BIOS
ASRock A300 ini sudah pakai UEFI BIOS yang bisa dioperasikan dengan mouse. Tampilan antarmuka-nya juga tidak ribet. Yang paling menarik, BIOS-nya menyediakan opsi buat overclock. Bukan untuk OC GPU dan CPU, tapi kita diberikan opsi untuk overcloking memory pada menu OC Tweaker. Pada menu ini kita bisa merubah voltage, timming dan memory clock. Hal ini berguna untuk memberikan improve performance pada CPU dan GPU.
Konektivitas
Desktop mini ini punya konektivitas yang disesuaikan dengan kebutuhan penggunanya. Di bagian belakang ada port DC-in, Display Port, HDMI, VGA D-Sub, LAN, USB 2.0 type-A, dan USB 3.1 Gen 1 Type-A. Gak cuma itu, biar gampang pasang port eksternal storage, masih ada dua port USB di bagian depan. Yang satu USB 3.1 Gen 1 Type-A, satunya lagi USB 3.1 Gen 1 Type-C. Kalo sekedar untuk mouse, keyboard dan USB WIFI saja, port yang disediakan pada PC ini bisa dibilang cukup. Tapi jika ingin menggunakan perangkat USB lainnya, mungkin kita diharuskan untuk membeli USB Hub tambahan.
Upgrade
Meski ukurannya kecil, instalasinya sangat gampang. Tinggal buka empat screw dan tarik bagian belakangnya. Sesuai dengan motherboard-nya, komponen yang bisa di-uprade yaitu CPU, dan RAM yang support sampai kapasitas 32 GB dual channel. Sedangkan storage-nya support M.2 SSD yang slotnya ada di sisi depan dan sisi bawah motherboard. Kalau kurang, masih ada ruang buat nambahin dua storage 2.5inci SATA yang dipasang di bagian bawah motherboard.
Suhu
Dengan airhole yang cukup banyak, suhu panas bisa langsung terbuang dengan baik. Pastikan kalau tidak ada yang menghalangi airhole ini supaya sirkulasi udara lancar. Dari sisi hardware, saat stress test suhu motherboard stabil ada di kisaran 48 sampai 56 derajat. Terus gimana CPU-nya?
Ryzen 3 3200G yang kami gunakan memiliki suhu di kisaran 58-59 derajat saat full load. Sedangkan Ryzen 5 3400G memiliki suhu di kisaran 61 sampai 80 derajat saat full load. Cukup adem, karena semua pengujian dilakukan dari skenario stress test. Sekedar informasi, pada CPU tersebut kami menggunakan HSF bawaan ASRock yang meski ukuran kipasnya cukup kecil tapi terbukti cukup efektif. Dan tidak ketinggalan thermal pasta yang digunakan pada PC ini adalah Noctua.
Kinerja
Pada pengujian, kami menggunakan dua CPU sekaligus yaitu Ryzen 3 3200G dan Ryzen 5 3400G. Sedangkan RAM-nya menggunakan dua keping memory team 2x8GB 2666 dengan mode dual channel. Agar optimal, Ryzen memang sangat menyarankan menggunakan mode dual channel pada RAM, untuk clock memory-nya kami menguji pada 2 kecepatan, yaitu 2666 dan 3000 mhz. Untuk storage-nya, kami menggunakan SSD NVMe PCI-e x4 dengan kapasitas 512GB.
Berdasarkan pengujian Ryzen 3 3200G dan Ryzen 5 3400G, terlihat bahwa CPU ini bekerja sangat memuaskan di harganya. Ini bisa dilihat dari stress test yang kami lakukan, Ryzen 3 3200G dan Ryzen 5 3400G sama-sama bekerja stabil pada clock 3,9 GHz.
Untuk hasil benchmark sintetis hasilnya cukup baik dan masih mampu menjalankan aplikasi berat. Sedangkan pada gaming kami coba mencari frame rate paling nyaman yang bisa diraih. Pilihan resolusi yang kami coba yaitu full HD 1920×1080, 1360×768, dan 1280×720. Untuk game AAA yang lebih berat kayak Rise of the Tomb Raider, Assasins Creed Oddysey atau Far Cry 5, pilihan mentok kiri dengan resolusi 768/720p merupakan pilihan yang paling layak. Hasilnya, skor berada di kisaran 30-50 fps.
Tapi kalau buat game-game esports kayak CS-GO, Dota2, PUBG, atau Apex Legends, kami masih mendapatkan skor fps yang lebih tinggi pada pilihan mentok kiri dengan resolusi HD. Jadi kalau mau naikin resolusi ke full HD, fps yang didapat masih terbilang layak untuk diajak bermain.
Oiya, dengan menaikkan clock RAM dari 2666Mhz ke 3000Mhz. Secara umum peningkatan memang ada dan cukup lumayan untuk pengujian sintetis. Sedangkan pada pegujian gaming, hasilnya juga keliatan meski gak tinggi-tinggi amat, tpi udah cukup lumayan lah peningkatan performa-nya. Untuk lebih jelasnya, berikut skor benchmark-nya.