Setelah diumumkan Januari lalu, akhirnya pada tanggal 25 Februari NVIDIA resmi meluncurkan kartu grafis terbarunya yaitu GeForce RTX 3060. Meski merupakan seri paling rendah dari keluarga GeForce RTX 30 series, namun RTX 3060 tetap memiliki fitur DLSS dan jajaran aplikasi RTX milik NVIDIA.
Bidik segmen kelas menengah, NVIDIA mengklaim bahwa performanya lebih kencang hingga dua kali lipat dibanding seri GTX 1060. GeForce RTX 3060 dibekali 3.584 CUDA cores beserta VRAM GDDR6 sebesar 12 GB dengan kecepatan clock 1.32 GHz dan boost clock hingga 1.78 GHz. Disebutkan pula bahwa GPU ini bakal punya performa ray tracing 10x lebih kencang.
Selain itu, GPU ini menawarkan fitur yang diberi nama Resize Bar. Fitur baru ini memungkinkan CPU bisa mengakses VRAM secara penuh guna memberikan kinerja jauh lebih tinggi.
Yang menarik, NVIDIA memberikan batasan agar performa lebih rendah ketika GPU ini digunakan saat melakukan mining cryptocurrency. Ini guna mengatasi ketebatasan persediaan akibat para penambang yang sebelumnya sempat memborong GPU RTX 30 series. Namun tentu saja, penurunan ini tidak berlaku saat menjalankan game ataupun rendering. NVIDIA memang hanya ingin memfokuskan RTX 3060 untuk para gamer saja.
Sebagai solusi bagi pada penambang, NVIDIA sendiri meluncurkan GPU khusus yang diberi nama NVIDIA CMP yang merupakan kependekan dari Cryptocurrency Mining Processor.
Untuk harganya, pada Januari lalu NVIDIA sempat memberi bocoran bahwa harga kisaran GPU ini sekitar US$329. Nyatanya, saat resmi diluncurkan, harga tersebut meleset jauh dan ditawarkan menjadi US$499. Jika dikurs ke mata uang kita saat ini, harganya ada dikisaran 7 jutaan rupiah.