Pernah membayangkan berbicara dengan AI, alias Artificial Intelligence? Mungkin sebagian besar dari kita belum pernah membayangkannya. Tetapi chatbot akan dengan segera mengubah pandangan kebanyakan orang mengenai kemungkinan berbicara dengan AI, atau komputer kita sendiri.
Apa itu Chatbot?
Sebagai informasi, chatbot sebetulnya bukan mainan baru. Nama ini merujuk pada program komputer yang pada dasarnya dirancang untuk menstimulasikan percakapan antara komputer dengan satu manusia atau lebih, baik yang dilakukan secara teks maupun audio.
Chatbot dikembangkan sebagai Turing Test, dimana program komputer dirahasiakan identitas sebenarnya sebagai mesin. Dan ini bertujuan untuk mengelabui orang yang bercakap-cakap dengan mesin tersebut. Bilamana seorang manusia tidak bisa mengidentifikasi program tersebut sebagai mesin, maka chatbot itu digolongkan sebagai kecerdasan buatan (AI).
Jadilah chatbot awalnya penuh dengan kriteria spesifik: bahwa sebuah program komputer harus mampu meniru kemampuan manusia dalam hal bercakap-cakap dengan manusia lain. Dan yang menilai kemampuan tersebut adalah manusia juga. Dalam cakupan yang lebih luas, chatbot sudah dimanfaatkan untuk berbagai tujuan praktis seperti akuisisi informasi, layanan personal, dan bantuan online.
Salah satu jenis chatbot yang dikembangkan oleh Microsoft adalah Tay. Dirilis pertama kali lewat Twitter, pada tahun 2016, Tay memunculkan kontroversi ketika bot tersebut mulai memposting tweet-tweet ofensif dan menyinggung orang lain lewat akunnya. Karena itulah Microsoft kemudian memutuskan untuk mematikan Tay hanya dalam waktu 16 jam setelah pertama kali dirilis pada 23 Maret di tahun yang sama.
Menurut Microsoft, ketika itu Tay dimatikan karena bot tersebut membalas cuitan berdasarkan interaksinya dengan orang-orang di Twitter. Jadi, penutupan Tay lebih disebabkan oleh kata-kata kasar yang “menyerang” layanan yang diberikan oleh Tay. Hanya saja riwayat Tay tidak berhenti sampai di situ.
Tay sebetulnya lahir berkat kongsi antara divisi Bing (mesin pencari) dan divisi Technology and Research milik Microsoft. Tay merupakan sebuah akronim dari “thinking about you”, yang pada dasarnya mirip dengan proyek Microsoft lain di China yang diberi mana Xiaoice. Awalnya Tay didesain untuk meniru pola bahasa perempuan Amerika 19 tahun dan kemudian berkembang menjadi entitas yang mampu belajar berinteraksi dengan pengguna manusia di Twitter.
Layanan Chatbot diluncurkan di Beberapa Negara
Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Info Komputer, layanan Tay kini telah dirilis di beberapa negara. Dimulai dari China tiga tahun lalu, Tay kemudian dirilis di tiga negara, yakni India, AS, dan Jepang. Konon katanya Tay bakal dirilis lebih luas lagi, yakni di negara-negara dengan 100 juta penduduk.
Di sini kita hendaknya melihat ambisi Microsoft untuk berada di garda depan dalam hal pengembangan kecerdasan buatan. Tay membawa ide dasar, bahwa setiap orang harus bisa berbicara dengan komputer, dan sebaliknya. Sungguh kita melihat ambisi besar Microsoft untuk menjadikan Tay sebagai ujung tombak Microsoft dalam mengembangkan kecerdasan buatan.
Berdasarkan catatan dari beberapa sumber informasi, Tay pada dasarnya bekerja dengan cara memadukan EQ dan IQ, dan pada gilirannya membuat sebuah mesin tidak hanya “cerdas” namun sekaligus mampu menghubungkannya secara emosional dengan lawan biacaranya.
Walaupun terlihat menjanjikan, sebab sudah dan akan dirilis ke beberapa negara dengan jumlah penduduk besar, namun Microsoft mengaku bahwa mereka masih membutuhkan waktu untuk mengembangkan AI.
Jadi di masa depan kita tampaknya akan melihat lebih banyak perkembangan terkait dengan Tay, dan khususnya terkait dengan perkembangan kecerdasan buatan. Siapkah Anda untuk berbicara dengan komputer yang setiap hari mungkin Anda manfaatkan untuk kepentingan tertentu?