Sejak HTC membentuk divisi Mixed Reality dalam perusahaannya, kini kita tidak bisa menyebut perusahaan asal Taiwan tersebut sebagai perusahaan handphone lagi. Meskipun, HTC juga masih memproduksi handset kelas menengah untuk market Asia mereka. Dilaporkan dari Tech Crunch yang mengunjungi langsung booth HTC di Mobile World Congress 2024 bahwa Manajer Umum Vive Dan O’Brien mengakui bisnis mixed reality mereka mengambil porsi yang besar di dalam perusahaan.
Di MWC 2024, HTC Konfirmasi Mereka Memang Beralih Fokus
Dalam boothnya di MWC 2024, HTC memamerkan produk headset mereka Vive dengan diperagakan secara langsung oleh tim mereka. Siapapun yang melihat peragaan itu mungkin akan berpikir bahwa produknya dijual secara langsung untuk konsumen. Namun, sebenarnya penjualan produk-produk HTC banyak dilakukan pada perusahaan lain dibandingkan pada konsumen.
“Sebenarnya dulu kami 50/50, tapi sekarang akan mendekati 70% untuk penjualan pasar perusahaan.” Dan O’Brien mengakui adanya perpindahan tersebut. Ia juga menambahkan bahwa wacana untuk berpindah fokus ini ada sejak awal perilisan Vive. Pada tahun 2015, HTC mengirimkan 27 ribu headset mereka pada developer dalam upaya pembentukan ekosistem Vive. Sekitar 30% dari jumlah tersebut pada akhirnya berakhir di perusahaan pengembang tersebut. HTC sebenarnya visioner dalam hal ini, mendahului Magic Leap yang juga akhirnya berpindah fokus menjual produk mereka di pasar perusahaan.
Fokus awal HTC pada penjualan game sebagian muncul ketika pertama kali mereka bekerja sama dengan Valve. Saat itu tim Vive mulai mengerjakan prototipe produk augmented reality mereka. Perusahaan induk dari Steam tersebut juga memainkan peran penting dalam peralihan fokus HTC ke industri VR.
HTC Merasa Menjual Headset Mixed Reality Mereka ke Perusahaan Lebih Menjanjikan
Di sisi konsumen, sebenarnya game adalah sebuah fitur yang dapat menarik minat mereka untuk membeli. Namun, itu adalah hal yang sulit bagi HTC. Beberapa tahun ini nama HTC juga tidak muncul dalam percakapan para konsumen yang tertarik untuk membeli headset VR. Percakapan tersebut didominasi oleh Meta, kemudian Apple yang baru saja merilis Vision Pro mereka.
Melihat bisnis Meta yang semakin menurun, HTC sebagai perusahaan yang pendapatannya berasal dari headset VR menyadari kekurangan pasar konsumen sejak dini. Menjual headset untuk pasar perusahaan memang memerlukan banyak training. Beberapa perusahaan juga enggan untuk mengeluarkan biaya yang besar, namun beberapa perusahaan lainnya melihat hal tersebut sebagai investasi jangka panjang. Misalnya adalah perusahaan dirgantara dan perusahaan kesehatan. Untungnya, HTC telah memiliki izin FDA untuk dua headset mereka dan izin FAA untuk satu headset mereka.
Dalam beberapa tahun ke belakang, Vive telah berkembang dari headset yang berfokus hanya pada VR menjadi mixed reality. Teknologi yang mereka gunakan juga serupa dengan yang digunakan Apple pada Vision Pro mereka. Dan O’Brien mengatakan bahwa kombinasi teknologi ini adalah satu-satunya jalan bagi perusahaan mereka untuk terus maju. Ia juga mengatakan bahwa HTC juga sedang bereksplorasi untuk memasukkan generative AI ke dalam ekosistem headset mixed reality mereka.
Baca juga: