Beberapa hari lalu, heboh sekali berita tentang kebocoran data yang dialami Facebook. Seperti yang kita tau, Facebook terlah menjadi raksasa sosial media yang memiliki pengguna sebanyak 2,7 miliar. Belakangan ini berhembus kabar kalau Facebook mengalami kebocoran data setidaknya 500 juta pengguna saat ini.
Kebocoran data meliputi nama, nomor ID Facebook, email dan nomor telepon. Sebenarnya bukan hanya ini Facebook mengalami kebocoran data. Pada tahun 2019 Facebook juga pernah mengalami kebocoran data sebanyak 500 juta data komentar, like dan reaksi yang diambil oleh aplikasi pihak ketiga. Bahkan pada tahun 2018 Facebook pernah terlibat kasus pembagian data dengan Cambridge Analytica.
Banyak sosial media atau aplikasi yang mengalami kebocoran data termasuk aplikasi lokal. Contohnya Tokopedia, pada bulan April 2020 sebanyak 91 juta data pengguna bocor dan dijual di pasar gelap. Sebelumnya data akun Tokopedia dijual dengan harga 5000 SGD atau sekitar Rp 700 Juta meskipun pada akhirnya data ini disebar secara gratis.
Kebocoran data ini sepertinya menjadi momok menakutkan bagi sebagian orang. Karena data tersebut dapat di salah gunakan oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Data yang dibocorkan dapat diperjual belikan hingga suatu saat dapat dipakai untuk membuat akun palsu atau untuk melakukan phising untuk mengambil alih akun secara keseluruhan.
Pertanyaannya, bagaimana kita tau kalau akun kita bocor ke public? Ada cara untuk tau akan hal itu. Seorang bernama Troy Hunt membuat sebuah website bernama haveibeenpwned.com. Website ini memungkinkan pengguna mengetahui apakah email atau nomor telfon yang digunakan pernah termasuk dalam kasus kebocoran data.
Cara menggunakannya sangat mudah, kalian hanya perlu memasukkan alamat email atau nomor telepon yang ingin di periksa kerahasiannya. Setelah itu akan muncul notifikasi apakah data tersebut pernah terlibat dalam kebocoran data atau tidak.
Apabila keluar warna hijau dengan tulisan “Good news — no pwnage found!”, Selamat! Data yang anda masukkan tidak pernah ada dalam kebocoran data. Tetapi apabila muncul warna merah dengan tulisan “Oh no — pwned!” Kalian perlu waspada karena data yang kalian masukkan telah ada dalam kebocoran data.
Bukan hanya itu, website ini menyebutkan juga dimana kebocoran data pada akun anda terjadi. Dari sana anda bisa mengamankan akun anda dengan mengganti password atau menonaktifkannya. Website ini juga dapat menampilkan konten apa saja yang bocor dari akun anda.
Sebenarnya, kalau kita sudah menempatkan data pada sebuah website atau perusahaan tidak banyak yang dapat kita lakukan untuk mengamankan data tersebut selain membuat password yang kuat dan mengaktifkan autentikasi 2 faktor. Karena pada akhirnya kita akan bergantung pada keamaan dari website atau perusahaan itu sendiri.
Tetap aman dalam berinternet, tetap jaga privasi dan kenyamanan diri sendir dan tidak mudah tergoda dengan link yang tidak jelas asal usulnya.