Tidak diragukan lagi selama pandemi ini, jumlah gamer terus meningkat. Namun, dengan meningkatnya jumlah gamer, beberapa peneliti keamanan pun menemukan sebuah fakta yang sangat menarik.
Salah satunya Kaspersky. Mereka melaporkan, di kuartal kedua 2021 ini, mereka melihat adanya peningkatan serangan malware yang berkedok game-game populer yang sangat mudah mengecoh orang awam.
Mereka mengatakan, selama periode Q3 2020 hingga Q2 2021, Kaspersky sudah mendeteksi dan mencegah lebih dari 5,8 juta malware yang berkedok dari sebuah gim populer.
Para peneliti telah memeriksa serangan yang berpura-pura menjadi 24 game PC paling populer. Mereka pun menemukan 2,48 juta deteksi secara global ketika lockdown terjadi di seluruh dunia.
Mereka mengatakan, hasil data yang mereka dapatkan dilaporkan mengalami peningkatan 66% jika dibandingkan Q1 2020. Kaspersky mengatakan bahwa peningkatan volume mungkin terkait dengan pertumbuhan pesat aktivitas game selama pandemi.
Dari 24 judul PC yang terdaftar Kaspersky, lima game teratas dengan jumlah malware penyamaran tertinggi adalah Minecraft, The Sims 4, PUBG, Fortnite, dan Grand Theft Auto V ( GTA V ), dengan Minecraft memimpin jauh dan jauh di depan.
Hasil ini tidak terlalu mengejutkan karena Minecraft, The Sims, dan GTA V terkenal dengan komunitas moddingnya. Mod pada umumnya jarang didistribusikan melalui satu lokasi yang aman dan sering didistribusikan di banyak lokasi.
Ini memberi penjahat dunia maya cara mudah untuk menyamarkan malware sebagai mod game, terutama bagi mata yang tidak sadar.
Cara terbaik untuk memastikan keamanan mod game adalah mengetahui dengan pasti dari mana mod itu berasal dan dari platform apa. Mengunduh file torrent dari sumber yang tidak dikenal adalah cara mudah untuk diserang.
Smartphone juga terancam
Tak hanya game PC juga, namun Kaspersky juga melakukan penelitian di 10 game smartphone paling populer. Mereka pun melaporkan bahwa jumlah gamer mobile yang terpengaruh tumbuh sebesar 185% dari Februari 2020, menjadi 3.253 gamer mobile pada Maret 2020.
Selain itu, meskipun lockdown telah mereda, serangan siber terhadap gamer seluler terus berlanjut karena orang-orang terus bermain di ponsel mereka.
“Selain itu, jumlah pengguna yang berusaha untuk bersantai di ponsel tidak turun secara signifikan setelah dua gelombang pandemi, menunjukkan rata-rata hanya penurunan 10% pada pengguna yang diserang per bulan pada Q2 2020 dibandingkan Q2 2021. Ini menunjukkan bahwa ancaman seluler tetap menarik bagi penjahat dunia maya bahkan saat penguncian dicabut di seluruh dunia,” kata Kaspersky.