Snapchat meluncurkan tiga fitur ramah untuk penyandang disabilitas. Fitur baru Snapchat ini bertujuan untuk memudahkan komunikasi serta menciptakan lingkungan digital yang inklusif.
Dengan menciptakan produk memberdayakan seseorang untuk mengekspresikan diri adalah bagian peniting bagi Snapchat. Fitur-fitur tersebut dibuat supaya mendapatkan pendekatan untuk menggabungkan empati dengan penelitian. Adanya seperti itu dapat dipahami bagaimana pengguna berinteraksi dengan kreatif.
Fitur Baru Snapchat
Berikut beberapa fitur ramah yang telah dihadirkan oleh Snapchat untuk disabilitas. Serta dapat memungkinkan pengguna menampilkan ekspresi diri dengan menyediakan apa yang ada di dunia digital.
Bitmoji dengan Perangkat Bantu Disabilitas
Bitmoji merupakan produk Snap, di mana para pengguna dapat mempersonalisasi avatar atau stiker mereka sendiri untuk berkomunikasi di Snapchat atau aplikasi lain. Namun, saat ini semua orang dapat menghias avatar mereka dengan stiker yang menampilkan alat bantu dengar dan tongkat dalam beberapa warna atau pose 3D menggunakan kursi roda.
Lensa AR untuk Belajar Bahasa Isyarat
Snapchat juga meluncurkan ASL Alphabet Lens pada 5 April 2022 dalam kemitraan SignAll. Selain itu, Snap AR bermaksud memudahkan dan menciptakan cara yang menyenangkan maupun kreatif bagi pengguna untuk berkomunikasi secara visual.
Inovasi pertama pada lensa AR dapat memungkinkan 319 Juta pengguna Snapchat untuk mulai belajar Bahasa Isyarat Amerika (ASL). Nah, Indonesia sebagai salah satu pengadopsi ASL bisa mulai memanfaatkan lensa ini belajar mandiri menggunakan bahasa isyarat.
Fitur Baru Snapchat: Mini Show
Selain itu, Snapchat memiliki mini-show premium yang dibuat untuk seluler aplikasi Snapchat disebut sebagai Shows. Salah satu konten menarik meningkatkan kesadaran tentang disabilitas adalah Make Way.
Sementara, Make Way memiliki banyak episode yang mencakup kisah nyata dari sudut pandang orang-orang tentang bagaimana mereka hidup dengan disabilitas.
Oleh karena itu, acara ini sangat bagus untuk menunjukkan perwakilan dengan lebih beragam dari industri hiburan, serta kalangan Milenial dan Gen Z pada umumnya dalam memahami beberapa masalah yang mungkin jarang dibahas dalam konteks disabilitas.
Baca juga: