Keuntungan utama dari 5G adalah kecepatan yang lebih besar dalam transmisi, serta latensi yang lebih rendah. Oleh karena itu, kapasitas eksekusi jarak jauh menjadi lebih besar, lebih banyak perangkat yang terhubung serta tersedianya konektivitas yang lebih sesuai dengan kebutuhan.
Namun ini bukan hanya tentang kecepatan demi kecepatan, perpindahan dari 3G ke 4G LTE adalah tentang koneksi yang lebih cepat, evolusi ke 5G jauh lebih banyak. Kombinasi kecepatan, daya tanggap dan jangkauan dapat membuka kapabilitas penuh dalam teknologi. Seperti self-driving, drone, virtual reality, dan internet of things
“Jika kamu hanya memikirkan kecepatan, kamu tidak melihat keajaiban dari semua yang bisa dilakukannya.” Ujar Jefferson Wang, saat mengikuti industri seluler untuk IBB Consulting
Keceptan transmisi bisa mencapai 15 hingga 20 Gbps. Dengan kecepatan seperti itu, kamu dapat mengakses file, program dan aplikasi remote secara langsung tanpa harus menunggu. Dengan penggunaan cloud di semua perangkat (ponsel, komputer, dll). Akan lebih sedikit bergantung pada memori internal dan pada akumulasi data dan tidak perlu memasang prosesor dalam jumlah besar pada beberapa objek karena dapat dilakukan di Cloud.
Latensi lebih rendah, yang dimaksud dari hal tersebut adalah latensi di koneksi 5G akan 10 kali lebih sedikit daripada di 4G. 5G akan mampu melakukan tindakan jarak jauh secara real time. Berkat latensi rendah dan peningkatan sensor ini, ada kemungkinan besar adanya pekerjaan yang biasanya dilakukan secara langsung dapat dikelola dari jarak jauh atau kendali penuh sistem.
Dengan 5G, jumlah perangkat yang dapat terhubung ke jaringan pastinya meningkat pesat. Semua perangkat yang terhubung akan memiliki akses ke internet, yang secara langsung saling bertukar informasi. Hal ini akan mendukung IOT.
5G juga memungkinkan untuk mengimplementasikan jaringan virtual, membuat subnet, untuk menyediakan konektivitas yang lebih sesuai dengan kebutuhan spesifik. Pembuatan subnetwork akan memberikan karakteristik spesifik ke bagian jaringan, menjadi jaringan yang dapat di program dan akan memungkinkan untuk memprioritaskan koneksi.
Seperti halnya keadaan darurat di depan pengguna lain, misalnya menerapkan latensi yang berbeda atau memprioritaskannya dalam koneksi ke jaringan sehingga mereka tidak dapat terpengaruh oleh kemungkinan kelebihan beban jaringan seluler.