ASUS VivoBook Pro 14X OLED yang kami uji kali ini emang keren. Panel layar OLED-nya mantap buat kalian yang cari layar dengan color gamut tinggi. Karena makin tinggi, maka makin bagus gambar karena makin mendekati warna aslinya.
Spek lainnya juga udah gak kalah keren. Udah pake Intel Core 11th gen dan GPU NVIDIA GeForce RTX 3000 series. Laptop ini sebenarnya ditujukan buat profesional atau content creator. Tapi kalo ngeliat speknya, gamer juga bisa pakai laptop ini. Khususnya buat game-game competitive.
Gak cuma itu, ASUS juga punya inovasi keren yang disebut dengan DialPad. Mau tau kayak apa? Tapi sebelumnya kita lihat dulu tabel spesifikasinya.
Spesifikasi
Desain & Dimensi
Secara umum desain luarnya standar aja. Polos dan ngotak. Tapiiii…khusus di bagian pinggirnya sedikit beda. Ada bagian yang timbul. Disitu ada tulisan Vivobook dan tulisan lainnya. Unit yang kami review punya warna silver, sedangkan pilihan warna lainnya adalah Comet Grey. Bodinya pake bahan alumunium dengan lapisan kesat. Untungnya lapisan ini gak gampang ninggalin sidik jari. Jadi gak gampang kotor.
Sebagai laptop thin and light, bobotnya cuma 1,45 kg dan ketebalannya 1,79 cm aja. Asik lah buat dibawa-bawa. Meski tipis, laptop ini punya hinge yang kokoh karena layar bisa dibuka pake satu tangan aja. Sementara bagian dalam akan terlihat tampilan keyboard punya warna beda. Keliatan gak biasa dan menurut kita jadinya keren. Untuk bezel layarnya punya lis warna hitam. Ukurannya gak tipis-tipis amat. Sementara untuk sirkulasi udara, gak ada airhole di sisi kiri dan kanan. Posisinya cuma ada diantara hinge yang memanjang. Dan seperti biasa, bagian bawah ada lubang intake.
Layar
Layar jadi bagian yang paling diunggulkan laptop ini. Dan seri ini jadi salah satu seri baru yang menggunakan layar berteknologi OLED. Layar OLED jelas lebih baik dibanding IPS. Layar OLED memiliki tingkat reproduksi warna yang sangat tinggi.
Ini kami buktikan saat dicek menggunakan SPYDER. Untuk color gamutnya punya 100% sRGB, 98% NTSC, 100% AdobeRGB, dan 99% DCI-P3. Udah gitu, layarnya juga telah dikalibrasi secara presisi dan mengantongi sertifikasi PANTONE Validated. Response time-nya juga cepet yaitu 0,2 ms, refresh rate 90Hz, dan memiliki contrast ratio hingga 1.000.000:1.
Dirancang khusus untuk para kreator, layarnya punya resolusi tinggi yaitu 2,8K atau 2880×1800 pixel dan mengusung aspect ratio 16:10. ASUS OLED bahkan mengantongi sertifikasi VESA HDR True Black yang artinya memiliki standar yang telah diakui secara global. Begitu juga dengan sertifikasi low-blue light dan anti-flicker dari TÜV Rheinland. Dengan spesisifikasi layar yang keren ini, bikin akurasi warna tinggi, tampilan tajam, dan terang. Ini yang bikin cocok buat para konten kreatif profesional.
Keyboard & Touchpad
Pertama kali liat keyboardnya kami langsung suka. Tombol-tombolnya dikasih tampilan beda. Tombol sisi kiri dan sisi kanan punya warna abu-abu gelap dan sisi tengahnya punya warna abu-abu lebih terang. Dan ASUS juga kasih warna merah buat tombol ESc. Warna-warna ini tidak punya arti khusus dan ASUS hanya memberikan estetika yang unik pada pewarnaan ini.
Keyboardnya minimalis tanpa ada numkey dan tombol macro. Punya backlit warna putih dengan dua tingkat kecerahan, namun terlihat pencahayaannya kurang solid. Jadi kayak kurang merata gitu cahayanya. Tapi kalau dalam kondisi gelap sih, tetap masih jelas keliatan. Dan untuk feel-nya, kami gak ada masalah dan asik-asik aja saat ditekan.
Oiya, tombol Powernya masih satu area sama tombol keyboard dan terasa agak beda. Jadi kalau tertekan, laptop gak akan langsung mati atau ke mode sleep. Gak cuma itu, ternyata tombol Power ini juga punya fungsi sebagai sensor fingerprint. Saat kami coba, sensornya bekerja cukup baik dan responnya cepat.
Untuk touchpadnya, disini ASUS kasih sesuatu yang beda. Kalau sebelumnya touchpad ASUS punya fitur NumberPad. Itu lho, yang bisa nampilin numpad secara digital di touchpad. Kini ASUS kasih fitur baru yang diberi nama DialPad.
Untuk memunculkan fitur ini, kalian tinggal tekan ikon kecil di pojok kanan atas touchpad, dan swipe ke arah kiri. Saat aktif, DialPad akan punya backlit bulat yang bisa kalian operasikan dengan menggesernya. Fungsinya bisa untuk ngatur tingkat brightness layar dan volume. Tapi gak cuma itu, pas kalian jalanin software adobe, DialPad ini bisa buat ngatur fungsi atau pilihan menu. Unik banget.
Sementara bentuk fisik touchnya sendiri terbilang standar, gak ada tombol fisik klik kiri dan kanan. Untuk feelnya cukup nyaman gak ada problem sama sekali, tapi akan lebih baik jika ada tombol fisik untuk klik kiri dan kanan. Touchpad pada laptop ini juga sudah support multi-gesture sampai empat jari.
Konektivitas dan Webcam
Kami suka konektivitasnya yang lengkap. Hampir semuanya ada, malah USB type-C nya udah supoort Thunderbolt 4. Dan ada juga slot microSD card reader buat gampang mindahin foto dari kamera digital. Cuma untuk port ethernet absen. Mungkin ASUS ngerasa saat ini port tersebut udah jarang yang pake dan orang lebih seneng pake WiFi aja. Sementara konektivitas wirelessnya menggunakan Intel Wi-Fi 6 untuk konektivitas nirkabel terbaik yang responsif. Dan gak ketinggalan juga ada Bluetooth 5.2.
Untuk urusan webcam, speknya standar, punya resolusi 720p aja. Gitu juga dengan kemampuannya. Gak ada yang istimewa. Dan kalau dipakai di ruang yang kurang terang, maka noisenya akan keliatan banget. Untuk itu pastikan webcam digunakan pada ruang yang terang agar noise makin sedikit. Namun yang beda, ASUS kasih pelindung berupa switch untuk mematikan webcam secara manual supaya privasi lebih terjaga.
Audio
Speaker down firing di bagian bawah sisi kiri dan kanannya memiliki suara yang cukup kencang. Untuk kualitas audio-nya, suara treble terasa lebih dominan. Untuk bassnya terasa cukup meski kurang nendang.
ASUS juga menambahkan software DTS Audio Processing untuk meningkatkan kualitas suaranya. Saat diaktifkan memang cukup terasa perbedaannya, terasa lebih wide. Didalamnya sudah terdapat mode preset yang terdiri dari music, movies, game, custom audio dan graphic EQ. Jadi gak cuma asik buat main game aja, tapi juga pas denger musik atau nonton film.
Storage & Upgradability
Laptop ini punya storage SSD M.2 NVMe dengan kapasitas 512 GB. Kecepatan bacanya kenceng, diatas 3000-an MB/s. Sayangnya kecepatan tulis tidak sekencang bacanya, ada di kisaran 1600-an MB/s. Tapi tenang, ini masih tergolong kencang lah. Untuk kapasitas 512 GB sudah cukup untuk menampung data standar.
Kalo ngerasa kurang, kalian terpaksa ganti SSD tadi dengan kapasitas lebih besar karena tidak ada lagi slot kosong untuk itu. Gitu juga sama RAM-nya, ASUS gak kasih opsi upgrade. RAM 16 GBnya emang udah dual channel, tapi disolder dan gak ada slot kosong yang tersedia.
Baterai
Laptop ini punya baterai dengan kapasitas 63Wh. Untuk spesifikasi yang digunakan, ternyata daya tahannya cukup bagus. Apalagi digunakan prosesor Intel seri H dan GPU RTX 3000 series yang konsumsi dayanya lebih tinggi dibanding prosesor seri U dan GPU GeForce seri MX. Pengujian kami seperti biasa menggunakan skenario PCMark 10 Modern Office Battery test dengan konfigurasi mode silent, wifi on, brightness 50% dan backlit off. Laptop ini bisa tahan sampai 8 jam 31 menit. Dan untuk mengisi daya, ASUS menggunakan adaptor 120 watt dengan ukuran yang tidak terlalu besar.
Performance & Temperature
Meski menyasar produktivitas, laptop ini pake GPU RTX 3050 yang juga biasa digunakan untuk gaming entry level. Makanya ASUS kasih sedikit pembeda karena GPU-nya mendukung GeForce RTX Studio Driver. Bedanya dengan versi biasa adalah versi GeForce RTX Studio Driver dioptimalisasi untuk software kreatif seperti photo dan video editor. Jadi performa untuk mengedit-edit foto atau video jadi lebih lancar dan kencang.
Kami membuktikannya dengan membandingkan pengujian adobe photoshop dan after effect dengan HP Pavilion Gaming 15 yang kami uji sebelumnya dengan spek sama. Hasilnya memang kelihatan kalau skor GPU dengan GeForce RTX Studio Driver lebih tinggi, meski beberapa memang tidak terlalu jauh perbedaannya.
Gitu juga sama skor buat aplikasi kelas berat buat rendering kayak 3dMax, catia, dan Maya, yang punya skor lebih tinggi. Untuk lebih jelasnya, bisa kalian liat di chart berikut ini.
Dan karena punya spek yang bisa buat gaming, gak ketinggalan kita juga ngetest game-game yang biasa kita jalanin. Buat game-game competitive yang agak ringan kayak CS:GO, Dota2, sama Valorant, skornya jelas mantap. Rata-rata dapetlah diatas 100 fps. Terus, buat game-game AAA yang agak berat, kami coba atur ke pilihan detail High, kayaknya Far Cry 5 dan Shadow of The Tomb Raider. Skornya dapet di kisaran 50 sampai 60 fps. Cukup bagus lah untuk RTX 3050.
Performa kencang tadi juga diimbangi sama suhu yang bisa dibilang cukup adem. Suhu tertinggi saat full load hanya mencapai 75 derajat dan rata-ratanya ada di angka 66 derajat. Ini kami lihat ketika menjalankan Cinebench R23 sebanyak 10x secara berturut-turut. Hasil skornya tidak terjadi penurunan yang signifikan dan hanya berbeda sedikit. Skor tertinggi dari 10x tersebut ada di angka 6561 dan paling rendah ada di 6433. Tidak berbeda jauh kan. Untuk lebih jelasnya kalian bisa lihat di grafik berikut ini. Keliatan bahwa skor tidak terjadi banyak perubahan. Skor ini juga membuktikan bahwa saat kondisi full load CPU-nya tidak terjadi thermal throttling.
Kesimpulan
Pekerja kreatif akan suka dengan laptop ini. Spesifikasi layarnya mendukung banget dengan tampilan khas OLED yang lebih baik dibanding IPS. Tampilan tajam. Dan punya akurasi warna tinggi. Resolusinya juga gak cuma 2K tapi 2,8K alias 2880 x 1800 pixel.
Dan buat yang suka pake software keluaran Adobe, kalian bisa pake Dialpad yang merupakan inovasi ASUS dan belum pernah ada di laptop lain. Meski butuh pembiasaan, tapi fitur unik ini emang bikin ASUS beda. Keren dah pokoknya.
Performanya juga kencang karena udah pake Intel Core Generasi ke-11. Gak cuma buat konten kreasi, tapi juga nge-game. RTX 3000 series kelas entry level ini bisa buat mainin game AAA sampe pilihan detail Medium.
Yang makin menarik, ASUS nawarin laptop ini dengan harga terjangkau. ASUS VivoBook Pro 14X OLED dibanderol dengan harga Rp16.799.000 untuk versi yang kami uji yaitu Intel Core i5-11300H. Tapi kalau kalian ingin yang lebih powerful, hadir pula versi Intel Core i7-11370H dengan SSD 1 TB yang dibanderol dengan harga Rp19.799.000.
Gak ketinggalan, ASUS juga kasih OHS atau Office Home and Student 2019 yang udah terpasang dan kalian tinggal langsung aktivasi. Gratis, bisa dipake seumur hidup.