Sejarah kemunculan keyboard di komputer modern dimulai ketika typewriter ditemukan oleh Christopher Latham Sholes pada 1868. Di tahun yang sama pula orang mencatat Sholes sebagai penemu yang mematenkan produk typewriter modern. Sejak itu, produk tersebut tidak bisa dilepaskan dari perkembangan komputer di zaman modern. Siapa yang bisa membayangkan laptop tanpa keyboard?
Mungkin sekarang kita bisa membayangkannya, lewat jantung sebuah event Computex 2018. Di event tersebut ada tawaran konsep PC dual-screen berbasis Windows 10. Meski konsep macam itu bukan yang pertama ditawarkan ke publik – Acer pernah melakukannya di tahun 2011 lewat Iconia 6120, namun konsep dual-screen yang ditawarkan lewat Computex 2018 membuka lebih banyak konsep dan ide-ide baru.
Adalah ASUS, Intel, dan Lenovo yang memperkenalkan konsep dual-screen, sebuah istilah yang pada dasarnya meniadakan keberadaan dan fungsi fisik keyboard pada laptop. Tetapi jangan diandaikan tidak ada keyboard di badan laptop nantinya. Hardware tersebut tetap ada, hanya saja tidak dalam bentuk fisik sebagaimana kita lihat sekarang di berbagai produk laptop.
ASUS
Windows Central menulis tentang keberadaan Project Precog milik ASUS, yang menawarkan perangkat laptop dengan dua layar penuh tanpa keyboard fisik. Perangkat tersebut seperti datang dari masa depan, dan tampaknya memang dipersiapkan untuk masa depan. Jangan buru-buru terkesan, sebab laptop yang ada di bawah naungan Project Precog kabarnya baru akan tersedia di pasar secepatnya pada tahun 2019.
Selain perangkat di bawah nama Project Precog, ASUS punya satu lagi gacoan dual-screen, yakni Zenbook Pro 15. Berbeda dengan saudara masa depannya itu, Zenbook Pro 15 hadir dengan layar kedua di bagian trackpad. Jadi ia tetap mempertahankan kehadiran keyboard fisik. Perangkat satu ini akan dirilis beberapa bulan ke depan.
Baca juga: ASUS Zenbook Pro 14 dan Pro 15 Dirilis di Computex
Lenovo
Lenovo memperkenalkan sekuel Yoga Book, yang rencananya dirilis tahun ini. Tidak banyak informasi yang bisa digali dari sekuel Yoga Book itu, namun sejumlah laporan menyebut bahwa perangkat itu akan menjalankan chipset paling mutakhir dari Intel. Lalu ada juga spekulasi yang mentebut bahwa setengah bagian laptop Yoga Book mungkin akan menggunakan e-Ink.
Intel
Hal menarik justru ditunjukkan Intel. Raksasa CPU satu ini justru tampil sebagai merk yang mendorong potensi maksimum dual-screen, melalui prototype perangkat yang disebut Tiger Rapids. Perangkat prototype ini tampilannya tidak seperti laptop; malah lebih mirip sebuah notebook dengan jilid kertas tipis – seperti yang biasa dibawa pelajar ke bangku sekolah.
Intel menyebutnya sebagai perangkat full PC yang tidak melupakan kebutuhan seseorang akan kertas dan pulpen. Sepesang LCD 7.9-inch ditautkan menjadi satu, di mana satu sisinya terdiri dari Electronic Paper Display (EPD). Perangkat ini membenamkan prosessor Intel Core 7th-gen yang berjalan di atas platform Windows 10.
Seorang pengguna bisa membuat catatan dari bagian layar sebelah kanan ke kiri, dan layar EPD akan beradaptasi dan bertansformasi menjadi keyboard digital, tergantung pada orientasi layarnya.
Masa Depan Laptop tanpa Keyboard
Ada sebuah formula yang diyakini berjalan di dunia laptop: produk baru dengan teknologi baru akan berganti setiap tiga atau empat tahun sekali. Meski teknologi dual-screen tidak akan dinikmati besok, namun ada kesempatan terbuka bagi kita untuk menikmati perangkat laptop yang bisa jadi tidak terlihat seperti sekarang. Tidak ada keyboard tidak masalah, meski itu baru bisa terjadi di masa depan.