Samsung baru saja merilis chip uji pertama berdasarkan teknologi manufaktur 3nm yang menampilkan transistor gate all-around (GAA). Chip ini dirancang menggunakan alat otomatisasi desain elektronik (EDA) milik Synopsys Fusion Design Platform.
Proses manufaktur 3GAA Samsung menggunakan transistor GAA yang menawarkan kepadatan tingkat tinggi, kebocoran arus lebih rendah, dan kinerja yang lebih baik daripada transistor perusahaan yang ada. Kemampuan untuk mengubah kinerja dan konsumsi dayanya menggunakan kontrol lebar lembaran nano adalah salah satu kelebihan dari transistor GAA ini.
Akan tetapi, untuk memanfaatkan teknologi dari 3GAA Samsung, perlu menggunakan alat EDA dan IP terbaru. Perangkat lunak terbaru milik Synopsys telah memperhitungkan metodologi penempatan kompleks baru, aturan denah, aturan perutean, dan peningkatan variabilitas pada geometri terbaru.
“Struktur transistor GAA menandai titik perubahan penting dalam kemajuan teknologi proses yang sangat penting dalam mempertahankan lintasan skala yang diperlukan untuk glombang inovasi hiperskala berikutnya,” ujar Shankar Krishnamoorthy selaku manajer umum Grup Desain Digital di Synopsys.
Dengan menggunakan perangkat lunak Synopsys, para insinyur Samsung Foundry mengembangkan SoC (System-on-Chip) multi-subsistem canggih yang berisi IP blok fungsional yang sering digunakan SoC volume tinggi. Belum ada kejelasan pasti mengenai chip uji ini menggunakan IP yang dirancang oleh Samsung in-house atau Synposys, meski ada rekaman 3GAA yang berhasil siap untuk di desain.
“Proses GAA 3nm terbaru dan canggih kami telah diuntungkan dari kolaborasi ekstensif kami dengan Synopsys, dan kesiapan yang dipercepat dari Fusion Design Platform untuk memungkinkan realisasi yang efesien dari chip 3nm ini, merupakan bukti betapa pentingnya manfaat dari aliansi utama ini,” ujar Sangyun Kim selaku Wakil Presiden Tim Teknologi Desain Pengecoran di Samsung Electronics.
Perusahaan pertama yang telah menggunakan node baru kemungkinan akan menjadi divisi LSI Samsung yang mendesain SoC untuk smartphone, PC, televisi, dan produk Samsung lainnya. Sayangnya, hingga saat ini masih belum diketahui kapan Samsung akan mulai memproduksi secara masal prosesor yang menggunakan teknologi tersebut.
Belum diketahui juga siapa saja yang tertarik menggunakan teknologi fabrikasi baru ini.