Beberapa waktu lalu Xiaomi baru saja mengumumkan kehadiran teknologi pengisian daya baru. Mereka mengklaim, saat ini mereka sudah memiliki teknologi pengisian daya cepat 200 watt.
Teknologi yang disebut sebagai HyperCharge ini menggunakan tipe USB Type-C generasi terbaru yang dapat menghantarkan daya lebih dari 200W. Tapi, seperti biasa, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan dari teknologi tersebut.
Beberapa pihak mengatakan, ada beberapa drawback yang harus diperhatikan dalam penggunaan teknologi pengisian daya tersebut. Dikarenakan pengisian daya yang begitu cepat, baterai akan menjadi sangat panas.
Saat baterai panas, ada beberapa konsekuensi yang akan terjadi. Salah satunya dan yang paling umum adalah penurunan daya baterai. Hal ini pernah dirasakan oleh beberapa vendor yang menggunakan teknologi pengisian daya cepat di masa lalu.
Lalu, bagaimana Xiaomi menanggapi hal tersebut? Seberapa banyak pengguna hingga mereka merasakan degradasi baterai? ternyata, Xiaomi mengatakan bahwa butuh 800 siklus charging dan discharge di 200 watt untuk menurunkan masa baterai di bawah ambang “normal”.
Seperti diketahui, batas normal penurunan daya baterai ada “di atas 80 persen” dari tahun aslinya. Dan bagi mereka yang bertanya-tanya seberapa lama 800 siklus pengisian, Xiaomi mengatakan ada di sekitar 2 tahun.
Misalnya, sebuah smartphone punya baterai 5.000 mAh diisi dengan 200 watt selama dua tahun dan mati, baterai akan menjadi sekitar 4.000 mAh setelah waktu telah berlalu. Ini mungkin tidak terlihat seperti penurunan yang besar, tetapi ini mengkhawatirkan bagi mereka yang tidak sering mengganti smartphone mereka.
Xiaomi di sisi lain mengklaim bahwa standar peraturan China untuk degradasi baterai adalah kapasitas hingga di 60 persen dan maksimal ada di 400 siklus charging dan discharge. Tapi, tetap saja pengisian daya di atas 200 kali dan degradasi di bawah 80 persen sudah cukup menakutkan.
Terutama ketika Anda mempertimbangkan bahwa smartphone modern pada dasarnya adalah pembangkit tenaga listrik dengan chip octa-core, layar kecepatan refresh yang cepat, dan menggunakan jaringan 5G. Semua ini membutuhkan baterai yang lebih kuat untuk melewati hari dengan mudah, dan jika baterai kita menurun pada kecepatan yang begitu cepat, apa gunanya memiliki kecepatan pengisian yang begitu cepat.
Untuk saat ini, kita hanya bisa berharap bahwa produsen smartphone lain tidak menjadi gila dengan kecepatan pengisian yang sangat cepat karena kita akan ditinggalkan dengan smartphone yang luar biasa dengan daya tahan baterai yang buruk.