CHATGPT merupakan sebuah platform AI yang belakangan lagi hype banget. Bahkan menurut ex petinggi google, Paul Bucheeit, platform ini bisa melangkahi Google hanya dalam waktu 2 tahun saja. Terus kira-kira apa sih istimewanya dari platform ini? Mari kita bahas!
Pengertian ChatGPT dan Cara Kerjanya
Singkatnya, ChatGPT merupakan Natural Language Processing atau NLP tool yang memungkinkan chatbot, bisa berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dimengerti oleh pengguna layaknya manusia. Tools ini bisa digunakan untuk berbagai hal.
Mulai dari menjawab pertanyaan, membantu membuat email, menulis esai, sampai menemukan bugs atau error pada sebuah kode pemrograman. ChatGPT ini dibuat oleh OpenAI,sebuah perusahaan yang berfokus pada AI yang sebelumnya sempat merilis Generative AI, seperti DALL-E 2.
Selain punya kemampuan untuk berkomunikasi dalam bahasa yang mudah dimengerti. ChatGPT juga punya keunikan lain, yaitu kemampuan untuk mengingat percakapan dengan pengguna. Dengan begitu, AI ini dapat memberikan jawaban berdasarkan konteks yang sebelumnya sudah diberikan oleh pengguna.
Harus Dilatih dengan Data
Sama seperti kebanyakan AI, ChatGPT harus dilatih menggunakan data dalam jumlah yang banyak. Untuk melatih ChatGPT mengenali pola percakapan manusia, OpenAI sendiri memanfaatkan internet sebagai platform penghubung.
Selain itu, mereka juga melatih ChatGPT menggunakan Reinforcement Learning from Human (RLHF). Melalui metode ini, AI akan diberikan contoh percakapan antara manusia dan asisten digital, yang dibuat oleh pelatih manusia.
Dengan begitu, AI akan bisa berkomunikasi dengan lebih luwes layaknya manusia pada umumnya. Mengingat OpenAI menggunakan data di internet untuk melatih ChatGPT, pengetahuan AI tentang suatu topik akan tergantung pada ketersediaan informasi yang ada.
Ada Indikasi Misinformasi
ChatGPT akan lebih menguasai topik yang sering dibicarakan di internet dan memiliki banyak informasi yang bisa digunakan sebagai latihan, seperti yang disebutkan oleh CNET.
Meskipun begitu, Open AI memperingatkan bahwa ChatGPT merupakan tools yang tidak sempurna, AI ini bisa saja memberikan miss information atas pertanyaan yang diajukan pengguna. Saat ini, ChatGPT bisa digunakan oleh semua orang secara gratis.
Alasannya, karena ChatGPT masih dalam tahapan pengembangan dan Open AI ingin mendengarkan masukan dari masyarakat, sekaligus mengisi knowledge AI tersebut dengan data yang dikumpulkan oleh para penggunanya saat ini.
Cara Akses ChatGPT
Untuk menggunakan ChatGPT, kalian cukup kunjungi chat.openai.com terus bikin deh akun OpenAI. Setelah log in, kalian bisa langsung mulai berdiskusi dengan ChatGPT, menurut laporan ZDNet. Kalian bisa membahas banyak hal dengan ChatGPT ini manga, sampai filosofi kehidupan, keren banget sih ini.
Selain itu, ChatGPT juga bisa digunakan untuk mengajarkan sebuah topik. Hal ini dilakukan oleh Tobias Zwingmann, Managing Partner dari RAPYD.AI yang juga memiliki pekerja sambilan sebagai pengajar kelas online.
Banyak Orang Merasakan Dampak Positif
Dia bercerita, kalau dia pernah minta ChatGPT buat menjelaskan mekanisme dan cara kerja dari DBSCAN machine learning. Dia mengungkap, jawaban yang diberikan ChatGPT cukup lengkap dan koheren. Dan jawaban dari ChatGPT tersebut bisa digunakan oleh Zwingmann sebagai materi pengajaran dalam kelas.
Zwingmann pun bukan satu-satunya orang yang memanfaatkan ChatGPT untuk membantu pekerjaannya. ada juga Cai GoGwilt, Chief Technology Officer dari Ironclad, sebuah startup manajemen kontrak digital.
Dia mengatakan, dia menggunakan ChatGPT untuk membuat ringkasan dari perubahan yang diminta klien pada sebuah dokumen kontrak hukum. GoGwilt merasa, respons dari ChatGPT terasa “sangat kreatif” jika dibandingkan dengan respons dari AI serupa seperti RoBERTA buatan META.
Potensi Penyalahgunaan
Harus diakui, ChatGPT emang bisa nyampein informasi dengan gaya lebih natural dibandingkan chatbot yang udah ada selama ini. Tapi, hal itu bukan berarti ChatGPT sudah sempurna ya. Satu kelemahan terbesar dari ChatGPT adalah dia bisa kasih informasi yang gak tepat.
Walau AI ini bisa menyampaikan informasi dengan tata bahasa yang baik dan mudah dimengerti, tetap ada kemungkinan bahwa ia menyampaikan informasi yang salah, apalagi sekarang masih dalam masa uji coba. Selain itu, ChatGPT juga masih menunjukkan bias terhadap warna kulit dan gender.
Dilaporkan Bias Gender (Deskriminatif)
Hal ini dilaporkan oleh Seorang dosen dari UC Berkeley yang meminta ChatGPT untuk menulis kode dalam bahasa programming Phyton dan menentukan karakteristik dari peneliti yang mumpuni, berdasarkan ras dan gender.
ChatGPT lalu menentukan bahwa peneliti yang baik merupakan laki-laki dengan warna kulit putih. Ketika AI ini diminta untuk mengubah jawabannya, ia menyebutkan bahwa laki-laki kulit putih dan Asia merupakan peneliti yang baik.
Kelemahan ChatGPT
Terakhir, kelemahan dari ChatGPT adalah ia belum bisa mengakses informasi paling baru di internet. OpenAI mengungkap, mereka masih membatasi informasi yang digunakan untuk melatih ChatGPT hingga tahun 2022 saja. Hal itu berarti, ChatGPT tidak bisa memahami sesuatu setelah tahun 2022.
Terlepas dari hal negatif yang ditimbulkan, tentu kami pun berharap kalau teknologi AI ini bisa bermanfaat untuk seluruh umat manusia. Tak hanya kalangan elite tertentu, agar manfaat kemajuan teknologi bisa dirasakan semua orang saat ini.
Baca juga:
- Emang Bener SSD Bisa di Defrag? | Mitos atau Fakta?
- Chia, Cryptocurrency Yang Memanfaatkan Storage
- Produk SSD Di Dalam Mouse Diungkap ADATA
________________________________________________________________________________________
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com