Acer berkolaborasi dengan Porsche meluncurkan laptop yang menggunakan desain ala mobil sport tersebut. Punya nama lengkap Porsche Design Acer Book RS, laptop ini dperkenalkan pertama kali di ajang GPC Next@Acer 2020. Dan baru di awal tahun 2021 ini, Acer akhirnya berhasil memboyong laptop ini ke tanah air yang bisa dipesan secara pre-order.
Dengan desain ini, tentu aja bisa bikin gengsi penggunanya jadi makin tinggi. Cocok banget buat para ekskutif muda atau buat kalian yang ngakunya sultan. Dan tentu aja, selain punya desain keren, laptop ini juga sudah menggunakan teknologi terbaru. Nah, sebelum kita bahas lebih jauh, yuk kita lihat dulu spesifikasinya.
Spesifikasi
Package
Sebagai laptop edisi khusus, paket penjualannya dibikin beda. packaging penjualannya tidak terlalu besar padahal didalamnya banyak aksesori tambahan. Dengan warna hitam, kotaknya saja sudah terlihat premium dan beda dengan packaging laptop acer lainnya.
Selain unit laptop, didalamnya masih ada mouse dan travel pack yang keduanya juga pake desain ala Porsche. Sedangkan kelengkapan lainnya, disediakan juga sleeve, mousepad, kabel power dan dua pilihan adapter. Ya, laptop ini mendukung dua jenis adapter dan dua-duanya ada di dalam boks penjualan. Satu adapter dengan konektor DC-in dan satunya dengan konektor USB type-C.
Desain
Desain Porsche yang digunakan emang bikin laptop ini keliatan beda. Tampilannya keren terkesan kalem dan mahal. Dengan kombinasi warna hitam dan silver, bagian covernya punya corak kayak bintik-bintik hitam. Pas disentuh, covernya terasa kesat dan gak gampang kotor sama jari atau tangan. Di ujung cover ada tulisan Porsche Design. Panel bagian covernya menggunakan bahan carbon fiber. Sementara rangka utamanya menggunakan bahan metal. Dan bagian dalamnya memiliki warna silver.
Hinge-nya memiliki desain yang beda dengan estetika yang keren. Saat layar dibuka, hinge-nya secara otomatis menaikkan bodi bawah dan sedikit meninggikan posisi keyboard. Selain lebih nyaman saat mengetik, posisi ini bikin sirkulasi udara di bagian bawah jadi lebih baik. Hinge-nya ini bisa ditekuk sampai kemiringan sekitar 130 derajat dan di dekat engsel ada airhole untuk buangan udara panas dari dalam komponen. Sayangnya, engsel pada laptop ini tidak bisa dibuka menggunakan satu tangan.
Dimensi
Seperti yang dibilang sebelumnya, dengan rangka bodi metal dan cover menggunakan bahan carbon fiber, laptop ini untuk build dan qualitynya cukup kuat. Untuk bobotnya, hanya 1,2 kg saja. Dan ketebalannya sekitar 1,59 cm. Panjangnya 31,87 cm dan lebar 20,9 cm. Secara keseluruhan, bodinya terasa ringkas dan enteng. Kami suka dimensinya ini, enak banget pas diangkat. Jadi gak ngerepotin kalo pas dibawa-bawa.
Layar
Layarnya punya ukuran 14 inci tapi keliatan kayak layar 13 inci. Soalnya desain layarnya punya bezel yang tipis banget. Rasio layar ke bezelnya cukup besar yaitu 90%. Untuk resolusinya full HD atau 1920 x 1080 pixel dan punya aspek ratio-nya 16:9 serta refresh rate 60Hz. Berdasarkan informasi dari HWiNFO64, panel layar yang digunakan adalah IPS buatan AUO dengan seri B140HAN06.D. Ini merupakan panel touchscreen yang mendukung multi-touch dengan sensitivitas yang cukup bagus.
Untuk spesifikasi lainnya, layar ini punya brightness 340 nits dan diklaim punya color gamut sRGB 100%. Kami sendiri coba menggunakan Spyder untuk mendeteksi color gamut tersebut. Hasilnya agak sedikit melenceng. Dari Spyder terdeteksi sRGB-nya 95%, NTSC 68%, AdobeRGB 73%, dan DCI-P3 73%. Dengan color gamut yang tinggi, layarnya asik buat aktivitas yang butuh akurasi warna tinggi dan tampilan tajam. Gak cuma itu, Layarnya ini sudah menggunakan pelindung berupa lapisan Antimicrobial, Corning Gorilla Glass, Jadi selain tahan goresan, layarnya juga lebih higienis bebas bakteri.
Keyboard
Layout keyboardnya minimalis dan gak ada tombol shortcut, macro, atau area numpad. Tombol Power ada di area keyboard dengan posisi di pojok kanan atas yang sejajar dengan tombol Function. Tombolnya ada backlit warna putih yang cuma punya satu tingkat kecerahan aja. Untuk mengaktifkan tinggal tekan tombol F8.
Untuk jarak tiap tombolnya cukup renggang dan kami tidak mendapatkan informasi lengkap mengenai travel key-nya. Tapi feel dari keyboardnya cukup nyaman dan enak dipakai ngetik-ngetik dalam waktu lama. Hanya sedikit disayangkan, tombol Caps Lock-nya gak ada penanda berupa led indikator saat digunakan. Penanda hanya berupa tampilan yang terlihat di layar saja.
Touchpad
Touchpadnya gak ada dedicated button dengan desain polos. Tapi ada sensor fingerprint di dalamnya. Cuma yang agak beda, posisi sensornya ada di sisi kiri atas. Karena kebanyakan laptop yang punya fitur ini, nempatin posisi fingerprintnya di sisi kanan atas touchpad. Sebenarnya sih gak masalah, cuma ya itu tadi, beda aja.
Untuk feel touchpad-nya sih standar aja, untuk navigasi cukup lancar, dan klik kanan dan kiri memang gak senyaman kalo pake yang ada dedicated buttonnya. Tapi ini gak terlalu kami masalahkan karena biar bagaimanapun touchpad hanya sebagai pelengkap dan menggunakan dedicated mouse tetap jadi solusi yang lebih nyaman digunakan. Tentunya laptop ini sudah mendukung Windows Precision Driver, jadi bisa digunakan sampai 4 jari.
Webcam
Agak disayangkan sih, webcam laptop ini fiturnya standar kayak laptop kebanyakan. Punya resolusi 720p dengan frame rate 30 fps dan aspek ratio 16:9. Gak ada pula dukungan Windows Hello. Jadi fungsinya benar-benar murni untuk video call atau video conference aja. Untuk kualitasnya memang masih banyak noise tapi…Ada tapinya nih, pergerakannya lancar banget. Jadi gak ada jeda atau drop frame. Mulus dan pergerakannya halus. Dan ini kami suka.
I/O Port
Sebagai laptop edisi khusus yang tampil eksklusif, tentu aja port yang ada terbilang lengkap. I/O Pada sisi kiri ada port adaptor tipe DC-in, HDMI, USB 3.1 Gen 1 type-A, sama USB 3.2 Gen 2 type-C. Menariknya, selain support Thunderbolt 4, USB type-C ini juga bisa digunakan untuk mengisi daya baterai. Jadi pilihan mengisi baterai bisa melalui USB type-C ini atau melalui port DC-in. Tinggal pilih aja. Sedangkan untuk sisi kanan, ada Kensington Lock, dua indikator untuk baterai dan power, terus ada USB 3.1 Gen 1 type-A, dan audio jack combo.
Baterai
Laptop ini memiliki baterai dengan kapasitas yang tidak terlalu besar dikelasnya, yaitu hanya 56 Wh saja. Ini yang bikin daya tahannya tidak selama laptop-laptop sekelas yang pernah kami uji. Pada pengujian kami pada laptop ini hanya bertahan sampai 7 jam 35 menit. Pengujian kami menggunakan PCMark 10 Modern Office dengan skenario mode Power Saving menyala, WiFi dimatikan dan brightness diatur ke kondisi 50%.
Dengan waktu tersebut, memang untuk aktivitas standar seperti menjalankan aplikasi office, browsing dan video call, daya tahan battery seperti ini masih cukup aman jika digunakan tanpa adanya colokan listrik. Yang menarik, seperti kami sebut sebelumnya, laptop ini memberikan dua jenis adaptor, satu menggunakan port USB type-C dan satunya menggunakan konektor DC-in. Fungsi keduanya sama saja dan Acer hanya memberikan pilihan untuk kemudahan saja, jika kalian menggunakan gadget yang menggunakan USB type C, adaptor usb type C bisa sangat di gunakan saat mobilitas.
Storage
Sebagai laptop premium, storagenya menggunakan SSD NVMe M.2 yang memiliki bandwith PCI Express 3.0 x4 yang kencang. Kapasitasnya juga mantap, 1 TB. Untuk mengetahui seberapa kencang proses read & write pada SSD ini kami menggunakan software AS SSD Benchmark & CrystalDiskMark. Hasilnya memang cukup baik dengan rata-rata kecepatan baca mencapai 2000-an MB/s dan kecepatan tulis sedikit dibawah 2000 MB/s. Dengan harga yang cukup kompetitif, kami masih berharap lebih lagi untuk storage pada laptop ini, seperti kecepatan diatas 3000mb/s dan kapasitas diatas 1 TB.
Upgradability
Dengan spesifikasi yang ada, kalian memang tidak perlu repot-repot upgrade lagi. RAM-nya menggunakan kapasitas 16 GB 4266 Mhz dan sudah permanen menempel di motherboard, jadi tidak bisa diganti ataupun ditambahkan. Begitu juga dengan slot SSD yang hanya satu dan sudah terisi dengan kapasitas 1 TB. Sementara ruang storage 2.5 inch juga tidak disediakan. Jadi satu-satunya opsi upgrade adalah dengan mengganti SSD 1 TB dengan kapasitas lebih besar. Meski ini tentu saja tidak praktis dan mahal.
Audio
Laptop ini punya audio yang lumayan bagus. Suaranya terdengar cukup enak dan nyaman di kuping. Pada volume paling keras, suaranya gak pecah. Suara treble memang sedikit lebih dominan dibanding bass. Namun ini wajar karena speakernya hanya ada dua dan gak ada subwoofer. Laptop ini menyediakan software realtek audio console tapi gak ada pengaturan seperti equalizer ataupun preset. Sementara posisi speaker ada di bagian bawah sisi kiri dan kanan.
Suhu
Laptop ini hanya menggunakan satu fan dan dua heatpipe untuk meredam panas. Sementara airhole cuma ada di sisi belakang dengan engsel. Dan lubang in-take di bagian bawahnya juga tidak terlalu besar. Namun ternyata suhu yang hasilkan laptop ini bisa dibilang tidak terlalu panas. Apalagi untuk sekelas laptop tipis.
Pembuktian kami lakukan dengan melakukan stres test menggunakan AIDA64. Suhu tertinggi yang sempat terpantu ada di angka 90 derajat celcius, tapi itu pun tidak lama. Karena suhu segera turun dan setelah di uji selama 15 menit, suhu stabil di kisaran 74 derajat celcius. Angka ini terbilang cukup adem untuk prosesor Intel. Suhu dibagian permukaan di area bagian atas keyboard juga masih cukup nyaman sehingga tidak sampai mengganggu saat mengetik.
Performa
Laptop yang kami uji ini menggunakan Intel Core i7-1165G7, 16GB LPDDR4X-4266 MHz, GPU Intel Iris Xe dengan tambahan NVIDIA GeForce MX350. Performa yang kami dapatkan secara keseluruhan cukup kencang. Jika dibandingkan dengan Acer Swift 5 Antimicrobial yang memiliki spesifikasi mirip, skor pengujian sintetis berbasis CPU kayak Cinebench, render dengan Blender, Photoshop, atau Adobe After Effects, hasilnya tidak jauh berbeda. Untuk melihat perbandingannya, kalian bisa melihatnya pada tabel uji yang kami tampilkan. Hasil pengujian ini cocok untuk kegiatan content creation yang ringan-ringan.
Terus gimana GPU-nya? walupun GeForce MX350 memang bukan GPU yang dikhususkan untuk main game. Tapi kami merasa aneh karena benchmark GPU-nya punya skor yang cukup rendah. Pengujian kami lakukan beberapa kali dan hasilnya sama. Beberapa diantaranya seperti Far Cry 5, Assasins Creed Odyssey, dan Shadow of the Tomb Raider. Hasilnya, rata-rata skor yang didapat dibawah 30 fps. Skor ini tentu tidak nyaman, padahal pengujian ini kami lakukan dengan mengatur detail grafis ke kondisi rata kiri di resolusi full HD. Jadi turunkan ekspektasi kalian kalau ingin main game pakai laptop ini, karena laptop ini memang bukan buat nge-game . laptop ini diciptakan untuk para proffessional yang butuh laptop premium dengan design premium.
Kesimpulan
Tidak bisa dipungkiri, daya tarik utama dari laptop ini memang pada desainnya. Ya, sesuai namanya lah. Sebagai laptop edisi khusus yang dijual terbatas, bagi pengguna yang memilikinya tentu akan sedikit menaikkan gengsi penggunanya. Apalagi jika digunakan di cafe atau tempat nongkrong lainnya.
Dan sebagai laptop keluaran terbaru, tentu penggunaan prosesor Intel Core 11th Gen juga jadi andalan dalam menunjang performa. Hanya sedikit disayangkan, laptop ini masih menggunakan GPU GeForce MX350 dan bukannya MX450. Jika pakai mx450, tentu performanya bakal lebih tinggi lagi.
Hal menarik lain yang kami suka adalah layarnya. Tampilannya tajam dan detail dengan akurasi warna baik. Apalagi sudut pandangnya luas. Sudah touchscreen dan dilengkapi lapisan Antimicrobial Corning Gorilla Glass. Jadi selain tahan goresan, layarnya juga lebih higienis bebas bakteri. Selain itu, masih ada dimensi yang ringkas,dan dukung Thunderbolt 4. Laptop ini juga sudah menyediakan pre-installed Microsoft Office Home & Student 2019 senilai Rp1.799.000.
Untuk harganya, Porsche Design Acer Book RS dibanderol dengan harga Rp42.999.000. Harganya memang cukup fantastis, tapi ya namanya produk dengan kolaborasi brand, memang harus ada yang dibayarkan. Namun tentu saja ini dibayar dengan gengsi yang dimilikinya.