Pembukaan, Spesifikasi, Desain, Dimensi, Layar
Pembukaan
Buat kalian yang ingin mencari laptop berbasis AMD Ryzen, ASUS banyak memberikan pilihan buat itu. Salah satunya adalah seri VivoBook M409. VivoBook M409 sendiri hadir dalam 4 SKU. Dan laptop yang kami uji ini merupakan SKU paling tinggi dengan seri lengkap ASUS VivoBook M409DA. Seri dengan SKU paling tinggi ini tentu jadi pilihan menarik. Untuk mengetahui spesifikasinya, bisa dilihat di tabel berikut ini.
Spesifikasi
Desain
Sebagai laptop mainstream, desainnya polos-polos aja. Cover-nya menggunakan bahan polikarbonat dengan lapisan yang licin dan agak sedikit kesat. Asiknya gak bikin gampang kotor sama tangan atau sidik jari. Versi ritel dari laptop ini punya dua pilihan warna yaitu Transparan Silver dan Slate Grey. Dan unit yang kami uji ini punya warna Slate Grey.
Kesederhanaan desainnya ini tetap bikin keliatan kayak laptop mahal, meski laptop ini juga bisa dibilang tidak murah untuk sekelasnya. Engselnya bisa ditekuk sampe kemiringan kira-kira 120 derajat lah kurang lebih. Dan engsel-nya tidak mengusung konsep ergolist. laptop ini punya airhole di sisi kiri dan kanan serta sisi belakang.
Dimensi
Meski bukan laptop paling enteng, tapi sebagai laptop mainstream bobotnya yang sekitar 1,6 kg masih termasuk nyaman dibawa-bawa. Laptop ini punya panjang 32,5 cm dan lebar 21,7 cm. Termasuk ringkaslah untuk laptop 14 inci. Sedangkannya ketebalannya yang sekitar 2,31 cm memang tidak bisa dibilang tipis. Dan ini tentu saja wajar mengingat dukungan HDD 2,5 inci yang memiliki ukuran agak tebal sehingga ketebalan laptop ini jadi tidak terlalu tipis.
Layar
Laptop ini menggunakan layar yang disesuaikan dengan kebutuhan komputasi standar. Makanya, panel yang digunakan berjenis TN dan bukannya IPS. Meski memiliki beberapa kekurangan dibanding IPS, namun layarnya memiliki resolusi full HD serta sudah menggunakan anti glare supaya gak silau kena pantulan cahaya. Bezel di sisi kiri dan kanannya bisa dibilang tipis, namun bezel sisi atas masih sedikit tebal. Untuk panel layarnya buatan Chi Mei dengan seri N140HGA-EA1. Dan pas kami cek menggunakan Spyder, layarnya punya color gamut sRGB 63%, NTSC 45%, dan Adobe RGB 47%.
Keyboard, Touchpad, Webcam, I/O Port, Baterai
Keyboard
Laptop ini punya keyboard chiclet yang cukup nyaman digunakan. Kami gak dapet informasi berapa travel key-nya, tapi yang pasti enak ditekan. Layout-nya terasa pas dengan jarak yang cukup renggang antar tombol. Sisi atas merupakan tombol Function dan paling ujung kanan ada tombol Power yang menyatu dengan tombol keyboard lainnya. Untuk tombol panah, ukurannya lebih kecil dibanding lainnya. Tapi sayangnya tombol-tombolnya gak pake backlit. Untungnya, saat tombol Caps Lock aktif, ada penanda berupa lampu led kecil.
Touchpad
ASUS memberikan touchpad dengan desain polos dan tanpa dedicated button. Tapi di ujung atas kanannya ada kotak kecil yang merupakan sensor fingerprint. Touchpadnya sendiri punya lis warna silver di seluruh pinggirannya. Landasannya enak buat navigasi. Dan untuk fungsi klik kiri dan kanan emang gak terlalu nyaman tapi cukup lah untuk pengganti sementara fungsi mouse dan pastinya sudah dukung multi gesture sampai 4 jari. Sedangkan fungsi sensor fingerprintnya juga punya respon cukup baik dan cepat. Ukurannya yang kecil masih pas digunakan pada jari telunjuk hingga ukuran besar.
Webcam
Laptop ini masih punya bezel tebal di atas layar. Jadi webcam masih ditempatkan di area ini. Cuma kali ini ASUS kayaknya gak terlalu fokus banget sama webcam-nya. Ini keliatan dari resolusinya yang cuma 640 x 480 atau 480p. Rata-rata laptop kebanyakan biasanya udah pake resolusi diatas itu yaitu 1280 x 720 atau biasa disebut 720p. Untuk kualitasnya ya sesuai lah sama spek-nya. Banyak noise dan kurang tajam. Dan kalau untuk pakai aplikasi Zoom, sangat-sangat disarankan untuk dilakukan di ruang dengan cahaya terang.
I/O Port
Untuk konektivitasnya sih standar aja. Sisi kiri ada port DC-in, USB 3.0 type C, HDMI, dan USB 3.0 type A. Di sisi kanan ada kensington lock, dua port USB 2.0 type A, audio jack, microSD reader, sama ada dua led indikator untuk power dan baterai. Sebenarnya banyaknya port di sisi kanan ini kurang nyaman karena bisa mengganggu tangan yang menggunakan mouse.
Baterai
VivoBook M409 ini menggunakan baterai dengan kapasitas 32 Whr. Tapi meski ukuran ini tergolong kecil, tapi kemampuannya lumayan kok. Ini kami buktikan dengan melakukan baterai test menggunakan PCMark 10 Modern Office dengan mode Power Saving menyala, WiFi dimatikan dan brightness diatur ke paling rendah laptop bertahan sampai 5 jam 46 menit. Jadi paling tidak dalam penggunaan normal, kalian msih bisa ngetik di café, di kampus, atau di kantor buat yang udah kerja, tanpa harus nyolok ke listrik. Oiya, hal lain yang menarik adalah adaptor 45 watt-nya yang berukuran mungil. Jadi kalo emang harus dibawa, chargernya gak bakal ngerepotin.
Storage, Upgradibility, Audio, Suhu
Storage
ASUS ngasih pilihan yang agak kurang memuaskan di sisi storage. Dengan spesifikasi prosesor dan RAM yang sebenarnya sudah lumayan kencang, tapi storage-nya cuma dikasih HDD dengan interface SATA. Malah putaran-nya cuma 5400 RPM aja. Seperti diketahui, kecepatan baca dan tulis HDD masih dibawah SSD yang paling cupu sekalipun. Maka dari itu, jangan heran kalo proses booting atau loading game atau aplikasi jadi agak lama.
Dari benchmark pakai CrystalDiskMark, HDD ini punya kecepatan baca 136,10 MBps dan tulis 126,25 MBps. Kenceng sih kalo dibandingin rata-rata HDD lain, tapi tetep masih lebih lambat dibanding SSD. Untung kapasitasnya gede, 1 TB. Jadi kalo punya budget lagi, nambah SSD bisa jadi pertimbangan yang menarik. Oiya, yang menarik, ASUS sudah kasih peredam di sekeliling fisik HDD-nya. Jadi biar lebih kuat sama guncangan atau benturan. Kan kalian tau, kalau komponen HDD dalemnya pake piringan sama jarum yang rentan guncangan. Kalo gak ada perlindungan, bisa-bisa HDD cepat rusak atau ada bad sector-nya.
Upgradability
Seperti udah disebut barusan, karena cuma pake HDD 2,5 inci, ASUS ternyata juga nyediain satu slot SSD NVMe kosong. Slot ini cocok buat SSD NVMe ukuran 2280 karena memang ada satu baut buat masangnya. Sedangkan slot RAM cuma satu dan udah keiisi. Jadi, laptop ini sudah menggunakan RAM 8 GB DDR4 2400 MHz yang terdiri dari satu RAM kapasitas 4GB onboard dan satu keping 4 GB kepasang di slot. Kalau kalian mau mentokin kapasitas RAM-nya, bisa pake kapasitas 16 GB jadi totalnya bisa sampai 20 GB.
Audio
ASUS terbilang sering menggandeng Sonic Master untuk urusan audionya. Gak heran sih, soalnya cukup dengan dua speaker, kualitas suaranya jadi kedengeran lebih enak. Suaranya memang tidak terlalu keras pada volume 100% namun kombinasi treble dan bass-nya terasa pas, dan gak kedengeran cempreng. Dan gak ketinggalan, ASUS juga nyediain pengaturan audio lewat software Realtek Audio Console.
Pengaturan di bagian speaker, ada piihan manual dan juga preset pada equalizer. Terus ada pilihan environment yang bikin suara jadi kayak ada efek-efek di ruangan tertentu. Ada juga pilihan Omni Speaker yang bikin suara jadi ada aura surround-nya. Apalagi dengan posisi speaker di bagian bawah sisi kiri dan kanan, bikin keluaran suara jadi mantul dan terdengar lebih wide.
Suhu
AMD Ryzen 5 3500U memang dirancang sebagai prosesor yang ramah daya dan umumnya lebih ditujukan untuk laptop-laptop tipis. Gak heran, ASUS cuma nyediain satu fan aja di bagian CPU, tanpa heatpipe, dan hanya satu heatsink kecil di bagian GPU. Seperti biasa, untuk melihat peningkatan suhu saat melakukan beban berat, kami menjalankan stres test menggunakan AIDA64. Saat pertama dijalankan, suhu ada di kisaran 92 derajat celcius. Namun tidak lama, suhu turun dan stabil di kisaran 78 derajat celcius. Pengujian ini kami lakukan sekitar 20 menit lebih. Hasil ini membuktikan bahwa meski diajak kerja keras, suhunya masih terbilang rendah dan aman.
Performa, Kesimpulan
Performa
Prosesor dengan 4 core dan 8 thread ini punya performa berbasis CPU yang cukup kencang. Ini sudah kami buktikan dengan menjalankan beberapa benchmark. Misalnya saja export file gambar pake Photoshop yang disimulasikan melalui PCMark 8 yang makan waktu sekitar 27 detik. Sedangkan export video pake AfterEffects makan waktu hampir 4 menit. Untuk Cinebench-nya mendapatkan skor 526 cb untuk multi core dan 136 cb untuk single core.
Nah trus gimana buat main game? Kuat gk? Kayaknya pertanyaan standar banget ya buat yang punya laptop non-gaming tapi tetap nanya bisa apa nggak maen game. Untuk casual gaming atau game-game esport yang tidak terlalu berat kayak CS:GO atau Dota 2, GPU Radeon Vega 8 Graphics memang masih sanggup memainkannya.
Pengujian kami sendiri, CS:GO mampu mendapatkan skor 50-an fps dengan resolusi native dan pilihan detail rata kiri. Dengan detail grafis sama, Dota2 dapat skor sedikit lebih tinggi yaitu 80-an fps. Tapi kalau game-game yang lebih berat berat, tentu saja gk nyaman. Kayak Rise of the Tomb Raider dengan resolusi 1280 x 720 dengan detail rata kiri, cuma dapet skor 21 fps. Kesimpulannya AMD Ryzen 5 3500U ini cukup tangguh untuk menjalankan aktivitas kayak browsing, multitasking, nonton film, ngedit konten, sampai main game – game esport dengan resolusi rendah maupun casual gaming.
Kesimpulan
Setelah melakukan pengujian, kami sebutkan dulu kekurangannya ya. Sebenarnya kami suka dengan ASUS VivoBook M409 ini. Sayangnya, performanya terasa kurang maksimal karena storage yang masih menggunakan HDD SATA dan bukannya SSD. Untung saja slot SSD NVMe-nya ada. Saran kami, buat kalian yang udah punya budget tambahan, mending tambahin SSD biar booting sama loading lebih kenceng.
Hal lain yang kami kurang suka adalah layarnya yang masih menggunakan layar TN, keyboard tidak ada backlit, webcamnya yang punya resolusi rendah banget dan kualitas yang dibawah rata-rata. Namun untuk kebutuhan yang sudah kami sebut sebelumnya, kekurangan tersebut seharusnya tidak terlalu mengganggu.
Nah sekarang hal-hal yang kami suka. Ditawarkan dengan harga 8 juta 2 ratus ribu rupiah, tampilannya minimalis tapi elegan. Dimensinya masih terbilang ringkas dan gak ngerepotin buat dibawa-bawa. Urusan performa berbasis CPU, laptop ini cukup kencang. Dan asiknya, tidak panas.
Dan meski GPU-nya bukan untuk main game, tapi kalian masih bisa lah nyoba-nyoba game. Tapi ingat jangan terlalu muluk-muluk main game-game berat. Itu pun resolusi sama detailnya mesti diturunin rata kiri dulu biar lebih nyaman.
Terus audio yang menurut kami cukup asik serta hadirnya sensor fingerprint sebagai fitur keamanan tambahan. Konektivitasnya juga sudah mencukupi untuk kebutuhan yang umum digunakan.