Match pertama pada hari terakhir The International 9, dimulai dari final Lower Bracket antara PSG.LGD dan Team Liquid yang lagi-lagi PSG.LGD memulai match dengan sangat meyakinkan, namun akhir yang sangat mengecewakan PSG.LGD kalah dengan score 2-1. Setelah sebelumnya kalah di Upper Bracket saat melawan OG, kemenangan Team Liquid kali ini juga menandakan perfect run di Lower Bracket dimana Team Liquid memulai dari putaran pertama dan terus menang sampai bagian akhir Lower Bracket.
After a commanding Upper Bracket run, PSG.LGD's championship dreams end in the Lower Bracket. Last year's runners-up meet elimination at the hands of Team Liquid, losing a heartbreaking Lower Final 2-1. #dota #TI9 pic.twitter.com/YIv9jei2LJ
— The International (@dota2ti) August 25, 2019
Selanjutnya team-team yang tersisa, akhirnya bertemu pada Grand Final. Hal yang paling menarik adalah kedua team ini sudah memegang Aegis sebelumnya. Match pertama kedua team dimulai dari Team Liquid yang memimpin karena Meeponya w33 dapat mendominasi match, OG hampir mendapatkan moment comeback. Akan tetapi, Team Liquid langsung membuat penyerangan secara cepat kedalam Tower tier 3 dan juga Barrack. Meeponya w33 langsung melakukan rush penuh, ditambah Mind_Control dengan tidenya mengunci hero-hero team lawannya.
OG make quick work of Game 2 with a relentless assault that gave Liquid no quarter. The defending champions tie up the Grand Final with a 1-1. #dota2 #TI9 pic.twitter.com/CB49Ik7N6Z
— The International (@dota2ti) August 25, 2019
Match kedua situasi berbalik dengan OG yang bermain super agresif tanpa tekanan, Team OG dapat mempertahankan tower tier 1 hingga masih berdiri tegak. Dan pada menit ke-32, Team Liquid memanggil “GG” sebagai tanda mereka telah menyerah dan lanjut ke round selanjutnya. Pada match ketiga ternyata OG masih bisa memberikan perlawanan tanpa ampun. OG semakin agresif terutama pada midlaner mereka yaitu Topson dengan Pugnanya yang memberikan game yang sangat dominan dan terus memburu pemain Liquid tanpa henti. Sementara itu, core mereka yaitu Ana dapat mobile dan farming tanpa diganggu siapapun. Tambah pula Notail sebagai Babysitter dan juga Jerax sebagai Roamer terus mobile kemana-mana agar Ana dapat farming dengan tenang. Karena hal itu juga, Ana mendapatkan Net Worth yang sangat banyak dan kemudian menyerang markas Team Liquid pada menit ke 18 dan Team Liquid memanggil “GG” pada game ketiganya.
Kemudian pada draft phase game keempat, Ana kembali dengan core Io yang sebelumnya dapat mendominasi dengan build Aghanim dan juga Helm of Dominator. Meski begitu secara draft Liquid mempunyai potensi menangkan game. Early game kali ini berjalan sangat sulit untuk OG, selain OG terlihat sangat terpush dan juga Ana juga kesulitan untuk farm karena terganggu oleh Mind Control.
Dan OG mendapatkan kemenangan mutlak untuk The International 9 dan OG juga mengukir sejarah menjadi pemenang The International 2x secara berturut-turut, yang sebelumnya dapat merusak kutukan tahun genap Dota China pada tahun lalu.
We take key Kills in a never ending teamfight!#DreamOG #TI9 pic.twitter.com/OyymEXRJ0c
— OG @ #TI9 ?? (@OGesports) August 25, 2019
Pada middle game, Team Liquid masih mendominasi dan juga lebih unggul dan sempat menyerang High Ground milik OG yang berlangsung sangat sengit, namun Ana kembali dengan mendapat ruang yang cukup dan dapat membantu teamfight. Team Liquid seketika itu mundur dan keadaan berubah 180 derajat.
OG langsung mengambil kesempatan pukul balik total Liquid yang kehilangan momentum dan mengunci permainan dalam waktu sangat amat singkat bahkan hingga dive ke fountain Team Liquid, Team Liquid langsung putus asa dan pada akhirnya Team Liquid memanggil “GG” pada game terakhir.
For the first time in Dota history the reigning champions have defended their crown. The team that defied the odds to win last year, has reclaimed the Aegis of Champions in The International 2019. OG close the Grand Final series in a commanding 3-1 finish. #Dota2 #TI9 pic.twitter.com/ESaHeRjkpP
— The International (@dota2ti) August 25, 2019
Pengumuman terakhir dari Valve juga diumumkan pada hari terakhir The International 2019 yang tidak lain pengumuman dimana selanjutnya The International yang akan berlabuh, dimana kali ini berpindah ke Eropa tepatnya di Stockholm, Swedia yang juga pertama kali untuk negara ini dan juga kedua kali untuk bagian benua Eropa dengan TI paling pertama diselenggarakan di Cologne, Jerman.
Editor : Salman “mmonrz”