Kabar kurang sedap datang dari dapur Google. Chip terbaru mereka yang sangat dinantikan, Tensor G5, gagal mengesankan para pengamat teknologi. Keluhan utamanya? Chip ini sangat mudah panas dan mengalami throttling (penurunan performa drastis), terutama saat bermain game. Banyak yang menuding GPU baru dari Imagination sebagai biang keladinya, namun ternyata masalahnya jauh lebih mendasar dari itu.
Ini Penyebab Sebenarnya Chip Tensor G5 Gampang Panas
Masalah throttling pada Tensor G5 bukanlah isapan jempol. Pengujian menunjukkan performa chip ini anjlok secara signifikan saat diberi beban kerja berat. Yang lebih mengejutkan, penurunan performa ini tidak hanya terjadi saat menjalankan game AAA yang berat, tetapi juga saat menjalankan tugas yang lebih mengandalkan CPU, seperti emulasi PlayStation 2. Fakta ini membuktikan bahwa menyalahkan GPU semata tidaklah adil; ada masalah yang lebih besar di dalam arsitekturnya.
Bukan Salah GPU, Tapi Strategi “Tambal Sulam” Google
Penyebab sebenarnya dari performa loyo Tensor G5 terletak pada strategi desain Google yang “tambal sulam” atau piecemeal. Alih-alih merancang sebuah chip secara terintegrasi dari nol, Google terlihat seperti merakit komponen-komponen siap pakai dari berbagai vendor.

Sebagai perbandingan, Qualcomm Snapdragon 8 Elite Gen 5 berhasil mengungguli Tensor G5 secara telak dalam berbagai tes benchmark seperti Geekbench 6 dan 3DMark. Rahasianya? Qualcomm menggunakan core CPU Oryon yang mereka rancang sendiri (custom), memberikan mereka kendali penuh atas optimasi performa dan efisiensi, termasuk pada ukuran L2 cache.
Di sisi lain, Google menggunakan core CPU ARM Cortex standar yang “siap pakai” dan tidak dioptimalkan secara mendalam untuk bekerja di dalam ekosistem Pixel 10. Begitu pula dengan GPU Imagination IMG DXT-48-1536; meskipun Google ikut serta dalam pengembangannya, kendali penuh atas driver fundamental dan kode spesifik hardware tetap berada di tangan Imagination. Ini berarti Google tidak memiliki kontrol penuh untuk melakukan optimasi di tingkat paling dasar.
Perbandingan: “Baju Jahitan Desainer” vs “Baju Siap Pakai”
Analogi terbaik untuk menggambarkan strategi ini adalah perbandingan antara setelan jas.
- Qualcomm: Mereka seperti desainer yang membuat setelan jas dari awal. Setiap potongan kain, benang, dan kancing dipilih dan dijahit khusus untuk satu orang, menghasilkan setelan yang pas dan sempurna.
- Google: Strategi mereka seperti membeli setelan jas siap pakai dari toko, lalu membawanya ke penjahit untuk sedikit dipermak di bagian lengan atau pinggang. Fungsional, tapi tidak akan pernah senyaman atau seistimewa setelan yang dibuat khusus.
Kesimpulan: Performa Jadi Korban Penghematan Biaya
Selama Google terus memprioritaskan penghematan biaya dengan merakit komponen “siap pakai” dalam strategi desain chipnya, performa mentah dari Tensor G5 kemungkinan akan terus tertinggal dari para pesaingnya. Meskipun memiliki beberapa elemen revolusioner seperti TPU (Tensor Processing Unit) untuk AI, fondasi performa utamanya belum dibangun secara kokoh dan terintegrasi, menjadikan performa sebagai korban utama dari strategi penghematan ini.
Baca juga:
- Kini Google Drive Aman dari Ransomware! Fitur AI Baru Bisa Blokir & Pulihkan File Otomatis
- Jangan Ketinggalan! Epic Games Store Bagi-Bagi 2 Game Gratis dalam Waktu Terbatas
- Era Baru Dimulai! Google Siapkan Android di PC, CEO Qualcomm: ‘Saya Sudah Lihat, Luar Biasa!’
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.




















