Inovasi teknologi terus bergerak cepat, tapi langkah terbaru Samsung dalam pengembangan memori flash benar-benar mencuri perhatian dunia. Perusahaan teknologi asal Korea Selatan ini memperkenalkan NAND flash berbasis transistor ferroelektrik yang diklaim mampu memangkas konsumsi daya hingga 96%. Angka sebesar ini bukan sekadar peningkatan kecil, melainkan lompatan besar yang bisa mengubah cara perangkat digital bekerja di masa depan, mulai dari smartphone hingga pusat data AI.
Teknologi mutakhir ini pertama kali dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature, hasil penelitian panjang yang melibatkan lebih dari 30 peneliti dari berbagai institusi. Lewat inovasi ini, Samsung ingin menjawab salah satu tantangan terbesar dunia digital: bagaimana menghadirkan media penyimpanan yang cepat, besar, namun tetap hemat energi.
Mengapa Transistor Ferroelektrik Jadi Game Changer?
Selama ini, konsumsi daya menjadi “penyakit” lama pada memori NAND flash konvensional. Struktur 3D NAND yang memiliki banyak lapisan membuat arus listrik tetap mengalir meskipun transistor seharusnya dalam kondisi mati. Kebocoran arus ini tidak hanya memakan daya, tetapi juga menimbulkan panas berlebih, membuat chip lebih cepat aus serta membatasi perkembangan kapasitas memori.

Di sinilah teknologi ferroelektrik mengambil peran penting. Material ferroelektrik memiliki kemampuan unik: ia dapat menahan arus dengan sangat efektif ketika tegangan berada di bawah batas tertentu. Artinya, tidak ada lagi kebocoran arus diam-diam yang selama ini menjadi biang kerok pemborosan energi.
Hasil pengujian laboratorium Samsung menunjukkan konsumsi daya dapat turun hingga 96% saat perangkat melakukan proses baca maupun tulis data. Ini bukan sekadar efisiensi, melainkan solusi konkret terhadap masalah yang selama bertahun-tahun sulit dipecahkan oleh industri semikonduktor.
Dampaknya Memori Flash ke Smartphone dan AI
Jika diterapkan pada smartphone, teknologi ini bisa memberikan pengalaman penggunaan yang benar-benar berbeda. Bayangkan ponsel yang baterainya jauh lebih hemat tanpa harus mengorbankan kinerja. Dengan arus bocor yang hampir nol, baterai tidak lagi terkuras oleh proses latar belakang yang tak kita sadari. Suhu perangkat juga lebih stabil, membuat smartphone lebih awet dan memungkinkan produsen mendesain perangkat dengan komponen tambahan seperti kamera berukuran lebih besar.

Untuk pusat data AI yang bekerja 24 jam tanpa henti, dampaknya jauh lebih masif. Penghematan energi yang besar berarti biaya operasional yang jauh lebih hemat. Jika diterapkan secara global, potensi penghematan bisa mencapai miliaran dolar setiap tahun. Selain itu, konsumsi energi yang lebih rendah berarti penurunan emisi karbon, membantu industri teknologi bergerak menuju target netralitas karbon.
Meskipun teknologi ini masih menghadapi tantangan produksi massal, Samsung memperkirakan implementasinya bisa mulai terlihat dalam 2 hingga 3 tahun mendatang. Jika terealisasi, kita mungkin akan menyaksikan salah satu perubahan paling signifikan dalam evolusi smartphone modern.
Baca juga:
- Samsung Kabarnya Siapkan Galaxy A77 dengan Spek ‘Pembunuh Flagship’!
- Penampakan Nubia Fold & Flip 3: Pesaing Samsung Z Fold 7 Siap Menggila!
- 3 Pilihan Samsung A Series Yang Turun Harga Gila-Gilaan, Cek Daftarnya!
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.



















