Smartphone dengan layar lipat tentunya menjadi sebuah trend yang masih sulit diterima oleh banyak orang. Selain kekhawatiran terhadap kerusakan apabila digunakan terus-menerus, harganya saat ini juga belum terlalu bersahabat.
Walaupun begitu, Samsung justru tidak sekedar bereksperimen dengan lini terbaru mereka, Galaxy Z Fold dan Z Flip. Dalam situs berita asal Korea Selatan, perusahaan smartphone Android terbesar ini menyatakan dirinya siap untuk memperluas panel layar lipat.
Mereka akan mulai menjual produk tersebut ke perusahaan selain divisi ponsel Samsung. Panel fleksibel ini sebelumnya eksklusif untuk divisi ponsel, tetapi laporan tersebut mengatakan bahwa mereka berencana untuk menjual 1 juta panel tahun ini di pasar terbuka. ETNews mengutip sumber yang mengatakan “beberapa pasar ponsel pintar China” bekerja sama dengan Samsung dan berencana untuk mengirimkan perangkat pada paruh kedua tahun 2021.
Satu juta panel bukanlah pasokan yang besar dibandingkan dengan 350 jutaan smartphone yang terjual setiap tahun. Angka terakhir Canalys mengatakan 1,74 juta Galaxy Z Fold telah terjual dari September 2019 hingga Juni 2020. Samsung berharap untuk melihat jumlah itu tumbuh banyak pada 2021, dengan ETNews melaporkan bahwa mereka akan memasok 10 juta panel layar.
Vendor pihak ketiga yang membeli dari Samsung tidak memiliki banyak kebebasan dalam hal faktor bentuk panel. Menurut laporan tersebut, ada dua jenis layar yang akan dipasok. Satu yang terlipat melintasi sumbu horizontal seperti Galaxy Z Flip, dan satu yang melipat sumbu vertikal seperti Galaxy Z Fold.
Masih belum meyakinkan seperti apa tampilan smartphone yang fleksibel itu. Di beberapa pameran dagang, berbagai perusahaan telah memasang segala macam faktor bentuk unik. Ada konsep smartphone layar yang bisa digulung, layar lipat ke luar seperti Huawei Mate X, dan smartphone lipat tiga yang bisa dilipat seperti dompet atau brosur. Sepertinya Samsung belum akan membahas salah satu faktor bentuk itu.
Walaupun begitu, layar yang dapat dilipat itu tergolong istimewa. Perusahaan smartphone Android ini mengatakan telah menginvestasikan enam tahun dan US$ 130 juta dalam R&D untuk menghadirkan panel layar lipat ke pasar. Sejauh ini, divisi ponsel mereka memiliki akses eksklusif ke teknologi tersebut.
Mungkin saja, perusahaan perangkat Android ini berencana akan memiliki awal yang kuat dalam persaingan dan akan menjadi satu-satunya perusahaan yang menjual ponsel lipat selama beberapa tahun.
Namun, rencana tersebut tidak berhasil. Menurut jaksa Korea, teknologi layar lipat Samsung dicuri pada 2018 dan dijual ke “dua perusahaan China” yang tidak pernah disebutkan namanya secara resmi.
Sebuah laporan dari Nikkei Asia menetapkan produsen layar terbesar China, BOE, sebagai penerima teknologi layar yang dicuri, dan hal itu tampaknya masuk akal mengingat BOE adalah hal terdekat yang dimiliki Samsung untuk bersaing di pasar layar lipat.