga berencana untuk menerbitkan ga.me selain untuk Playstation kedepannya.
Selain itu, Jim Ryan juga mengkonfirmasi seri Destiny 2 dan game Bungie di kedepannya akan terus diterbitkan di platform selain untuk PlayStation. Untuk Sony, tujuannya adalah untuk memberikan lebih banyak pengalaman live, online, multi-platform.
Terkait kesepakatan yang bukan terkait ekslusivitas ini, Bungie mengatakan “Tidak. Kami ingin dunia yang kami ciptakan diperluas ke mana pun orang bermain game. Kami akan terus menerbitkan sendiri, mandiri secara kreatif, dan kami akan terus mendorong satu komunitas Bungie yang bersatu.”
Baca juga: