Google berencana untuk membatasi pelacakan data pada browser Chrome untuk smartphone berbasis Android. Projek ini dinamakan “Privacy Sandbox” yang bertujuan untuk membatasi pelacakan di seluruh situs web. Sebelumnya, fitur Privacy Sandbox ini memang sudah tersedia pada Chrome. Namun kali ini, Google membawakan pembaruan Privasi Sandbox di Android untuk meningkatkan privasi.
Google Privacy Sandbox
Privacy Sandbox di Android bertujuan untuk mengembangkan teknologi baru yang meningkatkan privasi pengguna dan memungkinkan pengalaman periklanan yang efektif dan dipersonalisasi untuk aplikasi seluler. Inisiatif Privacy Sandbox memiliki dua tujuan inti.
Pertama menghentikan dukungan untuk pihak ketiga saat ada solusi baru. Kedua, Mengembangkan solusi pengganti untuk mendukung penggunaan web dan model bisnis tanpa memungkinkan pengguna dilacak secara individu, dan menghindari pelacakan lintas situs yang tidak diketahui pengguna.
Nantinya Privacy Sandbox akan direncanakan hadir pada Play Store melalui Andorid 13 yang sudah berfokus pada privasi. Wakil Presiden Google Anthony Chavez melalui blog resmi Google mengatakan “Kami mengumumkan inisiatif multi tahun untuk membangun privacy sandbox di Andorid.
Tujuannya untuk unyuk memperkenalkan solusi perikalanan yang lebih privat. Secara khusus, solusi ini akan membatasa pembagian data pengguanya dengan pihak ketiga dan beroperasi tanpa pengenal lintas aplikasi termasuk advertising ID”.
Google mengatakan “sementara kami merancang, membangun dan menguji solusi baru ini, kami berencana untuk mendukung fitur platform iklan yang ada setidaknya selama dua tahun. Kami bermaksud untuk memberikan pemberitahuan substansi sebelum peruabhan di masa mendatang.”
Facebook Mendukung Privacy Sandbox
Sistem operasi Google Android digunakan oleh sekitar 85% pemilik smartphone di dunia. Google mengatakan privacy sandbox bekerja dengan baik untuk pengembangan pihak ketiga, untuk memastikan pelanggan memiliki pengalaman yang lebih pribadi. Google membatasi pelacakan di Andorid dengan cara menghapus ID iklan.
Ada pula aplikasi pihak ketiga seperti Duolingo, Snap, Rovio dan Facebook yang mendukung inovasi ini. Meta sebelumnya mengklaim kehilangan USD 10 miliar akibat dari perubahan privasi Apple, karena dipandang kurang kolaboratif. Apple memang menggunakan Fitur Transparansi Pelacak Aplikasi (ATT) yang memaksa pengembang meminta izin melacak penggunaan iPhone dan iPad.
Belum ada detail lebih jelas mengenai sistem ini akan berjalan, tetapi dalam website resmi Android sudah terdapat beberapa informasi dan timeframe-nya. Kita tunggu saja kelanjutannya.
Baca juga: