Sebuah platform AI bernama Particle.news memulai beta test-nya secara tertutup minggu ini. Particle.news adalah sebuah platform yang dapat membantu penggunanya mendapatkan pengalaman membaca berita secara “multi-perspektif” dengan bantuan AI. Tidak hanya memberikan rangkuman berita secara cuma-cuma untuk penggunanya, tapi juga memberikan informasi tersebut secara adil dan tidak berat sebelah. Begitulah kira-kira klaim yang diberikan oleh startup yang dipimpin oleh mantan engineer Twitter ini.
Platform AI Ini Dapat Menjadi Solusi Membaca Berita dengan Cepat dan Objektif
Particle memang belum menjabarkan bagaimana model bisnis mereka kepada publik. Namun, perlu diketahui bahwa saat ini sedang ada kekhawatiran dalam industri media bahwa AI dapat merusak ekosistem berita yang geraknya sangat cepat. Berita yang dirangkum oleh AI dapat mengurangi jumlah klik ke situs web portal berita sehingga monetisasi juga akan sulit didapatkan melalui iklan.
Founder Particle yang juga adalah mantan engineer dan senior director di Twitter bersama co-foundernya Marcel Molina, mantan senior engineer di Twitter dan Tesla, menjelaskan di Threads bahwa mereka membuat platform tersebut untuk memudahkan orang mengikuti berita menggunakan AI. “Terkadang kita hanya punya waktu untuk membaca headline-headline berita saja. Banyak orang ingin tahu banyak berita yang bermunculan namun dengan cara yang lebih cepat,” ujar mereka di Threads.
Dengan menggunakan Particle, pengguna akan diberikan ringkasan singkat atas suatu berita dalam bentuk poin-poin yang diambil dari berbagai sumber berita. Lebih lanjut, ketika mengumumkan beta-test tertutup mereka disebutkan juga bahwa pengguna akan diberi opsi bagaimana preferensi mereka dalam membaca berita. Pengguna bisa memilih untuk membaca secara cepat saja atau bisa juga membaca beritanya secara lebih jauh.
Demonya Telah Tersedia dan Bisa Diakses Publik
Particle kini menyediakan demo di website mereka. Dapat dilihat di sana bahwa sumber-sumber berita yang digunakan sangat beragam dan meliputi berbagai spektrum politik. Termasuk di dalamnya media-media besar seperti The New York Times, CNBC, ABC, CNN, The Guardian, dan lain sebagainya. Sumber berita dari media luar negeri juga digunakan dalam berita yang relevan. Namun, pada setiap poin rangkuman tidak disematkan link menuju sumber berita yang dapat diakses langsung oleh pengguna untuk mengecek keakuratan rangkumannya.
Meski demikian, produk akhirnya kemungkinan besar akan berbeda. Apalagi platform AI tersebut baru memasuki tahap beta-test. Ke depannya mereka juga bermaksud untuk merilis Particle dalam bentuk aplikasi smartphone dengan mengajak senior engineer iOS.
Sejak industri AI berkembang, sebenarnya banyak pihak juga yang tertarik membuat platform AI dengan model seperti ini. Misalnya Artifact yang sekarang sudah tutup atau Bulletin. Bagaimanapun, yang menarik dari Particle adalah tim foundernya yang memiliki pengalaman di Twitter yang merupakan platform berita real-time. Mengenai pihak media yang merasa AI merebut ruang mereka dalam hal ini, bagaimanapun, juga perlu diperhatikan lebih lanjut.
Baca juga: