Upgradability
Spek yang dikasih predator gaming ini bisa dibilang udah mentok. Jadi kalian udah gak perlu lagi pusing mikirin buat upgrade. Bagian belakang udah nyediain access door, Jadi gak perlu bongkar semua kalo mau upgrade komponen kayak RAM atau SSD. Dari spesifikasi RAM-nya ada empat slot yang sudah terisi semua dimana masing-masing sekepingnya 16GB. Tapi dari access door hanya terihat dua slot saja. Sedangkan dua slot sisanya ada di bagian dalam yang mesti dibongkar jika ingin melihatnya. Sedangkan untuk slot SSD NVMe M.2 PCIe x4 sudah terpasang dua keping yang masing-masing punya kapasitas 512 GB. Dengan spek gini sih udah gak perlu lagi deh untuk upgrade.
Storage
Laptop ini nyediain storage cukup besar. Ada dua SSD yang masing-masing punya kapasitas 512 GB. Udah gitu keduanya dikonfigurasiin ke RAID 0. Jadi di Windows keliatannya sebesar 1 TB. Gak cuma menggabungkan 2 ssd, konfigurasi RAID 0 juga bikin performa makin kencang. Kalo dirasa masih kurang, laptop ini masih nambahin HDD yang punya ukuran 2 TB yang punya kecepatan putaran 5400 rpm. Gak terlalu cepat tapi udah cukup buat nyimpen data besar atau buat nginstal banyak game-game baru yang kapasitasnya gede.
Audio
Soal audio, ekspektasi kami awalnya cukup tinggi. Karena predator gaming menyertakan lima speaker dan satu subwoofer. Apalagi sebagai laptop gaming yang cukup mahal, kami berharap kualitasnya diatas rata-rata. Tapi ternyata kualitasnya tak membuat kami berkata wah untuk sekelas laptop mahal. Suara memang terdengar lebih wide tapi detailnya masih kurang terasa. Dentuman bass kurang nendang dan cenderung dominan di treble-nya.
Pada pengaturan volume maksimal suaranya terdengar kurang kencang. Hal berbeda ketika audio terhubung ke earphone. Pada volume maksimal, suara terdengar sangat keras. Laptop ini juga nyediain fitur Acer TrueHarmony dengan 6 preset yang disesuaikan sama aktivitas yang dilakukan, kayak main game, nonton film, atau denger musik. Perubahan pada masing-masing preset memang terasa tapi gak terlalu signifikan.
Suhu
Sistem pendingin yang dipake laptop ini ternyata emang mantap. Selain airhole di tiap sisi, bagian dalam nya udah terpasang lima heatpipe yang menempel dan terhubung ke kipas di bagian CPU dan kipas di GPU. Ini masih ditambah dengan kipas metal Aeroblade 3D generasi ke-4 dengan putaran kencang.
Pengujian pertama kami menggunakan pengaturan auto untuk fan serta fitur CoolBoost yang dimatikan. Sistem juga digunakan dalam kondisi normal atau default. Pada kondisi ini, stress test berjalan lancar tidak terjadi overheat dan hanya terjadi power limit throttling aja. Suhu yang terpantau yaitu 85 derajat pada CPU dan 63 derajat pada GPU.
Pengujian kedua kami lakukan saat laptop dalam kondisi ter-overclock. Sistem berjalan pada clock di kisaran 4,3 sampai 4,5 Ghz. Disini suhu berada di kisaran 88 derajat pada CPU dan 57 derajat pada GPU dan tidak terjadi throttling sama sekali. Jadi dalam kondisi OC sistem tetap adem dan berjalan maksimal.
Software (Predator Sense)
Ini dia software yang bikin mudah untuk mantau kondisi sistem secara umum. Dari sini kalian juga bisa mengatur lighting, preset overclocking, hotkeys, fan control. Semuanya gampang. Cukup dari software ini.