Pembukaan, Spesifikasi, Desain, Dimensi, Layar
Pembukaan
Kali ini kita kedatangan laptop ASUS dari seri ZenBook yang punya desain khas. Punya seri lengkap ZenBook UX325JA, laptop ini dimensinya ringkas banget. Jadi buat yang sering bawa-bawa laptop, entah itu buat kerja, buat tugas kuliah, gak jadi masalah karena praktis dibawanya. Udah gitu kalau kalian bawa ke tempat nongkrong, laptop ini bisa naikin derajat kalian karena tampilannya yang premium. Dan yang bikin makin asik, kalian juga gak perlu takut keabisan daya karena baterainya awet banget. Nah, sebelum kita bahas lebih jauh, sekarang kita mulai liat spesifikasinya terlebih dahulu.
Spesifikasi
Desain
Seperti yang kami bilang tadi, seri ZenBook tuh punya desain yang premium. Bentuknya slim dengan bodi yang dilapisi sama metal yang kuat. Gak heran kalo laptop ini udah dapet sertifikasi standar militer. Jadi kalo misalnya jatuh atau digunakan di tempat dengan suhu tinggi maupun rendah, laptop ini masih bisa berfungsi dengan baik. Tapi ingat ya, ASUS mengklaim jatuh maksimal dari ketinggian 10 cm. Kalo lebih dari itu gak tau juga sih, soalnya kita belum berani coba sejauh itu.
Dan biar gak polos-polos amat, bodinya dibikin sedikit bermotif kayak garis-garis yang membentuk bulatan, biar makin keliatan mewah-nya. Bahannya juga kesat dan masih jadi finger magnet, meski gak separah kalo pake lapisan glossy. Unit yang kami uji memiliki warna abu-abu tua atau yang disebut ASUS dengan pine grey. Warna bodinya juga senyawa dengan bagian dalam.
Bagian dalamnya sendiri gak kalah premium. Liat aja bagian keyboard yang bagian ujungnya mepet ke tiap sisi pinggir. Jadi gada ruang sisa. Ini yang bikin ukurannya jadi makin ringkas. Dan yang masih jadi ciri khas seri ZenBook adalah hinge-nya yang punya konsep ergo-lift. Tau kan? Itu lho, pas hinge diangkat, otomatis bagian keyboard akan sedikit keangkat. Jadinya posisi keyboard jadi lebih nyaman buat ngetik. Meski tipis, hinge-nya cukup kuat menopang layar. Ini keliatan pas kami angkat layar yang bisa dilakukan dengan satu tangan saja.
Selain itu, ruang bagian bawah yang keangkat bisa bikin air flow menjadi lebih baik, karena gak kehalang sama meja. Dan posisi hinge-nya bisa ditekuk sampai kemiringan 150 derajat.
Dimensi
Seperti yang udah disebut tadi, laptop ini ringkas banget. Soalnya ukuran layar 13,3 inci tapi bezel-nya tipis, ini yang bikin dimensinya jadi lebih ringkas. Laptop ini panjangnya 30,4 cm dan lebarnya 20,3 cm. Dan ketebalannya cuma 1,39 cm. Laptop ini juga dimasukin ke tas ukuran sedang masih berasa luas. Jadi masih cukup buat bawa buku atau lainnya.
Layar
Meski bezel tipis lebih difokuskan pada sisi kiri dan kanan, namun secara keseluruhan layarnya memang terlihat lebih lebar. Screen to body ratio-nya sendiri mencapai 88%. Jadi laptop 13,3 inci tapi layarnya kayak ukuran 14 inci hapus aja bro gajelass. Untuk tampilannya, kami suka karena cukup terang dan tajam. Tingkat kecerahannya 450 nits, jadi tetap jelas mesti digunakan diruang dengan cahaya terang. Dan lapisan matte serta anti-glare-nya juga gak bikin silau karena pantulan cahaya. Oiya, ASUS juga mengklaim bahwa layarnya menggunakan daya hanya sebesar 1 watt saja. Ini selain bikin adem, tentu jadi makin menghemat daya baterai.
Layarnya menggunakan panel IPS bikinan Chi Mei dengan seri N133HCE-EN2. Pas kami cek menggunakan Spyder, layarnya punya color gamut sRGB 94%, NTSC 66%, Adobe RGB 71%, dan DCI-P3 71%. Dan refresh rate 60 Hz sudah lebih dari cukup untuk skenario content creator maupun entertainment.
Keyboard, Touchpad, Webcam, Baterai, I/O Port
Keyboard
Laptop ini menggunakan desain yang disebut ASUS dengan edge-to-edge. Artinya, layout keyboard dibuat hingga mepet ke posisi kiri dan kanan yang artinya jarak antar tombol dibikin serenggang mungkin. Ini tentu jadi makin lega bikin ngetik lebih enak dan nyaman walaupun dimensi laptopnya kecil. Tombolnya sendiri punya travel key yang enak ditekan. Malah di sisi kanan ASUS masih memberikan tombol Power, Home, PgUp, PgDn, dan End secara tersendiri dengan posisi vertikal. Dan yang kami juga suka adalah indikator tombol Caps Lock yang akan menyala sebagai penanda saat diaktifkan.
Touchpad
Nah ini yang istimewa. ASUS memadukan dua fungsi pada touchpad. Selain touchpad dengan fungsi standar, disertakan pula fitur yang namanya NumberPad. Sesuai namanya, fitur ini akan menampilkan tombol numpad secara digital. Untuk mengaktifkannya, cukup menekan ikon yang ada di pojok kanan atas selama 1 detik dan touchpad akan menampilkan numpad. Numpad ini memiliki dua tingkat kecerahan dengan menekan ikon di sisi kiri atas.
Fungsi lainya adalah mengaktifkan fungsi calculator dengan cara slide ikon kiri atas tersebut. Namun untuk fungsi calculator ini akan tampil di layar, bukannya di area touchpad. Diluar itu, fungsi touchpadnya sendiri standar. Tidak terdapat dedicated button namun ditekannya cukup nyaman. Penggunaan multi gesture hingga 4 jari juga sudah bisa di touchpadnya.
Webcam
Meski bezel kiri dan kanan dibuat tipis, tapi ASUS tetap bikin bezel atas lebih tebal. Ini supaya webcam masih bisa ditempatkan disini. Webcam-nya punya spesifikasi standar kayak laptop kebanyakan. Untuk resolusinya 720p dengan aspect ratio 16:9 dan frame rate 30 fps. Untuk hasilnya sih biasa saja, masih terdapat noise dan kualitas gambar yang pas-pasan.
Disebelahnya terdapat juga infra red untuk mendeteksi wajah. Ini dikarenakan webcam-nya udah support Windows Hello. Jadi kalian bisa buka layar menggunakan fitur Face Recognition. Ini jadi pilihan asik dan mudah tanpa harus memasukkan password atau PIN saat hendak membuka layar yang terkunci.
Baterai
Sebelumnya kami sudah bilang bahwa baterainya badak. Laptop ini punya kapasitas baterai sebesar 67 Wh. Lumayan besar dari sisi kapasitas tapi gak bikin dimensi laptop jadi besar dan berat. Dan dari hasil pengujian yang udah kami lakukan, baterainya bisa tahan sampai 15 jam 42 menit. Waktu ini jelas sangat cukup ketika dipakai di saat kalian gak nemu port listrik untuk charge.
Skenario pengujian yang kami lakukan adalah menggunakan PCMark 10 Modern Office dengan mode Power Saving menyala, WiFi dimatikan dan brightness diatur ke paling rendah. Oiya, untuk adaptornya sendiri menggunakan konektor USB type-C dan bukan DC-in. Konektor ini udah support pengisian cepat. Dengan pengisian sekitar 49 menit, baterai dari kondisi 0%, bisa keiisi sampai 60%. Mantap lah.
I/O Port
Mungkin karena dibuat tipis, jadi ASUS cuma bisa kasih konektor yang sedikit. Liat aja, sisi kanan cuma ada satu port USB 3.2 type-A sama micro sd card reader. C. Trus sisi kiri cuma ada port HDMI 2.0b dan dua port USB type-C. Udah itu aja. Cuma untungnya, dua port USB type-C ini udah support Thunderbolt 3.0 yang punya kecepatan transfer tinggi. Dan asiknya lagi port USB type-C ini bisa dipake buat nge-charge baterai atau untuk earphone. Jadi kalo kalian pengen colokin banyak periferal, jumlah port yang sedikit ini emang bisa sedikit jadi kendala. Tapi kalian bisa mengatasinya dengan USB Hub type C, jadi kecepatannya tetap tinggi.
Storage, Software, Upgradibility, Audio, Suhu
Storage
Untuk urusan storage, SKU ini cukup ngasih SSD ukuran 512 GB aja. Dan bisa ditebak, buat ngejar dimensi tipis dan enteng, SSD yang dipake berjenis M.2 NVMe bukan SSD 2.5 inch. Jenisnya pun sudah menggunakan jalur PCIe 3.0 x4. Cuma SSD-nya sendiri menampilkan performa yang menurut kami terbilang standar di kelasnya. Dari hasil pengujian, kecepatan baca-nya jauh diatas kecepatan tulis.
Pada CrystalDisk Mark, kecepatan baca-nya ada di kisaran 2000-an MB/s, dan kecepatan tulis cuma 1000-an MB/s. Malah pada AS SSD skor baca ada di 1700-an MB/s dan tulisnya 800-an MB/s. Memang agak jomplang sih. Dan ini agak terasa saat kami menginstal game berukuran besar yang terasa jadi lebih lama.tapi yang perlu diingat, storage ini sudah jauh jauh jauh lebih kencang dibandingkan dengan HDD.
Software
ASUS memberikan akses khusus untuk software bawaannya yaitu MyASUS. Ini bisa terlihat dari disediakannya shortcut atau function key untuk menjalankan software ini secara lebih cepat. Didalam My ASUS terdapat informasi seputar hardware, mulai dari spesifikasi, kondisi baterai, pengaturan kipas, tampilan warna layar, aktivasi tombol Fn, sampai fitur WiFi Connect.
Semua memang memudahkan kalian untuk memantaunya dalam satu software saja. Tidak hanya itu, MyASUS juga menawarkan akses langsung jika laptop terjadi masalah sehingga solusi bisa langsung didapat dengan cepat. Khusus untuk ini, kalian mesti terhubung dengan internet karena layanan ini langsung terhubung ke server ASUS.
Upgradability
Untuk yang ingin upgrade, laptop ini cukup terbatas. Untuk storage, cuma ada satu slot SSD dan sudah dipake. Buat pasang HDD juga gak ada ruang karena baterainya gede banget. Ukurannya hampir nutupin setengah dari bagian dalam laptop. Sedangkan RAM-nya juga onboard tidak bisa di upgrade.
Audio
Speaker ada dibagian bawah di sisi kiri dan kanan. Saat layarnya kebuka, speaker akan mendapatkan sedikit ruang sehingga keluaran suara lebih baik. Untuk audio ini ASUS bekerja sama dengan Harman Kardon seperti generasi sebelumnya. Jadi suaranya memang terasa lebih beda. Suaranya cukup lantang saat disetel ke volume 100%. Suara treble cukup baik dan tidak cempreng sedangkan bass-nya lebih minimalis.
Audionya ngasih pengaturan equalizer melalui software Audio Wizard. Disini secara manual kalian bisa mengatur bass dan treble secara terpisah. Kalian juga bisa langsung memilih preset yang tersedia. Memang hasilnya berbeda, meski tidak terlalu signifikan. Dan pengaturan ini akan lebih terasa bedanya saat menggunakan headset ataupun earphone.
Suhu
Untuk laptop yang mengejar dimensi tipis, sudah bisa dipastikan tipe prosesornya memiliki konsumsi daya rendah. Hitungan TDP-nya aja cuma 15 watt. Artinya makin rendah daya otomatis suhu makin rendah juga. Nah, untuk prosesor Intel Core i5-1035G1 yang dipake laptop ini, suhu yang dihasilkannya emang cukup adem. Bahkan saat kami lakukan stres tes pake AIDA64, suhu tertingginya cuma 86 derajat celcius. Itupun tidak lama, karena prosesor langsung menurunkan frekuensi agar suhu juga turun.
Dan hasilnya selama stres test hingga 15 menit, suhu mulai stabil di 66 derajat. Ingat lho, stres test ini tidak mewakili aktivitas komputer sehari-hari, tapi lebih untuk melihat bagaimana laptop meng-handle panas saat digeber ke performa tertingginya. Jadi buat aktivitas yang ringan seperti mengetik atau browsing, laptop ini masih nyaman dipakai sambil dipangku karena gak panas.
Performa, Kesimpulan
Performa
Laptop ini menggunakan prosesor terbaru generasi ke-10 Ice Lake yaitu Intel Core i5-1035G1 yang biasa digunakan untuk laptop dikelas menengah. Jadi ya performanya memang cocok untuk aktivitas kayak ngedit ringan untuk photoshop, premiere, dan sudah pasti software office dari Microsoft. Cuma kalo mau ngerjain yang lebih berat lagi atau biar multitasking makin lancar, pilihan SKU dengan core i7 lebih menarik lagi.
Saat pengujian, performanya sesuai dengan ekspektasi. Contohnya saja, Cinebench R15 pada mode single core mencapai 170an cb dan multi core hampir mencapai 680an cb. Menyunting file gambar menggunakan photoshop juga mantap. Dari benchmark yang kami lakukan, hanya membutuhkan waktu 2,32 detik. Dan untuk render yang lebih berat, kami coba melakukan benchmark menggunakan Blender untuk merender satu file yang mampu diselesaikan dalam waktu 12 menitan. Ya lumayan performanya dengan platform se compact ini.
Terus, buat yang penasaran nanya gimana kalau buat main game, kami bisa jawab bahwa laptop ini bukan diciptakan untuk skenario gaming. Gak melulu laptop itu buat game. Kalo mau main, ya paling game-game yang super enteng kayak Zuma atau Candy Crush. Saat kami uji, game-game esport kayak CS: GO atau Dota 2 dengan detail paling rendah aja, skornya belum memuaskan Masih dibawah 60 fps. Tapi untuk kegiatan content creation yg berhubungan dengan rendering, kalian bisa menggunakan fitur unik pada CPU nya yaitu Intel Quick Sync.
Kesimpulan
Seri ZenBook terbaru ini nawarin sesuatu yang sebenarnya masih mirip-mirip dengan generasi sebelumnya. Dan dari hasil uji yang kami lakukan dapat diambil kesimpulan yang kami suka dari ASUS ZenBook UX325JA adalah tampilannya yang premium, dimensi ringkas dan bobot yang enteng. Trus kami juga suka sama layarnya yang tajam dan terang.
Fitur NumberPad pada touchpad yang unik juga jadi nilai plus bagi kami, karena jarang jarang ada laptop dengan ukuran kecil yang mempunyai numpad. Untuk suhu-nya juga adem dan fan yang hening. Dan yang terpenting dari yang paling penting karena ini laptop kerja, yaitu pada baterainya yang tahan lama untuk penggunaan sehari-hari.
Sedangkan yang kami kurang suka adalah gak adanya jack audio 3.5mm. Sudah kayak HP flagship aja sekarang laptop premium. Jadi kalau kalian gak masalah sama dua hal itu, ZenBook ini udah cukup mantap untuk jadi pilihan laptop untuk kerja atau menemani kuliah kalian. Untuk harganya sendiri laptop ini di hargai 14.299.000 dengan bundling microsoft office home & student 2019 seumur hidup. Sesuatu yang baru dari generasi sebelumnya.