Foxconn akhirnya telah kembali dibuka setelah ditutup sejak Februari lalu, hal itu terjadi karena penyebaran wabah virus Corona semakin menyebar luas.
Penutupan pabrik Foxconn tersebut dikarenakan penyebaran wabah virus Corona yang menyebar luas.
Terry Gou Tai-ming, Founder Foxconn mengatakan bahwa bukan hanya pabrik Foxconn di China yang kembali dibuka, pabrik Foxconn yang berada di negara Vietnam pun kembali dibuka. Meskipun telah berjalan normal, namun dibutuhkan waktu yang sangat lama agar kondisi pasar kembali menjadi stabil. Terry juga pun juga merasa khawatir dengan kondisi pasar yang ada di Amerika Serikat.
“Di Amerika Serikat, kami merasa khawatir dengan kondisi pasar, apalagi jika produksi sudah kembali berlanjut dengan cepat. Kita pun juga khawatir konsumen yang ada di negara adidaya tersebut tidak melakukan transaksi sama sekali di negara kita, sehingga walaupun produksi sudah berjalan dengan cepat, ekonomi kita pun belum tentu pulih secara signifikan,” ungkap Terry Gou Tai-ming
Selain di Amerika Serikat, Terry juga mengungkapkan rasa khawatirnya terhadap rantai pasokan untuk Jepang dan juga Korea Selatan. Ia pun sempat menyinggung masalah naiknya harga komponen RAM dan juga panel layar.
Dengan kembalinya dibuka pabrik Foxconn di China, hal tersebut dapat memperbaiki rantai pasokan perangkat Apple yang sempat mengalami penurunan sejak pabrik tersebut ditutup beberapa waktu yang lalu. Rupanya, bukan hanya Apple yang merasakan dampak tersebut, penutupan pabrik inipun membuat Foxconn harus mengalami kerugian yang cukup besar.
Pada Februari lalu, pendapatan pabrik Foxconn mengalami penurunan hingga 18,1%. Penurunan angka ini merupakan penurunan paling tajam selama tujuh tahun terakhir.
Editor : Salman “mmonrz”