Analis pasar chip dunia yaitu TrendForce telah mempublikasikan prediksi harga NAND Chip untuk kuartal 3 2022. Ia menyebutkan karena kelebihan pasokan NAND tampaknya akan menguntungkan banyak konsumen ke depan.
Awal Mula Prediksi Kenaikan Harga NAND Chip
Tentu kita tau di sekitar tahun 2020 saat pandemi covidd 19 merebak, sangat banyak industri yang mengalami kerugian. Atau bahkan kolaps yang diakibatkan banyaknya pegawai yang terinfeksi serta kebijakan lockdown di beberapa negara.
Termasuk juga di Industri chip yang juga tekena dampak pandemi tersebut. Pandemi memaksa masyarakat untuk melakukan kegiatan produktivitas secara online mulai dari sekolah hingga bekerja.
Hal tersebut membuat para produsen chip NAND dalam hal ini untuk terus melakukan produksi besar-besaran tanpa mempertimbangkan kebutuhan pasar. Sehingga saat pandemi usai, stok chip NAND yang ada di pasar justru berlebih.
Kondisi yang Mulai Berubah
Saat ini tingkat persediaan bahan untuk produksi chip NAND juga diketahui terus meningkat karena tingkat permintaan yang makin rendah. Hal ini diakibatkan kondisi mulai masyarakat yang tadinya serba online kali ini kembali normal.
Kondisi ini membuat rantai pasokan pada industri chip makin tak seimbang. Selain itu, karena proses destocking yang lambat akhirnya permasalahan ketersediaan barang jadi pun meluas dari hulu ke hilir proses produksi.
Akibatnya, para produsen pun mau tak mau harus mengurangi pesanan mereka di kuartal 3 2022. Mereka kembali memikirkan kenaikan tingkat persediaan dari produk yang tidak terjual sejak kuartal pertama tahun 2022.
Perkiraan Penurunan Harga Menurut TrendForce di Q3
Revised Forecast | Original Forecast | |
3D NAND Wafers (TLC & QLC) | – 15-20% | – 5~10% |
Client SSD | – 8~13% | – 3~8% |
Enterprise SSD | – 5~10% | – 0~5% |
eMMC, UFS | – 8~13% | – 3~8% |
Total NAND Flash | – 8~13% | – 3~8% |
SSD Kelas Enterprise Ikut Terdampak
Selain SSD untuk kelas mainstream, nyatanya SSD kelas Enterprise pun juga ikut terkena penurunan harga yang cukup ekstrim. Hal ini terjadi bukan hanya akibat ketidaknormalan kondisi pasar yang ada saat ini.
Melainkan karena kondisi resesi ekonomi yang makin tak terbendung di seluruh Dunia. Kemudian diperparah dengan adanya invasi Rusia ke Ukraina yang membuat investasi bidang chip NAND di kedua negara tersebut makin terhambat.
Baca juga: