Meroketnya popularitas game Axie Infinity, membuat banyak orang mulai mengenal konsep game play to earn (P2E), yang sangat kuat hubungannya dengan teknologi NFT. Nah dari popularitas tersebut, muncul keingintahuan tentang apa itu game Web3?
Tentang Game Web3
Nah kita mulai dari tahun 1969, saat jaringan komputer pertama dikenalkan oleh ARPA / Advanced Research Project Agency Network. Dimana era internet dimulai dengan Web1, yaitu ketika internet masih bersifat satu arah.
Di era ini, pemilik situs bisa membuat dan mengunggah konten ke internet. Namun, para pengguna internet hanya bisa mengonsumsi konten tersebut tanpa bisa bisa berinteraksi dengannya. Era berikutnya adalah Web2. Di sini, para pengguna bisa membuat konten sendiri.
Tak hanya itu, pengguna lain juga bisa berinteraksi dengan konten yang orang lain buat. Sekarang, internet dianggap tengah memasuki era Web3. Di era ini para pengguna internet bisa memiliki konten digital yang mereka buat sendiri sekaligus memiliki wewenang penuh atas konten tersebut.
Pendapat Mengenai Web3
Menurut game analytics, Web3 juga fokus pada desentralisasi kepemilikan konten. Harapannya, konten yang dibuat dan diunggah oleh pengguna tak akan terikat pada satu platform saja. Sebagai contoh, saat ini kalau kalian beli film di Playstore, kalian hanya bisa nikmati konten itu di platform Google tersebut.
Nah dengan Web3, idealnya adalah tidak peduli di platform apa kamu beli konten. Kamu akan tetap bisa menontonnya di semua platform juga. Alexis Ohanian-Co founder Reddit mengatakan:
Saya, cukup beruntung, bisa menjadi bagian dari generasi Web2. berkat itu, Reddit hadir, sebuat situs yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan menikmati konten sesuai apa yang diinginkan pengguna.
Pengertian Web3 Gaming
Blockchain, NFT, dan teknologi Web3 lainnya bisa digunakan dalam berbagai kebutuhan industri. Sebagai contoh, NFT bisa digunakan oleh para seniman untuk mencari sumber income baru. Sekarang, sebagian developer game pun bahkan sudah mengimplementasikan teknologi Web3 kedalam game.
Hal ini juga yang memunculkan istilah Web3 gaming. Istilah Web3 gaming juga mencakup banyak hal. Mulai dari game NFT, game play to earn (P2E) dan lain lain. Pada dasarnya, definisi game Web3 adalah game yang menggunakan teknologi blockchain sebagai pondasi dari ekonomi dalam game.
Salah satu yang membedakan game Web3 dari game era Web2 adalah game Web3 biasanya menawarkan aset yang bisa “dimiliki dan diperjualbelikan” secara langsung oleh pengguna. Aset-aset tersebut, biasanya berbentuk NFT.
Hal Menarik dari Web3 Gaming
Kepemilikan atas aset dalam game itu, menjadi salah satu kelebihan dari game Web3. Upptic juga menyebut keuntungan lain yang didapat oleh pemain ketika mereka membeli NFT di game adalah ia bisa ditukar dengan real money. Model bisnis inilah yang jadi daya tarik bagi sejumlah gamers.
Istilah dimana ada gula, disitu ada semut, menurut kami cocok dengan apa yang terjadi saat ini. Karena ada gamers yang tertarik dengan game P2E. Sejumlah developer game pun menunjukkan ketertarikan untuk membuat game Web3 termasuk, developer game di Indonesia.
Meskipun begitu, Jack Dorsey yang mengatakan: “Web3 tak akan menjadi milik masyarakat, meskipun akarnya adalah sistem desentralisasi, tapi akan tetap dimiliki para pemodal kelas atas. Karena, keberadaan Web3 akan tetap tergantung pada “Insentif” yang diberikan pada pemodal awal.”
Upaya Menjajaki Web3 Gaming
Seiring dengan bertambahnya jumlah gamers, semakin banyak juga perusahaan di luar gaming yang tertarik untuk menjajaki industri gaming. Alasannya, karena mereka sadar akan bahwa game bisa digunakan untuk mendekatkan diri dengan konsumen muda, khususnya generasi Milenial dan Gen Z.
Dari keterlibatan Perusahaan ke industri game tersebut, secara tak langsung bisa mendorong tingkat interaksi konsumen di dunia nyata dalam penggunaan NFT. Namun, untuk itu, perusahaan harus bisa menyediakan koleksi NFT yang memang menyediakan fungsi khusus di dunia nyata.
Sebagai contoh, pemilik NFT akan bisa mendapatkan layanan atau produk tertentu, misal voucher indomaret kek atau apa kan. Karena sejauh ini, ketiadaan fungsi NFT di dunia nyata jadi salah satu masalah yang dihadapi oleh perusahaan yang mencoba untuk merilis NFT.
Harus kita akui, kemajuan teknologi digital ke arah NFT dan Blockchain ini juga menimbulkan beberapa dampak negatif yang cukup massif, bahkan bisa jadi merubah pola hidup manusia di Dunia. Tapi tentu waktu terus berjalan, teknologi harus terus dikembangkan untuk kemajuan umat manusia.
Baca juga: