Produsen chip smartphone Qualcomm telah mengumumkan akuisisi startup CPU NUVIA senilai US$ 1,4 miliar. Kesepakatan ini pastinya akan membuat pesaing seperti IBM, AMD dan bahkan Apple menjadi khawatir. Kesepakatan itu bisa dianggap sebagai satu gerakan terakhir CEO Steve Mollenkopf sebelum menyatakan pensiun pada bulan Maret setelah 26 tahun memimpin.
Kesepakatan tersebut menghadirkan keahlian teknik engineering NUVIA serta kepemimpinan seniornya, yang mayoritas pernah bekerja di Apple. Grup ini adalah bagian dari tim yang telah mengerjakan pengembangan CPU ARM kustom untuk MacBook dan iPhone terbaru. Pastinya tidak rugi bagi Qualcomm untuk membeli NUVIA.
Bagi kalian yang belum tahu, NUVIA merupakan startup yang menjadi berita utama ketika mengumpulkan banyak suntikan dana saat didirikan. Tidak hanya itu, mereka juga bertanggung jawab membuat chip M1 Apple.
Chip tersebut menjadi pembicaraan karena kinerja dan efisiensinya yang patut dipuji. NUVIA akan terus mengembangkan produksi CPU dengan performa yang lebih baik dan lebih efisien.
Meraih posisi ini tentunya tidak mudah. Ada banyak sekali dana yang dibakar untuk bisa mencapainya. Para investor awal NUVIA terus mengharapkan keajaiban. Namun, dengan investasi Qualcomm, mereka telah menghasilkan cukup uang dan memungkinkan dilakukannya konsolidasi yang luar biasa.
Dalam konferensi pers, Qualcomm mengatakan bahwa teknologi NUVIA akan digabungkan di seluruh lini chip perusahaan, dengan kepemimpinannya berpusat di sekitar chip Snapdragon yang berfokus pada 5G. Pendiri dan karyawan perusahaan diharapkan untuk bergabung, dan kesepakatan itu harus disetujui oleh regulator A.S.
“Menciptakan prosesor berkinerja tinggi, daya rendah dan SoC yang sangat terintegrasi dan kompleks adalah bagian dari DNA kami,” kata Jim Thompson, Chief Technology Officer Qualcomm.
Sementara NUVIA dipuji sebagai startup yang layak untuk diikuti dan diinvestasikan, perusahaan ini juga masih memiliki tantangan. Salah satunya terkait sengketa hukum yang ditentang oleh co-founder Gerald Williams III dengan mantan perusahaannya, Apple, terkait kebijakan terkait perekrutan.
Apple telah mengajukan gugatan perdata pada 2019 yang mengklaim bahwa upaya NUVIA untuk merekrut mantan pegawainya ke NUVIA merupakan pelanggaran kewajiban kontrak. Klaim yang dilawan Williams menunjukkan bahwa tidak demikian. Kasus ini menunggu sidang di Pengadilan Tinggi California Santa Clara sejak saat itu.
Drama ini tentu saja menarik, apalagi mengingat Apple berhenti menggunakan chip Qualcomm pada tahun lalu.