Akhirnya kami kedatangan GPU Aorus RTX 4080 GPU yang hadir sebagai alternatif GPU ADA Lovelace dengan harga terjangkau, tapi tetap hadir dengan teknologi eksklusif RTX 4000, lalu apakah dengan harga lebih terjangkau GPU ini punya value lebih ketimbang RTX 4090? Lets check it out!
Overview Aorus RTX 4080
Untuk spesifikasi, tentu udah pada tau lah ya, RTX 4080 ini sebuah GPU berarsitektur Ada Lovelace berfabrikasi node 4 TSMC 4nm, yang dirancang untuk mampu menampung hingga 76 miliar transistor atau 2.8X lebih banyak dibanding RTX 3000 yang hanya mampu menampung 28 miliar transistor GPU.
Dari sisi teknis terlihat RTX 4080 ini membawa total 9782 CUDA core atau 40% lebih sedikit ketimbang si 4090 nya, dengan core clock di 2550MHz serta konfigurasi memory 16GB GDDR6X 256 bit.
Jujur awalnya gw berharap GPU ini berdimensi lebih compact dibanding RTX 4090, tapi ternyata pas dateng eh, ukurannya malah masih mirip sama 4090, di 35.7 cm atau menghabiskan sekitar 3.5 slot expansi pada benchtable kami.
Sistem Pendinginan
Meskipun terlihat bongsor, bobot GPU ini sebenernya gak berat berat banget, karena cover body nya ini terbuat dari plastik, dengan sistem pendinginan Vapor chamber terbaru yang dirancang dengan struktur heatpipe yang terlihat sangat menjanjikan.
Seperti biasa pada seri Aorus Master, bagian atas nya terdapat mini LCD monitor yang berfungsi untuk menampilkan beberapa informasi penting semacam suhu, clock, atau bahkan fan speed untuk real time monitoring GPU nya.
Terdapat juga dukungan dual Bios yang memungkinkan pengguna untuk memilih mode OC maupun standard sesuai dengan kebutuhan penggunanya. Nah pada paket pembelian, kalian bakal dapetin 1 konektor 12VHPWR, dan 2 bracket holder untuk mengencangkan GPU di casing kalian.
Output Display
Untuk output display terlihat masih sama dengan SKU 4090, dengan 3 Display Port 1.4a serta 1 HDMI 2.1, konektor daya nya pun masih sama pake 12VHPWR yang sempat bermasalah di beberapa SKU RTX 4090, dengan requirement PSU di 750W.
Test Bed
Untuk test bed nya kita gunakan CPU Intel Core i9 13900K, dengan motherboard Aorus Z790, Untuk CPU Cooler kita pake Arctic Liquid Freezer 240mm, lalu untuk RAM nya pakai Team T Force Delta RGB 32GB 6000MHz.
SSD nya juga masih pake dari Team yaitu SSD Gen 4 Cardea Z44L 512GB, dan ini kita lakukan pengujian menggunakan open benchtable dengan suhu ruangan di 25 derajat celcius.
Shader Execution Re-Ordering
Sebelum masuk ke bagian utama, ada beberapa teknologi baru yang semestinya dibahas si, salah satunya Shader Execution Reordering / SER yang berfungsi untuk mengatur workload GPU secara dinamis agar beban kerja GPU makin efisien.
Bisa dilihat dari diagram blok yang kami dapat dari paper Nvidia Developer, SER ini hadir dalam bentuk AI optimizer, yang singkatnya berguna untuk mengkoordinasi & mengoreksi processing visual di RTX 4000 series.
DLSS 3
Fitur lain yang menarik menurut kami adalah DLSS 3, singkatnya DLSS 3 ini bertugas untuk menyisipkan 1 frame diantara 2 frame yang sudah dirender yang diciptakan oleh AI yang diklaim bisa menambah animation smoothness terutama untuk membantu monitor high refresh rate display.
sayangnya DLSS 3 ini butuh dukungan spesifik dari para developer game, Nvidia menyatakan sejauh ini udah ada 35 game ternama yang mendukung DLSS 3 ini. Mulai dari flight simulator, Marvel’s Spiderman, F1 2022, sampai The Witcher 3.
Simulasi Penggunaan DLSS
Nah disini kita coba simulasiin penggunaan game F1 2022, game yang gak terlalu baru sebenernya, tapi punya kualitas visual gaming next gen, yang pastinya bakal membebani workload GPU cukup berat. Ini gw coba jalan di preset 4K ultra.
Terlihat GPU ini mampu meraih average 65 fps, performanya cukup impresif sih mengingat ini jalan native 4K tanpa DLSS. Dan saat DLSS 3 diaktifkan, fps nya makin tinggi lagi, nyentuh 114 an fps dan gw bisa bilang kualitas visual antara resolusi native 4K dengan preset DLSS 4K nih sulit banget dibedain.
Detail nya dapet, titik pantulan cahaya juga tepat, animation smoothness nya juga mulus, pokoknya gokil lah. Dan kalau kita kalkulasi dari game ini, peningkatan yang dibawa saat DLSS off & on ada di sekitar 1.75X lipat, ini agak gila sih jujur.
Performa Gaming Kompetitif
Kalau game kompetitif mah gak perlu ditanya lagi lah ya, selama CPU nya juga selevel kayak yang kami pake sekarang, Intel Core i9 13900K, ya gaming performance competitive nya pun bakal ke boost banget, contoh kayak valorant, bisa nyentuh sampai 700 an fps. Bakal puas banget lah pokoknya.
Benchmark Synthetic
Selanjutnya kita coba siksa GPU ini dengan Stress test menggunakan 3DMark Fire Strike Ultra, terlihat GPU ini mampu hasilkan performa yang super stabil, suhu maksimal nya cuma nyentuh 78 derajat celcius, dengan pick power GPU up to 330 Watt, sedikit melebihi GPU Founders Edition yang ada di 320Watt.
Selanjutnya kita masuk ke benchmark lain, menggunakan 3DMark Fire Strike Extreme, yang menguji kemampuan GPU dalam penggunaan skenario game beresolusi 1440P kayak Battlefield V, Red Dead Redemption 2 ataupun GTA V, terlihat GPU ini dapet graphic score di kisaran 30 ribuan poin.
Pemanfaatan Dual BIOS
Itu tadi hasil pengujian dengan konfigurasi default BIOS OC dari Aorus, tanpa kami ubah settingan apapun, dan kami pun sempat menguji GPU ini dengan konfigurasi BIOS silent, hasilnya memang kami akui terdapat penurunan performa tapi kecil banget cuma 1000an poin saat pengujian 3DMark Fire Strike.
Tapi tentu ada efek positif juga dengan kalian mengaktifkan BIOS silent ini, yaitu power draw yang kini cuma mentok di 276Watt doang, jadi menurut kami cukup oke lah BIOS Silent nya ini, dengan pengurangan performa yang minor, tapi bikin power draw lebih irit.
Pengujian Content Creator
selanjutnya pengujian content creations, pertama menggunakan Adobe Premiere Pro 2023 yang dijalankan dengan skenario rendering video 4K berdurasi 1 menit , dengan 3 preset effect, Motion Blur, Warp Stabilizer & Lumetri Color.
Dan hasilnya GPU ini memiliki rendering time super cepat, cuma 32 detik doang, hasil yang sangat baik, mengingat kita menyisipkan beberapa preset effect yang cukup kompleks di skenario ini.
Pengujian Blender 3D
Lanjut ke pengujian selanjutnya menggunakan Blender yang menguji kemampuan GPU dalam menyelesaikan task 3D animation yang biasanya dibutuhkan untuk para animator, creator film, maupun pekerja industri kreatif lain.
Nah terlihat saat pengujian menggunakan BMW 27, kemampuan GPU ini overkill banget, cuman 6 detik doang rendering time nya. Maka dari itu, kita coba kasih load render yang lebih rumit menggunakan sample demo Barcelona Pavilion, GPU ini punya rendering time di 34 detik aja.
Dan menariknya mau load content creations, atau bahkan stress test, temperature hotspot nya ini masih rendah untuk GPU kelas flagship, cuma di kisaran 78 derajat doang, emang terbaik si cooling solutions Aorus ini.
Kesimpulan
Terakhir masuk ke kesimpulan, setelah kami uji dan rasakan experience RTX 4080. Kami mulai mengerti kenapa para vendor GPU berani memberikan MSRP tinggi di GPU ini, karena yang dibeli bukan cuma sekedar sebuah GPU.
Tapi juga membeli inovasi dan Improvement performance yang meningkat signifikan. Shader Execution Re-Ordering, maupun DLSS 3 ajah menurut kami sudah cukup jadi alasan yang kuat bagi para vendor melakukan itu.
Soal performa, kita gak perlu repeat banyak lah ya, KENCENG parah, dari hasil pengujian 3DMark Fire Strike bahkan GPU ini 48% lebih kencang dibanding RTX 3080. suhunya pun adem, saat stress test cuma mentok di 78-80 an derajat celcius, dengan power draw GPU up to 330W.
Harga
Untuk Aorus Master RTX 4080 ini bisa kalian beli dengan harga mulai dari 24.5 jutaan rupiah, lebih mahal? ya wajar kan versi custom. Lalu apakah worth it? menurut kami sudah cukup worth it.
Apalagi kalau kalian butuh GPU monster dengan berbagai dukungan teknologi baru untuk menunjang kebutuhan software masa depan, kayak DLSS 3, SER, Ray Tracing Gen 3, dan banyak lain, GPU ini bakal cocok dan worth it banget.
Baca juga:
- Omen By HP 45L | PC Gaming Sultan Seharga 75 Juta!
- AsRock DeskMeet X300 | Si Mungil Yang Bisa Diajak Gaming!
- Apa Istimewa-nya Dell XPS 15 & 17 ?