Bagi para gamer, tahun 2021 memang tahun yang sangat suram. Di saat peluncuran GPU Nvidia RTX seri 3000 dan AMD Radeon seri 6000 memiliki performa yang sangat menggiurkan bagi calon pembeli, harganya justru terasa sangat pahit.
Stok kartu grafis terbaru bisa saja menghilang dalam hitungan detik pada pengecer online. Kalaupun tersedia, harga yang dipasang sangat tinggi dibandingkan yang sudah dijanjikan produsen. Lihat saja, harga GPU RTX 3060 terbaru di pengecer online seperti Enterkomputer, Viraindo, Nanokomputer memiliki harga kisaran Rp 9 Jutaan. Padahal, GPU ini ditargetkan untuk gamer kelas menengah.
Pasar laptop pun juga tidak kalah. Harga laptop dengan prosesor Ryzen 5 3500U yang dulunya dihargai sekitar 7 juta, kini naik menjadi 8 juta. Laptop dengan prosesor Intel i5 Tiger Lake terbaru rata-rata dijual mulai harga 10 juta keatas. Sedangkan Laptop kelas konsumen dengan Prosesor Ryzen seri 5000 masih belum terlihat.
Kenapa bisa semahal itu? Singkat cerita, jawabannya adalah COVID-19. Namun bagaimana bisa pandemi ini membuat harga perangkat komputer naik drastis? Pemmzchannel bagikan beberapa alasannya dibawah ini:
Demand Sangat Tinggi
Jangan kaget, maraknya pandemi COVID-19 membuat banyak kegiatan kerja beralih ke dalam rumah. Kita akrab menyebut keigatan kerja tersebut dengan nama “work from home”. Tentu saja, kegiatan WFH ini membutuhkan komunikasi via Video Call hingga Video Conference.
Mendadaknya kebutuhan Video Conference ini membuat penjualan laptop dengan webcam melonjak sangat cepat. Jangan heran apabila laptop dengan prosesor Ryzen 3 atau Intel Core i3 saja bisa menyentuh 6 Juta.
Produksi Chip Sangat Terbatas
Banyak Foundry (pabrik produsen silikon chip) terpaksa mengurangi produksinya pada tahun ini. Perlu diketahui bahwa produsen GPU dan CPU tidak selamanya punya pabrik produsen chip massal yang bersifat internal.
Contohnya saja Apple, AMD, dan Intel yang menggunakan foundry dari TSMC, atau Nvidia yang menggunakan foundry dari Samsung. AMD sendiri juga sudah mulai melirik Samsung karena Apple saat ini mendominasi TSMC.
Distribusi Perangkat Lamban
Untuk mengurangi persebaran penyakit COVID-19, tidak heran pemerintah membatasi mobilitas penduduk antar negara. Namun tidak hanya penduduk, mobilitas pasokan barang pun juga dibatasi. Jangankan distribusi perangkat komputer yang sudah jadi, bahan mentahnya pun juga dibatasi, membuat foundry bekerja lebih lambat.
Para Calo
Pandemi COVID-19 membuat para banyak orang memutuskan untuk melakukan kegiatan belanja secara online. Situs seperti Tokopedia, Bukalapak, Shopee dan Lazada pun meningkat drastis penggunaannya. Walapun begitu, perlu kita ingat, bahwa ada juga pembeli nakal yang menggunakan teknologi bot untuk membeli perangkat dalam waktu satu detik. Akibatnya, situs-situs belanja online ini mulai memasang harga perangkat komputer yang sangat luar biasa.
Tariff yang Dibebankan AS, Kena Imbas di Indonesia
Hanya karena Mantan Presiden AS, Donald Trump memberikan tambahan tarif dalam ekspor-impor dari Cina, bukan berarti Indonesia aman dari hal tersebut. Logistik antar perusahaan manufaktur yang tersebar di beberapa negara, memiliki kesinambungan dalam jalur produksi. Perangkat komputer dirakit jadi di Cina karena harga buruhnya yang cukup murah, namun pajak distribusi yang dibayar perusahaan ditanggung lebih mahal.
Hal ini diperburuk oleh lokasi Induk Perusahaan yang berada di Amerika Serikat. Produsen AiB GPU seperti Zotac, ASUS, MSI sempat menaikkan harga. Intel, yang induk perusahaan berada di Silicon Valley tentu saja juga kena.
Para Cryptominer yang Doyan Borong GPU Gaming
Meroketnya cryptocurrency terutama Etherium mebuat peminat Cryptominer melonjak pesat. GPU Nvidia RTX 3060 yang sempat ramai dibahas oleh para cryptominer kini sudah mulai dijual bekas (second hand). Semua itu akibat tindakan anti mining dari Nvidia. Padahal GPU nya sendiri masih berumur satu bulan.
Trus Kapan Saya Bisa Belanja?
Ya, ini dia pertanyaan utama bagi para pembeli. Selama pandemi COVID-19 masih marak di beberapa negara, harga perangkat komputer juga tidak aman. Untuk saat ini, Pemmzchannel sangat menyarankan pembaca untuk menahan dulu godaan membeli perangkat yang bukan kebutuhan (seperti perangkat gaming).
Carilah alternatif lain jika kepepet butuh laptop untuk kebutuhan work from home. Mungkin menggunakan kamera dari smartphone sudah cukup. Jika pandemi sudah diatasi sebelum pertengahan tahun 2021, niscaya harga akan kembali stabil sekitar akhir tahun.