Di tengah masifnya pertumbuhan ekonomi digital, sebuah ironi besar masih menyelimuti Indonesia. Berdasarkan data terbaru dari Speedtest Global Index oleh Ookla per Juli 2025, peringkat kecepatan internet Indonesia baik untuk kategori seluler maupun fixed broadband masih berada di papan bawah jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga di Asia Tenggara. Fakta ini menjadi tamparan keras sekaligus pekerjaan rumah besar bagi bangsa yang bercita-cita menjadi pemain utama di ranah digital global.
Peringkat Internet Fixed Broadband: Nyaris di Posisi Juru Kunci
Kondisi paling memprihatinkan terlihat pada kategori internet kabel atau fixed broadband. Dalam daftar ini, Indonesia harus puas menduduki peringkat ke-9 dari 11 negara yang dianalisis di Asia Tenggara. Dengan kecepatan unduh rata-rata yang hanya menyentuh 38,20 Mbps, Indonesia hanya unggul tipis dari Myanmar dan Timor Leste.
Angka ini terasa sangat kontras jika disandingkan dengan para jawara di kawasan ini:
- Singapura: Merajai peringkat dengan kecepatan luar biasa 295,78 Mbps.
- Thailand: Menyusul di posisi kedua dengan kecepatan 233,01 Mbps.
- Malaysia: Berada di urutan ketiga dengan kecepatan 121,29 Mbps.
Kesenjangan yang begitu besar ini menunjukkan bahwa kualitas infrastruktur internet tetap di rumah-rumah dan perkantoran di Indonesia masih tertinggal beberapa lap dibandingkan negara tetangganya.
Nasib di Internet Seluler Sedikit Lebih Baik, Tapi Tetap di Papan Bawah
Untuk kategori internet seluler, nasib Indonesia sedikit lebih baik, namun belum bisa dibilang membanggakan. Indonesia menempati peringkat ke-8 dari 11 negara dengan kecepatan unduh rata-rata 42,85 Mbps. Meskipun angka ini sudah cukup untuk aktivitas digital harian, posisi tersebut masih berada di kelompok bawah dan jauh dari kata kompetitif.
Sebagai perbandingan, negara seperti Brunei Darussalam memimpin dengan kecepatan seluler mencapai 133,02 Mbps, disusul oleh Singapura dengan 129,80 Mbps dan Malaysia 96,53 Mbps. Ini membuktikan bahwa negara tetangga telah berinvestasi lebih serius dalam pengembangan infrastruktur 4G dan 5G mereka.
Mengapa Peringkat Kecepatan Internet Indonesia Begitu Terseok-seok?
Beberapa faktor diduga menjadi penyebab utama mengapa Indonesia sulit bersaing dalam perlombaan kecepatan internet ini. Pertama, tantangan geografis sebagai negara kepulauan membuat pemerataan pembangunan infrastruktur kabel fiber optik menjadi sangat mahal dan kompleks. Kedua, kepadatan populasi yang sangat tinggi menyebabkan beban trafik pada jaringan (network congestion) menjadi lebih berat dibandingkan negara dengan populasi lebih kecil.

Ketiga, meskipun proyek Palapa Ring telah membantu menyambungkan wilayah-wilayah terpencil, investasi untuk last-mile infrastructure atau koneksi langsung ke pengguna akhir masih belum merata dan optimal. Akibatnya, kecepatan yang dirasakan oleh konsumen seringkali tidak secepat yang dijanjikan di atas kertas.
Kenyataan ini menjadi sebuah ironi besar. Sebagai negara dengan potensi ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, fondasi utama berupa konektivitas internet yang cepat dan andal justru masih menjadi salah satu yang terlemah.
Baca juga:
- Aturan Baru Whatsapp Disiapkan! Panggilan Telepon dan Video Call di Indonesia Bakal Dibatasi?
- Roblox Terancam Diblokir! Ini Kata Pemerintah Indonesia
- Pemerintah Bentuk “Pasukan Khusus” Jaga Keamanan Data di SDI, Seberapa Mendesak Situasinya?
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.



















