Sebelumnya, kita kedapatan bocoran gambar visual GPU Intel kelas atas yang bertajuk “Xe-HPG DG2”. Xe-HPG DG2 dikabarkan mampu bersaing dengan Nvidia RTX 3070 dan 3080 yang saat ini masih menguasai pasar GPU generasi terbaru. Kita bisa sepakat, bahwa ini adalah upaya Intel untuk menembus pasar gaming. Namun apa sebenarnya yang perlu Intel lakukan untuk bisa bersaing melawan Tim Merah dan Tim Hijau?
Harga Terjangkau
Sudah jelas, harga pastinya adalah alasan utama yang mempengaruhi pangsa pasar. Taktik ini masih digunakan oleh GPU Radeon untuk bisa bersaing dengan Nvidia. Gamers tentunya masih skeptis memandang performa GPU terbaru dari Intel, mengingat APU sebelumnya (HD Graphics dan Iris) masih kurang kuat menjalankan game Triple A.
Secara tidak langsung, hal ini akan mengakibatkan persaingan harga dengan GPU dari AMD. Kita selaku para konsumen bisa berharap bahwa GPU AMD dan Intel kedepannya memiliki harga yang lebih murah.
Sinkronisasi Dengan CPU Intel
Sama seperti AMD, Intel nantinya akan memiliki keunggulan dalam sinkronisasi prosesor. Intel memang saat ini menembus pasar pada waktu yang tepat. Pasalnya, fitur Smart Access Memory milik AMD masih berada dalam tahap awal. Sedangkan fitur Resizable Bar, yang mirip SAM AMD ini masih sangat baru.
Intel harus cepat-cepat mencari cara agar GPU dan CPU karya Tim Biru bisa sinkron dengan tepat. Mulai dari kecepatan mengerjakan inststruksi antar prosesor, bahkan penyampaian pesan antara cache CPU dengan VRAM. Nvidia hanya bisa memanfaatkan fitur Resizable Bar dan harus bisa menyamakan kinerja prosesor AMD dan Intel. Di sinilah kelebihan Intel yang terbaik.
Berfokus Pada Research and Development
Salah satu keunggulan Nvidia dari dulu sampai sekarang adalah keinginan untuk bereksperimen. Fitur Ray Tracing yang masih dalam tahap awal ini memang tidak diadopsi oleh banyak game. Namun para gamers bisa melihat kedepannya bahwa fitur ini adalah the new normal dalam waktu kedepan.
Saat pertama Nvidia menerapkan Ray Tracing dalam RTX seri 2000, performanya masih kurang baik. Namun dengan sigap Nvidia mengembangkan teknologi DLSS yang kini berada dalam versi kedua.
Hal ini menjadi catatan penting, bahwa Intel harus bisa nekat mencari cara untuk mengembangkan fitur terbaru yang mendongkrak experience saat menggunakan komputer.
Contohnya, Intel yang hingga dipersepsikan pasar sebagai prosesor yang baik untuk kegiatan professional. Maka, carilah solusi agar GPU Intel bisa digunakan untuk mendongkrak performa rendering video/3D lebih cepat daripada Intel dengan harga konsumen biasa.