Upgradability
Saat bagian dalam dibuka, komponen-komponennya tersusun rapi. CPU dan GPU sudah terlindung masing-masing fan dan terhubung dengan dua heatpipe warna hitam yang terlihat simpel. Slot RAMnya ada dua dan sudah terpasang dengan dua keping 8 GB dari Samsung. Buat SSDnya ada dua slot. Satu sudah diisi SSD nvme kapasitas 512 GB dan satunya masih kosong. Jadi kamu masih bisa nambah satu SSD lagi biar storage-nya tambah besar.
Audio
Laptop ini punya speaker di sisi kiri dan kanan di bagian bawah yang memiliki output masing-masing 2 watt. Tapi suaranya mampu menyebar ke seluruh sisi. Jadi meski speaker sengaja kamu tutup, suara tetap cukup terdengar jelas dan tidak terlalu terhalang. Suara terdengar empuk dan kalem meski disetel pada volume maksimal.
Untuk suara lebih mantap, kamu bisa mengaturnya melalui aplikasi Nahimic. Disini ada pilihan untuk menaikkan level bass, treble, dan voice. Ada juga pilihan preset untuk aktivitas yang kamu lakukan, seperti mendengar musik, menonton film, memakai microphone, sampai buat main game. Pakai aplikasi ini sedikit ngaruh sih, apalagi kalau menggunakan headset bagus.
Suhu
Memang, sih, resiko desain tipis pada laptop gaming tuh gak jauh-jauh dari suhu. Soalnya kebanyakan ini memang jadi salah satu kendala laptop tipis. Meski Aero 15 Classic ini udah pake GPU RTX 2070 Max-Q Design yang sedikit lebih rendah suhunya dibanding Max-P design, tapi waktu kami coba stress test dengan AIDA64, throttling langsung terasa.
Untuk memastikannya, kami coba pengujian hingga 30 menit dan throttling lama-lama naik sampai di titik 33%. Test ini kami lakukan dengan mengaktifkan fitur pendingin di Control Center pada mode Gaming dan mode Deep Control. Yang agak aneh sih, airhole-nya kecil dan posisinya ada di dekat engsel layar. Belum lagi bagian bawah ada airhole untuk menarik udara, tapi jadi riskan sama debu. Dan saat stress test, bagian ini cukup panas saat dipegang.