HP telah melakukan riset komprehensif mengenai pemberontakan dan penolakan yang dilakukan oleh para pekerja terhadap IT tim dalam perusahaannya terkait keamanan cyber security selama sistem kerja hybrid di masa pandemi Covid-19 ini. Riset ini menekankan Langkah yang harus diambil oleh para pemimpin perusahaan dalam meningkatkan keamanan data selama pelaksanaan sistem kerja online.
Laporan ini dibuat dengan menggabungkan data dari dua survei. Salah satu data diambil dari survei yang dilakukan oleh YouGov online dengan partisipasi 8,443 orang karyawan yang bekerja secara online selama pandemi Covid-19, serta 1,100 IT Decision Makers di seluruh dunia yang diadakan oleh Toluna.
Selama pandemi berjalan, perusahaan di seluruh dunia mengharuskan karyawannya untuk bekerja dari rumah dengan sistem online, membuat seluruh tim IT dari perusahaan bekerja keras untuk memperketat keamanan data perusahaan. Namun dengan adanya peraturan keamanan yang ketat tersebut membuat proses kerja karyawan menjadi terhambat.
Berdasarkan riset ini, kebanyakan pekerja tidak memberikan respon baik terhadap upaya peningkatan keamanan yang dilakukan oleh perusahaannya, bahkan banyak yang menolak.
Dari hasilnya, terlihat bahwa para karyawan cenderung merasa terganggu dengan adanya keamanan ketat dalam data pekerjaannya. Sebanyak 48% karyawan menganggap bahwa keamanan tersebut menghabiskan banyak waktu dan mengganggu deadline yang telah ditetapkan.
Sebanyak 54% dari karyawan yang berusia 18-24 tahun cenderung lebih mengkhawatirkan deadline yang telah ditetapkan dibandingkan keamanan data, dan 39% diantaranya tidak mengetahui keamanan seperti apa yang digunakan oleh perusahaannya dan bahkan tidak mengetahui apakah perusahannya memiliki keamanan tersebut. Hasil ini menandakan kurangnya kepedulian karyawan muda terhadap keamanan data perusahaan.
Dengan adanya respon tersebut, 83% tim IT percaya bahwa sistem kerja WFH akan menjadi ticking time bomb terhadap keamanan data perusahaan. Menanggapi hasil riset ini, HP percaya bahwa para karyawan seharusnya lebih memperhatikan keamanan data.
Namun pada saat yang sama, sistem keamanan juga perlu menyesuaikan dengan kebiasaan dan cara kerja karyawan perusahaan sehingga tidak mengganggu proses kerja. Sebanyak 37% karyawan menyatakan bahwa kebijakan keamanan dan teknologi terlalu membatasi pergerakan baik saat bekerja maupun kegiatan sehari-hari.
Mayoritas 80% dari tim IT menerima feedback bahwa karyawan tidak suka dibatasi ketika sedang berada dirumah, 67% dari tim IT menerima komplain seperti ini setiap minggunya. Dan sebanyak 83% tim IT mengakui bahwa membangun kebijakan keamanan cukup sulit karena batasan kehidupan kantor dan personal semakin tipis karena sistem kerja WFH.
Disini HP juga membantu perusahaan dan organisasi yang melakukan WFH dengan menyediakan keamanan yang transparan dan tidak mengganggu pekerjaan melalui HP Wolf Security. Sistem keamanan ini bertujuan untuk memberikan keamanan kuat, proteksi dari dasar hingga ke cloud, dan BIOS hingga browser.
Keamanan ini juga menyediakan pilihan perangkat yang user-friendly dan meringankan batasan gerak, namun pada saat yang sama juga menyediakan proteksi kuat, privasi, dan pendeteksi bahaya.
HP Wolf Security hadir sejak bulan Mei tahun ini di berbagai produk HP termasuk HP Sure Sense dan HP Sure Click. HP Sure Sense berfungsi secara otomatis untuk mendeteksi segala file yang didownload, diinstall maupun di-copy ke komputer pengguna untuk memeriksa file yang kemungkinan mengandung virus atau malware.
Sedangkan HP Sure Clicks melindungi perangkat komputer saat menggunakan internet. HP Wolf Security berambisi untuk melindungi pribadi maupun perusahaan data baik secara online dan offline dengan berbagai fitur keamanan yang ketat namun nyaman untuk diaplikasikan. (CDC)