Beberapa bulan lalu, kami sudah pernah mereview ASUS ZenBook 13 UX334FLC yang touchpad-nya bisa jadi screenpad dengan CPU Intel Comet Lake.
Pada kesempatan kali ini, Pemmzchannel kedatangan yang versi 14 Inci yaitu ASUS ZenBook 14 UX435EG yang touchpad-nya juga bisa jadi screenpad, tetapi CPU yang digunakan adalah Intel Tiger Lake U dengan GPU NVIDIA GeForce MX450. Mau tau kemampuannya seperti apa? Langsung saja kita bahas, Check it out!!!
Spesifikasi
Desain
Notebook ini memiliki desain yang terkesan mewah dan elegan, dengan warna abu tua “Pine Grey” pada seluruh bagian chassis-nya. Selain itu, hampir seluruh material yang digunakan pada chassis ini terbuat dari bahan metal, sehingga terkesan kokoh.
Cover LCD pada laptop ini terdapat logo reflektif ASUS yang dikelilingi pola melingkar. Sayangnya kesan mewahnya bisa rusak akibat bekas sidik jari yang bisa menempel di cover LCD ini. Hinge-nya bisa dibuka dengan satu tangan, serta sudah menggunakan konsep ergolift sehingga udara intake bisa lebih terserap.
Bezelnya terdapat webcam & microphone saja. Ukuran semua sisi bezel-nya pun sudah sangat tipis. Karena layar yang ada pada notebook ini merupakan layar touchscreen, jadi wajar kalau layarnya dilindungi oleh lapisan kaca.
Bagian palm-rest terdapat tulisan ASUS ZenBook pada bagian tengah atas keyboard dan tulisan Harman/Kardon di bagian kanan bawah keyboard. Lampu indikator terdapat di samping kanan palm-rest. Lubang exhaust terdapat di bagian depan kanan palm-rest yang mengarah ke layar. Bagian bottom case terdapat dua lubang speaker, dan 1 lubang intake.
Dimensi
Notebook ini memiliki Panjang 31,9 cm; Lebar 19,9 cm; Ketebalan 1,79 cm. Berat notebook-nya ada di kisaran 1,3 kg tanpa adapter dan sekitar 1,6 kg dengan adapter. Selain itu ukuran adapter-nya juga compact, dan mampu memberikan daya hingga 65 Watt. Jadi dengan bobot seperti ini maka notebook ini sangat portable dan cocok untuk dibawa-bawa tanpa membuat punggung terasa pegal.
Layar
Layar pada notebook ini berukuran 14 inci, dengan aspek rasio standar 16:9, beresolusi 1920 x 1080 pixel dan memiliki refresh rate 60 Hz. Panel yang digunakan adalah IPS-Level buatan AUO dengan seri B140HAN03.2 berdasarkan informasi dari HWiNFO64. Sayangnya permukaan layarnya glossy, jadi kalau digunakan di tempat yang terang, pantulan cahaya atau bayangan akan terlihat. Tapi untungnya, layarnya sudah touchscreen dan dilindungi oleh lapisan kaca.
Color gamut pada layar ini mendapatkan hasil 94% sRGB, 66% NTSC, dan 71% Adobe RGB setelah di kalibrasi. Color gamut-nya cukup tinggi, jadi kalau kalian seorang content creator, maka layar ini sudah cukup untuk kalian gunakan, apalagi touchpadnya juga bisa jadi screenpad.
Keyboard
Keyboard yang ada pada notebook ini memiliki jarak antar tombol yang cukup renggang dengan travel key yang dalam. Sayangnya penekanannya terasa empuk atau linear, sehingga mengetik menggunakan keyboard ini perlu sedikit adaptasi terlebih dahulu, karena kami sering typo saat pertama kali menggunakannya.
Keyboard ini memiliki backlight berwarna putih dengan 3 tingkat kecerahan. Selain itu terdapat juga indikator di function key, indikator caps lock, dan indikator tombol power.
Tombol power-nya menyatu dengan keyboard, jadi kalian harus sedikit hari-hati saat mencoba menekan tombol delete atau home, karena ASUS tidak memberikan fitur untuk mencegah notebook ter-sleep jika tombol powernya tidak sengaja tertekan. Tapi jangan takut karena kalian bisa mengaturnya pada Windows Control Panel
Touchpad
Touchpad yang ada pada notebook ini memiliki ukuran yang sangat lebar dengan permukaan yang cukup licin tanpa adanya dedicated button. Karena touchpad-nya yang lebar jadi posisi touchpad-nya terlihat lebih ke kanan dibandingkan notebook lain. Feel menggunakan touchpad-nya dapat kami katakan cukup enak. Apa lagi touchpad ini juga sudah mendukung Windows Precision Driver, jadi bisa digunakan sampai 4 jari & memiliki pengaturan untuk mematikan fungsi touchpad saat mouse terpasang.
Sama seperti ASUS ZenBook 13 UX334FLC yang pernah kami review, touchpad-nya juga bisa menjadi screenpad. Untuk mengaktifkannya, cukup tekan tombol F6 atau Function + F6 pada keyboard. Screenpad ini bisa menjadi layar kedua atau bisa juga menjadi shortcut untuk membuka aplikasi lain.
Jadi bagi kalian yang sering melakukan multi-tasking, kalian tidak perlu lagi menggunakan monitor kedua, karena screenpad ini benar-benar bisa membantu, dengan catatan kalian juga harus menggunakan mouse saat menggunakan screenpad ini.
Webcam & Microphone
ASUS menempatkan webcam & microphone pada bezel atas. Webcam-nya dapat merekam video dengan aspek rasio maksimum 16:9 beresolusi 720p dengan frame rate 30 FPS. Terdapat fitur Pro mode untuk mengatur tingkat brightness dan white balance secara manual. Microphone-nya memiliki fitur noise cancellation yang bisa dinyalakan via software MyASUS.
Hasil dari webcam-nya tidak ada yang spesial, di pencahayaan yang cukup gambar juga masih terdapat noise. Lalu hasil dari microphone-nya disini agak unik. Saat fitur noise cancellation dimatikan, nada suaranya terdengar tinggi dan noise terdengar, sedangkan saat fitur noise cancellation di nyalakan, suara noise memang tidak terdengar, tetapi nada suara yang dihasilkan menjadi lebih mendem.
Jadi kalau untuk video call ataupun voice call maka webcam & microphone ini masih bisa diandalkan, ditambah webcam ini sudah mendukung fitur Windows Hello, sehingga kalian bisa membuka lock screen dengan face unlock.
Battery
ASUS memberikan baterai berkapasitas 63 Wh (Watt Hour) pada notebook ini. Karena kapasitas baterainya lumayan besar, maka dugaan kami notebook ini bisa bertahan lebih dari 8 jam, apalagi CPU yang digunakan juga termasuk low power.
Ternyata benar, notebook ini mampu bertahan hingga 9 jam 29 menit setelah dilakukan pengujian menggunakan software PCMark 10 Modern Office. Hasilnya memang bukan yang paling terbaik, tetapi setidaknya untuk penggunaan office, browsing dan video call, daya tahan battery seperti ini sudah lebih dari cukup.
Perlu di ingat juga bahwa pengujian ini kami lakukan dengan mode power saving menyala, WiFi dinyalakan, brightness LCD diatur ke tingkat 50%, serta screenpad dimatikan. Jadi kalau brightness-nya diturunkan lagi, maka daya tahan baterainya akan lebih lama.
I/O Port
I/O Port yang ada pada notebook ini sudah cukup lengkap.
Di sisi kiri terdapat:
- Satu Port HDMI 2.0,
- dan dua Port USB Type C Thunderbolt 4 (up to 40 Gbps) yang bisa juga digunakan sebagai power delivery charging.
Sedangkan di sisi kanan terdapat:
- Satu Port USB 3.2 Gen 1 Type-A (up to 5 Gbps),
- Satu Combo Audio Jack,
- dan satu Micro SD Card Reader,
Dengan I/O Port selengkap ini, untuk kegiatan content creation kami rasa sudah cukup. Apalagi dengan adanya dua Port USB Type C Thunderbolt 4, kalian bisa menggunakan external GPU untuk mendapatkan render time yang lebih cepat.
Storage
Storage yang terdapat pada notebook ini diberikan SSD berkapasitas 1TB. SSD yang digunakan adalah PCIe NVMe 3.0 x4 dari SAMSUNG. Untuk mengetahui seberapa kencang proses read & write pada SSD ini kami menggunakan software AS SSD Benchmark & CrystalDiskMark. Berikut adalah hasil pengujiannya:
SSD yang ASUS berikan, memiliki kecepatan yang lumayan kencang. Bahkan, kecepatannya kurang lebih mirip seperti SSD SAMSUNG yang ada pada Lenovo Yoga Slim 7i Carbon yang pernah kami review.
Upgradability
Seperti kebanyakan notebook tipis & ringan, upgradability pada notebook ini benar-benar terbatas. ASUS hanya memberikan satu slot M.2 SSD saja yang sudah terisi oleh SSD NVMe 1TB, sedangkan untuk slot lainnya sudah on-board termasuk WiFi card-nya. Networking WiFi yang digunakan adalah Intel Wi-Fi 6 AX201 160MHz. RAM yang digunakan adalah LPDDR4X.
Untuk sebagian orang spesifikasi seperti ini sudah lebih dari cukup. Tetapi kalau kalian masih mau melakukan upgrade, paling-paling yang bisa kalian ganti adalah M.2 SSD-nya saja.
Audio
Dua speaker down firing pada notebook ini memiliki suara yang sangat enak di dengar. ASUS menggunakan software “DTS Audio Processing” untuk meningkatkan kualitas suara-nya. Di software ini terdapat preset Music, Movies, Games, dan Custom Audio. Lalu kalian juga bisa mengatur equalizer-nya secara manual pada pilihan Graphic EQ.
Kami benar-benar suka dengan suara yang dihasilkan-nya, bass terdengar sangat nendang dan suara yang dihasilkan juga jernih sekali saat software dinyalakan. Tapi saat software dimatikan, suaranya agak berantakan dan kasar untuk didengar, oleh karena itu kami sarankan untuk menyalakan software-nya saja.
Software
ASUS memberikan software utility My ASUS sama seperti notebook Asus lainnya. Didalamnya berisi berbagai macam fitur seperti: Battery Health Charging, Fan Profile, Splendid, Function Key Lock, WiFi SmartConnect, dan TaskFirst. Hanya saja, di software ini terdapat fitur tambahan seperti:
- ClearVoice Mic yang berfungsi sebagai noise cancellation saat menggunakan Mic.
- ClearVoice Speaker yang berfungsi untuk memfilter output suara speaker.
Selain itu, di software My ASUS kalian juga bisa mengecek informasi hardware, mengecek software update, dan melakukan system diagnosis.
Suhu
ASUS menggunakan satu fan yang berukuran besar dengan satu heatpipe yang desain-nya menyatu untuk CPU & GPU. Untuk mengetahui seberapa tinggi suhu yang dihasilkan oleh notebook ini, kami melakukan pengujian menggunakan software AIDA64 Extreme untuk CPU dan software GPU-Z untuk GPU, dengan durasi sekitar 15 menit lebih dan kondisi ruangan ber-AC dengan suhu 24°C. Berikut adalah hasilnya:
Suhu tertinggi CPU ada di angka 91°C dengan clock tertinggi mencapai 4,7 Ghz yang dimana ini merupakan kecepatan boost clock. Rata-rata suhunya ada di angka 86°C dengan rata-rata clock mencapai 4,1 Ghz untuk keempat core-nya.
Suhu tertinggi GPU ada di angka 66°C dengan clock tertinggi mencapai 1515 Mhz. Rata-rata suhunya ada di angka 64°C dengan rata-rata core clock yang sama dengan clock tertingginya, yaitu di 1515 Mhz juga.
Kami cuma bisa bilang “WOW ASUS You Guys Really Did a Great Job” karena suhu tertinggi pada CPU & GPU-nya tidak tinggi-tinggi banget, dan hebatnya lagi adalah, thermal throttling jarang sekali terjadi meskipun hanya dibekali 1 fan dan 1 heatpipe. Oh iya, hal yang perlu kalian ketahui juga adalah, kami melakukan pengujian tersebut dengan power mode performance.
Performa
Unit review yang kami dapatkan berspesifikasi Intel Core i7-1165G7, 16GB LPDDR4X-4266 MHz, dan NVIDIA GeForce MX450 dengan VRAM 2GB GDDR6. Lalu bagaimana performa dari notebook ini?
Untuk mengetahui-nya, kami menggunakan dua skenario, yang pertama dengan pengujian software synthesis dan yang kedua dengan pengujian beberapa game eSport & game AAA. Semua pengujian, dilakukan dengan power mode performance. Berikut Hasil pengujiannya:
Dari hasil pengujian menggunakan Cinebench R15, Intel Core i7-1165G7 mampu menghasilkan skor 210 CB single core dan 859 CB multi core. Disini hasilnya skor yang kami dapatkan menjadi yang paling rendah jika dibandingkan dengan semua Intel Core i7-1165G7 yang pernah kami uji.
Kemudian lanjut ke pengujian Blender BMW, notebook ini mampu menyelesaikan render 3D-nya selama 7 Menit 43 Detik untuk CPU, 8 Menit 50 Detik untuk iGPU, dan 6 menit 18 detik untuk Nvidia GPU. Render time CPU-nya menjadi nomor dua yang tercepat jika dibandingkan dengan semua CPU Intel Core i7-1165G7 yang pernah kami uji.
Lalu di pengujian software PCMark 8 Adobe Photoshop Heavy dan Adobe After Effects CC Kami mendapatkan waktu render 1,34 detik untuk Adobe Photoshop Heavy & sekitar 1 menit 6 detik untuk Adobe After Effect CC. Disini perbedaannya kurang lebih mirip-mirip dengan semua Intel Core i7-1165G7 pernah yang kami uji.
Jadi kalau dipakai untuk kegiatan content creation yang ringan-ringan, notebook ini sudah cukup mumpuni.
Lalu bagaimana dengan performa gaming-nya?
Pada Game eSport resolusi 1080p kami mendapatkan 70 FPS lewat pada semua game yang kami uji, bahkan frame rate minimum-nya juga cukup mengesankan karena mencapai 50 FPS keatas.
Resolusi 1080p game AAA mendapatkan frame rate 29 FPS lewat untuk semua game yang kami uji, bahkan termasuk Assassin’s Creed Odyssey yang merupakan game paling berat yang ada di pengujian kami. Kalau kalian turunkan resolusinya ke 720p, maka 35 FPS keatas juga bisa kalian capai, ini juga termasuk game Assassin’s Creed Odyssey.
Jadi kalau kalian sedang punya waktu senggang, dan mau bermain game, maka notebook sangat bisa diandalkan, ya meskipun mainnya di setting rata kiri.
Kesimpulan
Karena ASUS ZenBook 14 UX435EG yang kami pegang merupakan unit sampel dan belum masuk ke pasar indonesia, jadi kami belum tau berapa harga dari notebook ini dan nantinya akan mendapatkan bonus-bonus apa saja. Tetapi kalau misalkan unit yang kami review dibandrol dengan harga dibawah 22 Juta, maka notebook ini bisa jadi salah satu pilihan para content creator, apalagi kelebihannya cukup banyak seperti:
- Desainnya yang mewah,
- Bobotnya ringan,
- Touchpad-nya bisa jadi screenpad,
- Webcam-nya mendukung Windows Hello
- Daya tahan baterai-nya lumayan lama,
- I/O Port-nya cukup lengkap apalagi sudah dilengkapi dengan dua USB Thunderbolt 4,
- Kecepatan SSD yang kencang,
- Kualitas Audio yang sangat mantap,
- Software yang memiliki banyak fitur,
- Suhu Full Load yang normal,
- dan Performa yang kencang untuk kegiatan gaming ataupun rendering di kelasnya
Sedangkan untuk kekurangannya seperti:
- Color gamutnya tidak setinggi dengan apa yang ASUS claim walaupun termasuk tinggi,
- Feel mengetik di keyboardnya kurang enak,
- dan Upgradability yang sangat-sangat terbatas.
Kalau saja color gamut warnanya mampu menandingi layar yang ada pada HP Spectre x360 Convertible 14-EA0030TU, mungkin notebook ini bisa kami katakan sebagai notebook yang sempurna.
Nah itu dia review ASUS ZenBook 14 UX435EG. Jadi gimana? Tertarik gak sama notebook yang hampir sempurna ini? Komen langsung di bawah ya