“Berita palsu” atau HOAX dan informasi salah lainnya, propaganda online, dan konten satir yang diyakini orang telah memenuhi web melalui mesin pencari dan media sosial. Telah mengakibatkan keretakan dalam bagaimana orang memandang organisasi berita hari ini dan kualitas liputan mereka. Upaya nonpartisan yang disebut The Trust Project, bekerja untuk mengatasi situasi ini dengan membantu pengguna online membedakan antara jurnalisme yang andal dan konten promosi atau informasi yang keliru.
Saat ini, kunci dari upaya tersebut – disebut “Indikator Kepercayaan” – akan ditayangkan di Facebook, menawarkan informasi transparan yang mudah diakses tentang etika dan praktik organisasi berita.
Beginilah kerjanya: sejak dua hari lalu, di Facebook, sebuah ikon muncul di samping artikel di News Feed. Saat Anda mengeklik ikon ini, Anda dapat membaca informasi yang telah dibagikan penerbit terkait dengan “etika dan standar organisasi mereka, latar belakang jurnalis, dan bagaimana mereka melakukan pekerjaan mereka,” menurut sebuah pengumuman dari The Trust Project.
Facebook, Google, Bing dan Twitter berkomitmen untuk menampilkan indikator ini, meski tidak semua implementasi masih dilakukan.
Di Google, Indikator Kepercayaan akan muncul di Google News, Penelusuran Google, dan di produk Google lainnya di mana berita dapat ditemukan, Google menjelaskan semua ini dalam sebuah posting blog. Namun, turut menyatakan bahwa mereka masih menentukan bagaimana tepatnya Indikator akan ditampilkan.
The Trust Project itu sendiri dimulai oleh jurnalis Sally Lehrman dari Pusat Markkula untuk Etika Terapan, Santa Clara University, dan didanai oleh lembaga milik pendiri Craiglist, Craig Newmark’s Philanthropic Fund, Google, John S. dan James L. Knight Foundation, the Democracy Fund, and Yayasan Markkula.
“Di dunia tempat kita berjejaring secara digital ini, lebih sulit untuk membedakan mana pelaporan yang akurat, periklanan, atau bahkan kesalahan informasi,” kata Lehrman. “Publik yang semakin skeptis ingin tahu keahlian, perusahaan dan etika di balik sebuah berita. The Trust Indicators menyerahkan perlengkapan ini ke tangan orang-orang, sebagai sarana untuk menilai apakah suatu berita berasal dari sumber yang dapat dipercaya yang dapat mereka andalkan.”
Organisasi-organisasi berita pertama yang mengadopsi Trust Indicators akan ditayangkan bulan ini, termasuk agensi pers Jerman, The Economist, The Globe and Mail, Independent Journal Review, Mic, La Repubblica dan La Stampa, Trinity Mirror dan The Washington Post. Haymarket Media Group akan menerapkan indikator pada tiga merek mereka pada akhir tahun, dan beberapa gerai lagi akan mulai menampilkan indikator selama enam bulan ke depan.
Secara khusus, The Trust Project telah merilis delapan Trust Indicators yang dibuat oleh para pemimpin dari lebih 75 organisasi berita yang akan menawarkan transparansi tambahan tentang etika dan praktik sebuah organisasi.
Indikator ini antara lain mencakup:
- Standar praktik.
- Kompetensi jurnalis.
- Tipe tulisan.
- Referensi dan sumber.
- Sumber dan lokalitas.
- Ragam perspektif.
- Tanggapan yang dapat ditindaklanjuti.
Di Facebook, penerbit termasuk Vox Media dan AP terlibat dalam tesnya, namun tidak mengungkapkan daftar lengkap penerbit.
Plugin WordPress juga akan tersedia untuk penerbit yang memenuhi syarat.
Seruan “berita palsu” yang diteriakkan oleh Presiden Trump, telah membantu mengikis kepercayaan warga A.S. pada media. Saat ini, hanya sepertiga orang Amerika yang mengatakan bahwa mereka memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi pada media berita, menurut sebuah jajak pendapat Gallup. Tapi ini bukan masalah yang terbatas di Amerika saja. Di Inggris, hanya 43 persen orang di sebuah Institut Reuters 2017 mengatakan bahwa berita dapat dipercaya, hal ini merupakan penurunan yang cukup besar dari tahun sebelumnya. Masalah serupa juga dialami di tempat lain.
Itulah sebabnya upaya Trust Project bukan hanya di AS – proyek ini juga sedang bekerja sama dengan sebuah konsorsium organisasi berita di seluruh dunia.
Upaya Trust Project mengikuti usaha terkait dari perusahaan teknologi besar, seperti Facebook dan Google, untuk mengatasi masalah penyebaran informasi dan propaganda di seluruh platform mereka.
Facebook dan Google telah mengadopsi inisiatif pengecekan fakta dan upaya lainnya dalam beberapa bulan terakhir, namun ini telah dikritik sebagai usaha yang agak terlambat untuk memecahkan masalah tersebut. Informasi yang salah masih bisa menyebar, sementara penulis berita palsu dapat dengan mudah mengubah URL untuk menghindari tag “dispute” karena konten mereka yang ditolak.
Indikator Kepercayaan Proyek Trust tentu menyajikan hal yang berbeda. Alih-alih menyaring dan memberi label konten sebagai “dispute”, mereka mengizinkan pengguna untuk mempelajari lebih lanjut tentang organisasi di balik berita tersebut dan sampai pada kesimpulan mereka sendiri tentang konten tersebut.
Entah itu akan benar-benar membantu dalam jangka panjang, hal ini tentu harus dicermati lebih lanjut.