Kasus kebocoran pengguna Tokopedia sempat menjadi bahan perbincangan pada Mei lalu. Seorang hacker mengaku memiliki data 91 juta pengguna Tokopedia dan menjualnya.
Dan beberapa hari ini, Lembaga Riset Cyber Indonesia (CISSRec) menemukan bahwa ada seseorang yang membeli data tersebut menunjukan data tersebut melalui Facebook.
Chairman CISSRec, Pertama Persadha, mengatakan link tersebut di post pada Sabtu kemarin oleh salah satu anggota grup yang terkait keamanan cyber di Facebook. Post tersebut bersumber dari anggota situs Raidforum yang bernama @Cellbis yang sebelumnya sudah lebih dulu menyebarkan link situs tersebut,
“Cellbis telah membagikan data tersebut secara cuma-cuma di Raidforums yang sebelum ia dapatkan dengan membayar sebesar US$5000 atau Rp 72,6 juta,” ungkap Pratama
Pratama mengatakan bahwa seseorang yang ingin mendownload file tersebus harus menggunakan VPN mengingat file tersebut tersimpan di server Amerika Serikat. Dan juga, data itu tidak dapat dibuka secara langsung, melainkan harus melalui aplikasi khusus seperti Ultraedit.
Setelah data terbuka, Pratama juga mengatakan bahwa kita akan melihat data sebanyak 91 juta pengguna yang berisikan nama akun, email, tanggal lahir dan lain sebagainya.
“Setelah data terbuka kita bisa melihat data sebanyak 91.174.216 pengguna yang berisikan nama lengkap, akun, email, toko online, tanggal lahir, nomor smartphone, tanggal mendaftar dan beberapa data lain yang terenkripsi melalui hash,” ungkap Pratama
Kemudian dengan mudah siapapun pemilik file akan dapat mencari data siapapun hanya menggunaakn fitur search.
Merespon hal ini, Tokopedia mengatakan bahwa mereka telah mengetahui ada pembocoran data secara ilegal di media sosial dan forum terkait data pelanggan.
Mereka pun juga sudah melaporkan hal ini polisi dan menuntut agar data tersebut dihapus dan yang pembocor data tersebut harus ditindak hukum.