Buat yang nyari laptop baru, nih HP ngeluarin SKU yang udah pake CPU Intel 11th gen dan juga GPU GeForce MX450. Nama serinya HP Pavilion 14-dv0067TX. Pilihan dua generasi terbaru ini jelas lebih menarik. Soalnya kalo udah ada yang lebih baru, ngapain cari yang lama. Hadirnya generasi yang lebih baru biasanya dibarengi dengan performa yang lebih baik. Dan sebelum kita bahas lebih jauh, mending kita lihat dulu spesifikasinya di tabel berikut ini.
Spesifikasi
Desain
Kalo kalian sering mengikuti perkembangan laptop HP seri pavilion, desainnya masih sama dengan generasi sebelumnya. Jadi memang terlihat sedikit membosankan dan tidak ada yang baru. Namun tetap saja, desain minimalisnya ini menjadi daya tarik tersendiri bagi yang gak suka dengan gaya aneh-aneh atau terlalu mencolok.
Dengan keselurahan bodi berwarna silver, bentuknya kotak dan menggunakan bahan plastik kokoh. Covernya polos yang kesat saat disentuh. Bagian tengahnya ada logo khas HP. Sementara engsel pada bagian layar berukuran panjang. Untuk layarnya tidak bisa dibuka hanya dengan satu tangan dan hanya bisa ditekuk sampe kemiringan sekitar 130 derajat saja.
Laptop ini tidak menyediakan banyak airhole. Airhole hanya terdapat di sisi belakang yang akan terlihat ketika layar dalam kondisi terbuka. Sedangkan sisi kiri dan kanan hanya menyediakan konektivitas saja. Dan untuk bagian bawah, seperti biasa terdapat lubang in-take persis di area kipas dan heatpipe bagian dalam.
Dimensi
Meski bukan laptop paling enteng, tapi sebagai ultrabook bobotnya yang sekitar 1,4 kg masih termasuk ringan buat dibawa-bawa. Laptop ini punya panjang 32,5 cm dan lebar 21,66 cm. Sedangkannya ketebalannya yang sekitar 1,7 cm, masih tergolong tipis. Secara keseluruhan, dimensi ini tentu saja masih termasuk kategori ringkas untuk laptop dengan layar 14 inci.
Layar
Kami suka layarnya karena tidak menggunakan panel TN, melainkan IPS. Seperti kalian tau, selain tampilannya lebih bagus, viewing angle-nya juga luas. Jadi kalo lagi nonton, diliat dari samping gambarnya masih tetap keliatan bagus. Resolusinya juga sudah full HD. Kalau refresh rate-nya sih stadar 60Hz aja. Wajar lah ini kan bukan laptop gaming.
Hanya saja, panel IPS yang digunakani punya spesifikasi color gamut yang tidak terlalu tinggi. Pas kami kalibrasi, layarnya medapatkan sRGB 66%, NTSC 47%, Adobe RGB 50%, dan DCI P3 49%. Spesifikasi ini memang masih belum cukup baik untuk yang butuh akurasi warna tinggi, tapi jelas sudah cukup nyaman untuk aktivitas sehari-hari, mulai dari kerja, nonton film sampai main game. Oiya, ukuran layarnya sendiri 14 inci dan punya desain bezel yang tergolong tipis. Jadi nuansa kekinian cukup terlihat disini.
Keyboard
Sama kayak bodinya, tombol keyboard juga punya warna silver. Gak ketinggalan, tiap tombol punya backlit dengan dua tingkat kecerahan yang bisa diatur dengan menekan tombol F11. Meski gak ada area numpad, tapi di deretan paling kanan ke bawah ada tombol delete, home, pg up, pg down, sama end. Disini, tombol Power nyatu sama area keyboard dan posisinya di sebelah tombol delete. Pada tombol Caps Lock, ada indikator sebagai penanda jika tombol ini aktif. Untuk feel-nya, tombol ini tactile dan enak ditekan. Punya travel key 1,3 mm dengan jarak antar tombol yang terasa pas.
Touchpad
Touchpad-nya gak ada dedicated button. Standar lah kayak kebanyakan laptop-laptop lainnya. Ukurannya cukup gede karena sampe mentok di ujung atas dan bawahnya. Landasannya kesat dan enak lah buat navigasi dan pastinya udah dukung windows precision driver. Oiya, disebelah touchpad ada sensor fingerprint yang memudahkan login ke windows pake sidik jari aja dengan respon yang cukup baik.
Webcam
Webcam memang jadi fitur standar yang selalu ada tapi kualitasnya ya gitu-gitu aja. Begitu juga di laptop ini. Masih banyak noise dan gambar yang kurang tajam. Kami mencobanya di ruang yang cukup terang. Resolusinya 720p dengan aspect ratio 16:9, frame rate 30 fps dan tidak support Windows Hello.
I/O Port
Konektivitas yang dimilikinya standar aja dan sudah cukup mewakili untuk aktivitas sehari-hari. Di sisi kiri cuma ada jack audio dan port USB 3.1 type-A. Sedangkan sisi kanan ada port DC-in, HDMI, port USB 3.1 type-A, port USB 3.1 type-C yang dukung DisplayPort dan pengisian baterai smartphone, serta card reader jenis micro SD. Untuk koneksi nirkabelnya, menggunakan WiFi 6 yang kencang serta bluetooth 5.0.
Baterai
Kapasitas baterai laptop ini sebenarnya gak besar-besar amat, cuma 43 watt hour aja. Tapi daya tahannya lumayan. Pengujian kami menggunakan PCMark 10 Modern Office, baterainya bisa bertahan sampe 10 jam 12 menit. Skenario yang kami pakai dengan mode Power Saving menyala, WiFi dimatikan dan brightness diatur ke kondisi 50%. Jadi untuk penggunaan standar, laptop ini cukup aman jikah jauh dari rumah. Adaptor 65 watt-nya punya ukuran yang kecil. Jadi kalo emang harus dibawa, pastinya gak bakal ngerepotin kok.
Storage
HP memberikan storage yang cukup bagus. SSD NVMe dengan kapasitas 512 GB yang mestinya udah cukup buat software sampai nyimpen data. Kecepatannya juga bagus, walaupun bukan yang terkencang. Pada saat kami uji kecepatan bacanya, skornya sekitar 2300-an MBps, trus kecepatan tulisnya sekitar 1300-an MBps.sudah lebih dari cukup untuk kebutuhan sehari-hari.
Upgradability
Namanya laptop tipis, biasanya opsi upgrade emang lebih terbatas. Begitu juga sama laptop ini. Untuk RAM-nya cuma dikasih satu slot dan udah keiisi 8 GB single channel. Jadi kalo misalnya mau upgrade ke 16 GB, kalian mesti ganti 8 GB-nya. Sayang sih RAM-nya jadi gak bisa dibuat dual channel. Gitu juga sama slot SSD yang cuma ada satu dan udah keisi 512 GB. Dan untuk HDD juga gak ada karena ruangnya udah penuh.
Audio
Untuk audionya, laptop ini udah didukung sama B&O atau Bang & Olufsen. Makanya, disertain juga software B&O Audio Control buat ngatur preset dan equalizer. Untuk presetnya cuma ada tiga, Music, Movie, dan Voice. Tapi kalian juga bisa atur equalizer-nya secara manual. Terus gimana suaranya? Speakernya sendiri ada di bagian bawah sisi kiri dan kanan. Ketika software B&O gak diaktifin, suaranya standar sih, tapi gak terlalu cempreng. Di setel ke volume mentok juga gak pecah. Pas software B&O dinyalain, emang terasa sedikit beda. Jadi terasa lebih wide. Dan untuk experience yang lebih baik, emang enaknya didengar pake headphone.
Suhu
Awalnya kami curiga bahwa laptop ini bakal panas karena dua hal, dimensi yang tipis dan CPU Intel Core i7. Tapi ternyata tidak. Untuk masalah ketebalannya, laptop ini cukup baik menggunakan pendingin berupa dua heatpipe yang nyalurin panas ke fan. Fannya sendiri ada dua. Sementara CPU-nya Intel Core i7 tapi merupakan SKU yang hemat daya sehingga suhu jadi lebih adem.
Pembuktian kami lakukan dengan melakukan stres test menggunakan AIDA64. Di awal, suhu sempat mencapai 95 derajat celcius, namun tidak lama langsung turun. Dan setelah 15 menit, suhu stabil di kisaran 57 derajat yang artinya jauh lebih adem. Selain sistem pendingin yang bekerja baik, ini juga dikarenakan frekuensi clock CPU yang menyesuaikan agar suhu tidak panas.
Performa
Untuk performa berbasis CPU, kinerja prosesor Intel Core generasi ke-11 ini terbilang baik. Skor tertinggi yang berhasil kami dapatkan pada Cinebench R15 adalah 866 points untuk multi-core dan 226 point untuk single-core.
Performanya juga mantap untuk produktivitas. Ini kami buktikan dengan menjalankan simulasi photoshop dalam merender gambar yang bisa dilakukan dalam waktu 1,87 detik aja. Begitu juga untuk render yang lebih berat. Kami coba merender satu file gambar melalui blender dan bisa dilakukan dalam waktu 8 menit 40 detik. Hasil ini sedikit lebih rendah dibanding ASUS Vivobook S14 yang punya RAM 16 GB tapi spek lainnya sama.
Terus gimana GPU-nya? Nah, ternyata performa GeForce MX450 cukup asik buat main game. Bukan apa-apa, biasanya GPU GeForce seri MX kemampuannya pas-pasan kalo buat nge-game. Tapi MX450 ini lancar jaya buat main game-game triple A. Gak percaya? Kami membuktikan dengan menjalankan game-game kayak Far Cry 5, Assasins Creed Odyssey, dan Shadow of the Tomb Raider. Hasilnya, rata-rata skor bisa dapet antara 40 sampe 50 fps. Skor ini tentu lumayan untuk sekelas seri GeForce MX. oiya perlu diingat ya, pengujian ini kami lakukan dengan mengatur detail grafis ke kondisi rata kiri. Soalnya, GPU ini kan bukan GPU kayak seri GTX atau RTX, jadi untuk standar pengujiannya memang kami turunkan ke rata kiri.
Kesimpulan
HP Pavilion 14-dv0067TX menawarkan spesifikasi yang cukup menarik karena sudah menggunakan CPU dan GPU generasi terbaru. Intel Core Tiger Lake dan NVIDIA GeForce MX450. Meski bukan laptop gaming, tapi performanya masih kuat diajak main game ringan hingga menengah.
Performa bagusnya juga dibarengin sama suhu yang tidak panas. Jadi nyaman dipakai lama-lama. Storagenya juga kencang dan kapasitas sudah terbilang besar. Untuk baterainya juga mantap. Kalian bisa berlama-lama ngetik sambil nongkrong tanpa harus dicolok ke listrik. Terus ukuran adaptornya yang kecil gak bikin repot kalo dibawa-bawa.
Hal menarik lainnya dari kami adalah desainnya yang minimalis namun tetap berkelas. Apalagi keyboardnya yang pake backlit warna putih makin keliatan mewah diliatnya. Dan yang bikin makin mantap adalah sudah disertakan microsoft office 2019 OHS serta garansi ADP selama dua tahun. Sedangkan yang kami kurang suka dari laptop ini adalah opsi upgrade yang terbatas dan memory hanya disediakan 1 slot tanpa ada tambahan memory onboard.
Dengan segala kelebihan dan kekurangan pada laptop ini, laptop ini di banderol dengan harga Rp14.299.000. Harga yang sangat menarik untuk kelas laptop dengan CPU kenceng tapi rendah daya dan GPU yang powerfull dikelasnya. Dan tentunya denan bonus2 yang di berikanpun, laptop ini masih bisa kita katakan sangatlah worth it. Untuk performa lebih agar kalian bisa gunakan nyaman dengan jangka waktu lama, kalian bisa upgrade memorynya ke 16 GB