Selain CPU dan GPU, RAM adalah salah satu perangkat komputer yang paling vital. Sudah harus dipastikan bahwa ada RAM yang cukup untuk menjalankan komputer. Tidak masalah jika Anda memiliki RTX 3090 atau AMD Ryzen 9, jika Anda menggunakan RAM murahan, Anda akan mengalami masa-masa yang buruk.
Harga RAM mungkin tidak terlalu mahal. Pengguna dekstop dapat menabung sedikit lebih lama sampai cukup. Kini, kita lebih sering menggunakan setidaknya 16GB RAM.
Lantas, mengapa kita masih menggunakan RAM 8GB sebagai titik dasar sekian banyak laptop? Jujur saja, 8GB sudah tidak cukup lagi dan harus menjadi minimum yang ingin Anda temukan bahkan di laptop kelas menengah yang lebih murah.
Saat artikel ini ditulis, penulis membuka dua aplikasi yang sebenarnya terbuka di latar depan pada PC saya, Firefox dan Discord Desktop. Menurut menurut Task Manager, saya menggunakan 60% dari memori yang tersedia. Itu lebih dari 8 GB dari 16 GB yang saya miliki. Bayangkan jika hal tersebut terjadi pada laptopmu.
Apa sebenarnya yang menggunakan semua itu? Jawabannya adalah proses latar belakang dari perangkat lunak pihak pertama dan ketiga bawaan Windows 10 itu sendiri. Ditambah lagi dengan program-program lain yang tetap terbuka walaupun sudah menekan tombol “X”. Aplikasi yang beroperasi di latar belakang sudah memakan banyak sumber daya sistem.
Buka Task Manager-mu saat berikutnya menggunakan PC dan lihat saja seberapa banyak yang sedang berjalan. Yang bikin sebal, ada 112 proses Windows berjalan di background. Bagaimana dengan bloatware yang seringkali diselipkan pembuat laptop? Bayangkan seberapa banyak RAM termakan setelah dinyalakan?
Banyak sekali hal yang terjadi dengan Windows 10 hanya untuk membuatnya tetap berjalan. Sayangnya, sebagian besar orang tidak lihai untuk mengutak-atik masalah tersebut. Anda bisa saja melakukan uninstall sebagian aplikasi pihak ketiga dan mengawasi background process. Tapi mengapa harus susah-susah memperbaiki masalah yang dibuat oleh Microsoft sendiri?
Bagi penulis, 16 GB RAM sudah waktunya menjadi standar minimal terutama pada laptop kelas bawah.
Salah satu alasan yang paling penting terletak pada cara Windows mengakali masalah kurangnya memori. Jika penggunaan memori melebihi yang tersedia, Windows secara otomatis membuat “virtual memory”. Virtual memory ini adalah “RAM” yang tersedia pada storage, baik SSD maupun HDD, tergantung dimana windows di-install.
Fitur ini memang cerdik, namun berisiko mengurangi umur HDD, bahkan SSD yang memiliki batas write. Tanpa disadari, umur storage laptop anda turun cepat.
Apa yang bisa pengguna laptop lakukan? Bagi banyak orang, tidak hanya memilih opsi RAM yang lebih tinggi saat membeli laptop adalah keputusan berbasis anggaran. Tetapi orang-orang itu seharusnya tidak pantas mendapat kualitas yang buruk setelah menghabiskan uang yang cukup banyak.
Laptop adalah investasi untuk tahun-tahun mendatang, dan tidak memiliki banyak RAM akan benar-benar mulai merugikan di masa mendatang.
Anda dapat secara aktif memantau apa yang Anda jalankan pada waktu tertentu dan menutup sepenuhnya apa pun yang memonopoli RAM di latar belakang, tetapi itu juga bisa menjadi sangat cepat dan membosankan. Bayangkan program seperti Google Chrome yang digunakan banyak sekali orang, dan browser tersebut terkenal memakan banyak memori.
Ada juga kelompok di luar sana yang berdedikasi untuk mendobrak program bawaan Windows 10. Mereka nekat menghapus hal-hal yang sebenarnya tidak ingin Anda hapus oleh Microsoft. Semua telemetri dan proses latar belakang tersebut dapat banyak dikurangi, tentu saja dengan risiko Anda sendiri.