Acer Swift 3 Air 3 merupakan versi terbaru dari seri sebelumnya yaitu Swift 3 Air 2. Seri ini masih mengusung konsep yang sama, utamanya dalam hal layar. Dengan aspect ratio 3:2, layar-nya cukup asik buat aktivitas para profesional yang sering berhubungan dengan dokumen atau browsing.
Tapi tentu gak cuma itu aja yang diunggulkan laptop ini. Laptop yang juga punya seri SF313-53-79G3 ini masih punya fitur keren lain yang layak jadi incaran.. Dan sebelum kita bahas lebih jauh lagi, kita lihat dulu spesifikasi lainnya.
Spesifikasi
Desain
Mirip dengan seri Air 2, Swift 3 Air 3 ini punya desain yang polos tanpa motif apapun, hanya ada tulisan Acer di bagian tengahnya. Cocok banget buat yang ingin tampil minimalis dan simple tapi tetap keliatan keren.
Dibalut dengan material berbahan magnesium aluminium alloy, lapisan covernya kesat dengan warna silver di seluruh bodinya. Kami menyukai lapisan ini karena tidak mudah kotor oleh sidik jari maupun tangan. Namun cover ini masih terasa flex saat ditekan. Sementara untuk area palm rest juga punya motif kesat dan warna silver yang senada.
Hinge-nya memiliki ukuran panjang yang juga berwarna silver dengan tulisan Swift ditengahnya. Dengan hinge ini, sayangnya laptop ini tidak bisa dibuka dengan satu tangan. Untuk fleksibilitas, hinge-nya bisa dibuka hingga posisi 180 derajat.
Dimensi
Meski bukan yang paling ringkas, tapi dimensi yang dimilikinya sudah masuk kategori laptop berukuran compact dan ringan. Laptop ini punya dimensi yang mirip dengan seri Swift 3 lainnya. Panjangnya 30,25 cm, lebar 23,39 cm, dan ketebalan 1,6 cm. Untuk bobotnya sekitar 1,2 kg, belum termasuk adaptornya.
Layar
Saat ini mulai banyak laptop yang mengusung layar dengan aspect ratio 3:2. Begitu pula dengan laptop Acer ini. Makanya kesuksesan seri Air 2 dilanjutkan Acer dengan Air 3 ini. Aspect ratio tersebut biasanya ditujukan untuk kebutuhan seperti membaca dokumen atau browsing di internet. Dengan rasio yang membuat layar keliatan lebih kotak ini, ukurannya jadi 18% lebih vertikal sehingga rasio layar lebih panjang sehingga kalian tidak perlu sering melakukan scrol ke bawah.
Namun bagi yang belum terbiasa, aspect ratio ini memang memiliki kendala. Misalnya saja ketika buat main game. Beberapa game menampilkan bar hitam di bagian atas dan bawah. Begitu juga saat menonton film dimana bar hitamnya terlihat lebih tebal.
Dan di beberapa game, ada pula yang menampilkan gambar yang di stretching. Jadi gambarnya lebih melebar keatas. Solusinya, kalian bisa mengatur pilihan detail grafis ke aspect ratio 16:9. Cuma ya itu tadi, sisi atas dan bawah bakal nampilin bar hitam. Tapi ingat ya, Air 3 ini emang bukan bidik para gamer. Jadi ya maklum lah, sesuai dengan segmennya.
Dengan ukuran 13,5 inci, resolusinya cukup tinggi yaitu 2K atau tepatnya 2256×1504 pixels yang di klaim oleh acer lebih detail dan tajam dibanding layar HD. Sementara untuk spesifikasi lainnya, layarnya bikinan BOE dengan seri NE135FBM-N41. Setelah dikalibrasi menggunakan Spyder layarnya memiliki color gamut sRGB 99%, NTSC 70%, AdobeRGB 75%, dan DCI-P3 75%. Ini juga udah cukup nyaman digunakan untuk aktivitas lain, misalnya untuk multimedia atau content creator yang butuh luas warna tinggi.
Keyboard
Acer masih menggunakan desain chiclet yang sama dengan seri swift lainnya. Warna keyboardnya sama dengan area lainnya yaitu silver. Untuk kenyamanan mengetik dalam kondisi gelap, terdapat backlit warna putih dengan hanya satu tingkat kecerahan saja. Untuk mengaktifkannya cukup tekan tombol F8.
Tombol Power-nya ada di area tombol keyboard dengan posisi paling kanan. Tapi jangan kuatir jika tidak sengaja tertekan, karena laptop tidak akan langsung mati. Acer sudah mengantisipasi ini. Jika laptop ingin dimatikan, tombol Power ini mesti ditekan agak lama.
Untuk laptop berukuran ringkas, keyboardnya tidak menyertakan tombol numpad. Beberapa fungsi lain terletak di area Function Key. Sementara tombol panahnya punya ukuran kecil. Dan Acer tidak menyertakan lampu indikator pada CapsLock. Saat tombol ini aktif, hanya akan ditampilkan notifikasi dari layar saja. Untuk feel-nya, tombol-tombolnya cukup empuk saat ditekan dengan travel key yang dalam. Begitu pula dengan jarak antar tombol yang cukup renggang membuat nyaman saat mengetik.
Touchpad + Fingerprint
Touchpadnya memiliki ukuran cukup luas yang sejajar dengan tombol Spasi. Punya warna yang sama dengan palm restnya, touchpad ini tidak memiliki dedicated button. Landasannya enak kok. Licin dan lancar buat navigasi. Untuk menjalankan beberapa fungsi lain, kalian bisa memanfaatkan multi gesture yang mendukung hingga empat jari.
Sebagai laptopnya para pekerja, Acer menyematkan sensor fingerprint yang posisinya ada di sisi kanan area palm rest. Bentuknya kecil berukuran persegi panjang namun sudah cukup untuk mendeteksi jari dengan berbagai ukuran. Pengujian kami juga mendapatkan respon sensor yang cukup cepat dan baik.
Webcam
Webcamnya punya resolusi 1 MP 720p dengan aspect ratio 16:9 dan frame rate 30 fps. Standar lah ya kayak kebanyakan laptop lainnya. Kualitasnya juga gitu, masih biasa-biasa aja dengan sedikit noise. Untuk hasil terbaik memang disarankan dilakukan pada ruangan dengan pencahayaan terang. Sayangnya, webcam ini tidak support Windows Hello.
Audio
Laptop ini menggunakan dua speaker yang terdapat di depan bagian bawah sisi kiri dan kanan. Speakernya menggunakan sistem audio DTS surround sound yang memiliki pengaturan profil melalui aplikasi DTS. Dengan mengaktifkan fitur ini melalui aplikasi, kalian bisa memiliki profil antara Music, Movies, Games, dan Custom. Namun menurut kami, antara semua profil tersebut tidak terlalu jauh bedanya. Jadi kalau kurang puas, kalian bisa memilih Custom yang didalamnya terdapat pengaturan equalizer secara manual.
Untuk output suaranya saat disetel ke kondisi 100% terdengar lantang dan tidak pecah. Namun suara trebel-nya dominan banget. Sementara suara bass-nya sangat minimalis. Wajar sih karena memang tidak ada subwoofer.
Storage
Laptop ini pakai satu storage SSD dengan kapasitas 512 GB. Untuk melihat performanya, kami menggunakan Crystal Disk Mark dan AS SSD benchmark. Hasilnya, kemampuan baca pada Crystal Disk Mark rata-rata mencapai angka 2000-an MB/s dan tulisnya sekitar 1000-an MB/s. Sedangkan pada AS SSD Benchmark skor bacanya mencapai 1400-an MB/s dan tulisnya 800-an MB/s.
Ekspektasi kami sebenarnya lebih dari itu, mengingat jalur yang digunakan udah bagus yaitu PCIe 3.0 x4. Jadi kesimpulannya, SSD yang digunakan punya performa yang tidak istimewa tapi tetap jauh lebih baik dibanding HDD.
Baterai
Sebenarnya Acer punya kapasitas baterai berukuran standar dan tidak terlalu besar, cuma 56 Wh. Tapi saat kami melakukan pengujian, daya tahannya cukup bagus yaitu mencapai 11 jam lebih. Ini jelas sudah memenuhi salah satu syarat dari edisi kedua Project Athena-nya Intel atau Intel EVO yaitu daya tahan baterai yang lebih panjang.
Waktu ini berdasarkan skenario pengujian kami dengan menggunakan PCMark 10 Modern Office dengan mode Power Saving menyala, WiFi dimatikan dan brightness diatur ke kondisi 50%. Untuk, adaptornya berukuran persegi panjang yang gak terlalu besar dan punya daya 65 watt. Sementara konektornya masih menggunakan port DC-in.
Konektivitas
Untuk port I/O-nya hanya sedikit tapi lengkap dan sudah mewakili konektivitas modern. Di sisi kiri ada port DC-in, HDMI, USB 3.2 Gen 1 type-A, dan USB type-C yang support Thunderbolt 4. Sementara sisi kanan ada kensington lock, USB 3.2 Gen 1 type-A, audio jack. Sementara untuk konektivitas wirelessnya menggunakan WiFi 6 dan Bluetooth 5.1.
Upgradability
Sebagai laptop yang tergolong tipis, tentu opsi upgrade jadi hal yang dikorbankan. Namun ini juga memang ditujukan bagi pengguna yang ingin langsung menggunakan laptop secara optimal tanpa ribet untuk menambah komponen lagi. Makanya, pada bagian dalam tidak ada yang bisa di-upgrade. Kecuali SSD yang hanya ada satu slot dan sudah terisi kapasitas 512 GB. Tapi daripada ribet, mending pake storage eksternal aja. Lebih praktis.
Software
Acer menyertakan software sederhana yang namanya Acer Quick Access. Yang paling menarik adalah adanya tiga pilihan mode yang disesuaikan dengan penggunaan laptop. Yaitu Silent mode, Normal mode, dan Performance mode. Silent mode cocok digunakan untuk aktivitas ringan seperti browsing internet.
Normal mode untuk aktivitas seperti menjalankan aplikasi office. Dan untuk yang mengoptimalkan performa bisa menggunakan Performance mode yang cocok digunakan saat menjalankan aplikasi lebih berat seperti main game, rendering, ataupun streaming.
Suhu
Untuk melihat sejauh mana laptop menangani suhu panas, kami menjalankan stres test pada CPU menggunakan AIDA64. Saat full load, awalnya CPU langsung berlari kencang dengan clock tinggi yaitu 4,1 GHz. Disini suhu juga langsung naik tinggi hingga mencapai 95 derajat. Namun tidak lama, prosesor langsung menyesuaikan clock agar suhu turun. Akhirnya CPU stabil di clock 3,7GHz dengan suhu yang anteng di kisaran 78 derajat. Untuk frekuensi clocknya cukup tinggi, tapi kami memiliki ekspektasi pada suhu yang lebih rendah lagi.
Performa
Seperti bahasan suhu tadi, Acer berusaha mengejar performa dengan mengatur frekuensi clock setinggi mungkin dengan suhu serendah mungkin. Dengan frekuensi clock yang tinggi saat full load, membuat performanya cukup bagus dan menghasilkan skor tinggi pada pengujian yang kami lakukan.
Pada pengujian Cinebench, single corenya dapet 224 dan multi core-nya hampir 1000. Untuk urusan rendering lainnya juga kencang, kayak pengujian Blender dan After Effects yang kami lakukan. Untuk hasil lengkapnya bisa lihat di tabel berikut ini.
Sementara untuk gaming juga kurang lebih sama. Performanya ternyata masih cukup kencang untuk menjalankan game-game esport. Tapi pilihan detail grafisnya diatur ke rata kiri. Pengujian kami pada CS: GO dan Dota 2 mendapatkan skor di atas 100 fps. Tapi ingat ya, GPU Intel Iris Xe memang tidak dikhususkan untuk game. Jadi jangan terlalu tinggi ekspektasi kalian buat mainin game AAA yang lebih berat. Kami sendiri coba menjalankan Far Cry 5 dengan pengaturan rata kanan di resolusi full HD, skor rata-rata yang didapat yaitu 33 fps. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada tabel berikut ini.
Kesimpulan
Buat yang butuh laptop dengan rasio layar 3:2, Acer Swift 3 Air 3 ini bisa jadi pertimbangan untuk dipilih. Mengapa ? karena laptop ini punya resolusi tinggi, panel IPS, serta akurasi warna tinggi. Belum lagi spesifikasi lainnya yang sudah mantap untuk menjalankan aktivitas berbasis produktivitas.
Sebagai generasi baru yang pake prosesor Intel Core generasi ke-11, swift Air 3 ini jelas udah mendapatkan sertifikasi Intel Evo yang artinya telah divalidasi Intel memenuhi persyaratan edisi kedua Project Athena. Diantaranya daya tahan baterai yang lebih panjang dan kecepatan menyala dari mode Sleep di bawah 1 detik. Hal lain yang kami juga suka adalah desain tipis dan ringan, serta performanya yang kencang.
Trus berapakah harganya? Acer Swift 3 Air 3 yang kami review ini dibanderol dengan harga Rp17.499.000. Ini udah termasuk Office Home and Students 2019 senilai Rp 1.799.000. Jadi gak perlu lagi keluarin uang 1.8 juta atau bahkan pasang yang bajakan. Jadi makin aman dan nyaman. Dan kalau kalian cari yang lebih murah, Air 3 ini juga punya spesifikasi lebih rendah yang menggunakan Intel Core i5 dan RAM 8GB. Sedangkan spesifikasi lainnya sama. Untuk harganya Rp13.094.000.