Pada artikel Mengenal Teknologi Layar 3D part 1 sebelumnya (dalam proses recovery), kita sudah membahas tentang dasar-dasar teknologi 3D. Nah, diartikel lanjutan kali ini, kita akan membicarakan beberapa system 3d pendukung lain termasuk media pendukungnya.
<
Polarized 3D system
Konsep lain yang biasa digunakan dalam mewujudkan grafis 3D adalah Polarized 3D system. Pada konsep ini penggunaan kacamata polarisasi dimaksudkan untuk menciptakan ilusi gambar tiga dimensi dengan membatasi cahaya yang mencapai masing-masing mata, contoh stereoskopi.
Untuk menyajikan gambar dan film stereoscopic, dua gambar diarahkan agar saling bertumpuk di layar yang sama melalui filter polarisasi yang berbeda. Sipengguna memakai kacamata (biasanya jenis yang murah) yang telah disematkan sepasang filter polarisasi yang berbeda. Tiap filter hanya akan dilewati satu jenis cahaya yang sama-sama sudah terpolarisasi dan memblok cahaya terpolarisasi lain dari arah yang berlawanan, hingga setiap mata melihat gambar yang berbeda. Ini digunakan untuk menghasilkan efek tiga dimensi dengan memproyeksikan adegan yang sama kedua mata kita, tetapi digambarkan dari perspektif yang sedikit berbeda.
Types of glasses
- Linearly polarized glasses

Untuk menyajikan film stereoskopik, dua gambar diproyeksikan dan ditumpangkan ke layar yang sama melalui filter polarisasi ortogonal (Biasanya pada 45 dan 135 derajat). Pengguna memakai kacamata terpolarisasi linier yang juga mengandung sepasang filter polarisasi ortogonal berorientasi sama sebagai proyektor. Tiap filter hanya akan dilewati satu jenis cahaya yang sama-sama sudah terpolarisasi dan memblok cahaya terpolarisasi ortogonal lain dari arah yang berlawanan, setiap mata hanya melihat satu gambar yang diproyeksikan, dan terlihatlah efek 3D.

Jeleknya, pengguna diharuskan menjaga posisi kepala kepala, sedikit saja miring, menyebabkan gambar dari saluran kiri dan kanan mengalir ke saluran yang berlawanan. Hal ini dapat membuat tampilan tidak nyaman berkepanjangan untuk itu gerakan kepala terbatas untuk mempertahankan efek 3D.
- Circularly polarized glasses
Seperti konsep liner, konsep Circularly juga memiliki prinsip kerja serupa, hanya saja filter yang digunakan berjenis circular polarizing yang diarahkan terbalik. Pengguna memakai kacamata yang berisi sepasang penganalisa filter (polarizer melingkar yang dipasang terterbalik). Cahaya yang terpolarisasi dari arah kiri akan di blok oleh analyzer di sebelah kanan, dan sebaliknya. Hasilnya sama dengan tampilan streoscopic menggunakan linearly polarized glasses, bedanya di metode ini si penonton bisa lebih leluasa menggerakan kepalanya walaupun hasil perpaduan streoscopic akan pudar akibat ketidak selarasan antara pandangan mata dan kamera.

Sistem Kontruksi dan Contoh Penerapannya
Cahaya yang direfleksikan dan telah terpolarisasi dari layar dengan gambar bergerak biasanya kehilangan banyak efek polarisasi, namun masih bisa di terima jika memanfaatkan layar berwarna perak. Ini berarti bahwa diperlukan beberapa baris Proyektor DLP plus penyaring efek polarisasi, layar berwarna perak dan sebuah system komputer dengan VGA dual head yang kesemuanya membutuhkan modal besar ( lebih dari US$10,000 di tahun 2010) untuk menampilkan data 3D stereoscopic secara simultan ke sekumpulan orang yang menggunakan kacamata terpolarisasi.


Pada sebuah kasus RealD , lapisan filter terpolarisasi berbahan liquid crystal yang mampu men-switch polaritas berkali-kali setiap detiknya, diletakan tepat dimuka lensa proyektor. Hanya perlu sebuah proyektor, ketika gambar pada mata kanan dan kiri ditampilkan silih berganti. Sony memiliki sebuah fitur yang dinamakan RealD XLS, yang menampilkan secara simultan gambar yang telah terpolarisasi secara circular. Mengandalkan sebuah proyektor 4K yang manampilkan dua gambar 2K yang saling bertumpuk lewat sebuah lensa special yang disisipkan guna mempolarisasi dan memproyeksikan sebuah gambar diatas gambar lainnya.

Sisipan optical dapat ditambahkan pada proyektor tradisional 35mm agar mampu beradaptasi saat memproyeksi sebuah film berformat “atas dan bawah”, dimana pada tiap pasang gambar dibangun bersama diatas sebuah frame film. Kedua gambar di proyeksikan melalui polarisasi yang berbeda dan saling bertumpuk. Jalan ini adalah yang paling hemat untuk mengkonversi sebuah tampilan theater ke bentuk 3D. Karena yang diperlukan hanya sisipan dan layar dengan permukaan-non depolarizing, bukan alat konversi khusus ke proyeksi 3-D digital. Thomson Technicolor saat ini memproduksi adapter jenis ini.
Ketika gambar stereo harus disajikan kepada seorang penonton, dibutuhkan sebuah penyatu gambar, menggunakan cermin yang sebagian areanya diwarnai perak dan dua gambar layar yang dipantulkan. Satu gambar terlihat secara langsung melalui cermin miring sementara yang lain dipandang sebagai refleksi.
===
Masih banyak sebenarnya yang bisa kita diskusikan mengenai teknologi 3D display ini, di part selanjutnya kita akan diskusikan mengenai Penerapan di TV Dan Layar Komputer termasuk trend yang sedang berlangsung di dunia 3D. So, keep in Touch dengan submit email anda ok.
Lebih lanjut