Krisis Memori kini bukan lagi sekadar prediksi suram, melainkan ancaman nyata yang mulai memakan korban di pasar elektronik konsumen. Bukti paling konkret baru saja terjadi saat Micron memutuskan untuk menutup lini bisnis Crucial (RAM dan SSD konsumen) demi mengalihkan seluruh kapasitas pabriknya ke chip AI.
Efek Domino Krisis Memori Akibat AI
Ternyata, keputusan raksasa semikonduktor tersebut hanyalah permulaan. Laporan terbaru dari firma riset TrendForce memberikan peringatan keras: kelangkaan komponen akibat manuver serupa berpotensi besar mengerek harga PS5 dan Nintendo Switch 2 pada tahun 2026. Ini adalah dampak langsung dari “perang rebutan” stok yang semakin sengit antara industri gaming melawan raksasa data center AI.
Gamer vs AI: Siapa yang Menang?
Akar masalahnya sederhana namun fatal. Produsen memori global kini berlomba-lomba mengikuti jejak Micron: meninggalkan pasar konsumen yang marginnya tipis demi mengejar kontrak chip AI yang sangat menguntungkan.

Akibatnya, pasokan memori DRAM dan NAND Flash untuk perangkat konsol menjadi langka dan mahal. Laporan TrendForce menyoroti betapa rentannya struktur harga konsol saat ini terhadap fluktuasi komponen tersebut:
PlayStation 5 & Xbox: Biaya memori memakan porsi hingga 36% dari total biaya produksi.
Nintendo Switch 2: Sekitar 21-23% harga jualnya habis hanya untuk komponen memori.
Jika Krisis Memori ini berlanjut, Sony dan Nintendo diprediksi tidak akan kuat lagi melakukan subsidi harga. Mau tidak mau, harga jual ke konsumen harus dinaikkan untuk menutupi biaya produksi yang membengkak.
Prediksi 2026: Diskon Hilang, Stok Menipis
Bagi Anda yang menunggu harga konsol turun di tahun 2026, bersiaplah kecewa. Analisis pasar memprediksi bahwa diskon atau potongan harga akan menjadi barang langka. Situasi ini diperparah dengan hilangnya pemain besar di pasar komponen ritel seperti Crucial, yang membuat opsi suplai memori semakin terbatas dan mahal.

Lebih parah lagi, kenaikan biaya komponen ini diperkirakan akan memicu penurunan pengiriman konsol sebesar 4,4%. Angka ini merupakan revisi yang lebih buruk dari prediksi sebelumnya, menandakan bahwa dampak badai AI terhadap industri gaming ternyata lebih destruktif dari dugaan awal.
Tak hanya konsol, media fisik juga terancam. Kenaikan harga NAND flash berisiko membuat biaya produksi cartridge Nintendo Switch 2 melambung, yang ujung-ujungnya akan dibebankan ke dompet gamer.
Bayang-Bayang “Periode Stagnasi”
Situasi ini mengingatkan kita pada kelangkaan chip tahun 2021 yang sempat melumpuhkan produksi PS5. Bedanya, kali ini musuhnya bukan pandemi, melainkan pergeseran fokus industri secara permanen ke teknologi AI.
Para ahli memperingatkan, jika industri AI terus memonopoli pasokan DDR5 dan HBM hingga 2028, pasar konsol bisa memasuki “periode stagnasi”. Hal ini bisa terjadi tepat sebelum kedatangan generasi PlayStation 6 (PS6), membuat transisi ke generasi baru menjadi sangat mahal.
Jadi, fenomena ini adalah sinyal merah bagi para gamer. Langkah Micron yang keluar dari pasar konsumen adalah peringatan awal bahwa era harga elektronik murah mungkin akan segera berakhir.
Disclaimer: Artikel ini mengacu pada laporan TrendForce. Kebijakan harga sepenuhnya merupakan hak prerogatif produsen konsol.
Baca juga:
- Awas! Harga Laptop Terancam Naik Drastis di 2026, Ini Kata Lenovo
- Micron Tutup Crucial Akhir Februari 2026: Semua Kapasitas Produksi Dialihkan ke AI
- Harga DRAM Naik Gila-Gilaan, GPU NVIDIA dan AMD Diprediksi Ikut Naik Juga!
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.


















