OpenAI dan Microsoft saat ini sedang melakukan penyelidikan mendalam terkait kemungkinan DeepSeek menggunakan data dari ChatGPT untuk melatih model R1 dan V3 miliknya. Kedua perusahaan teknologi raksasa ini juga mendesak pemerintah Amerika Serikat untuk mempertimbangkan pelarangan penggunaan DeepSeek di berbagai sektor, terutama yang berkaitan dengan keamanan nasional. Hal ini menimbulkan spekulasi bahwa DeepSeek mungkin telah memanfaatkan data dari ChatGPT tanpa izin, yang jika terbukti, bisa menjadi alasan mengapa mereka mampu menawarkan model AI dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah.
DeepSeek sendiri telah dikenal sebagai salah satu pemain utama di dunia kecerdasan buatan. Mereka menawarkan model AI yang diklaim memiliki performa setara atau bahkan lebih baik dibandingkan platform AI terkemuka lainnya. Yang menarik, DeepSeek berhasil mencapai hal ini dengan biaya pengembangan yang jauh lebih rendah, membuatnya menjadi pesaing yang patut diperhitungkan di industri AI global.
Dampak DeepSeek pada Pasar Saham dan Kekhawatiran NVIDIA
Keberhasilan DeepSeek dalam menciptakan model AI yang efisien ternyata tidak hanya memengaruhi industri teknologi, tetapi juga berdampak signifikan pada pasar saham, terutama bagi NVIDIA. Sebagai pemasok chip AI terbesar di dunia, NVIDIA mulai menghadapi keraguan dari para investor. Mereka mempertanyakan apakah perangkat keras terbaru NVIDIA masih relevan jika model AI seperti DeepSeek mampu mencapai tingkat performa tinggi dengan investasi yang jauh lebih kecil. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa dominasi NVIDIA di pasar chip AI mungkin akan tergoyahkan.

Namun, tidak semua pihak percaya dengan klaim DeepSeek mengenai biaya pengembangan yang rendah. Beberapa ahli memperkirakan bahwa investasi yang sebenarnya bisa mencapai angka USD 1,6 miliar atau sekitar Rp 25 triliun. Angka ini jauh lebih tinggi dari yang diklaim oleh DeepSeek, dan menjadi alasan mengapa OpenAI dan Microsoft semakin gencar melakukan penyelidikan. Jika terbukti bahwa DeepSeek menggunakan data dari ChatGPT, maka hal ini bisa menjelaskan mengapa mereka mampu mengurangi biaya pelatihan AI secara signifikan.
Perubahan Sikap OpenAI dan Usulan Larangan terhadap DeepSeek
Sebelumnya, OpenAI tidak menunjukkan sikap yang terlalu agresif terhadap DeepSeek. Bahkan, Sam Altman, CEO OpenAI, pernah menyatakan bahwa persaingan baru di industri AI adalah hal yang positif dan dapat mendorong inovasi lebih lanjut. Namun, situasi tampaknya mulai berubah. Dalam sebuah surat resmi kepada pemerintah AS, OpenAI mengusulkan agar DeepSeek dilarang digunakan di kantor pemerintahan, sektor militer, dan pertahanan nasional. OpenAI menggambarkan DeepSeek sebagai AI yang mendapat subsidi dari negara dan berada di bawah kendali pemerintah Tiongkok.

Beberapa lembaga dan negara bagian di AS sudah lebih dulu melarang akses ke DeepSeek, tetapi hingga saat ini belum ada keputusan resmi dari pemerintah federal terkait larangan ini. Meskipun belum ada bukti konklusif bahwa pemerintah Tiongkok mengendalikan DeepSeek secara langsung, ada beberapa indikasi yang mengarah ke kemungkinan tersebut. Salah satunya adalah kecenderungan chatbot DeepSeek untuk menolak menjawab pertanyaan yang dianggap sensitif oleh Beijing. Namun, hal ini bisa jadi lebih berkaitan dengan kepatuhan terhadap hukum sensor di Tiongkok, mengingat server DeepSeek berbasis di negara tersebut.
Kekhawatiran Keamanan dan Masa Depan Industri AI
Para pakar AI di AS khawatir bahwa lokasi server DeepSeek yang berbasis di Tiongkok berpotensi memungkinkan pemerintah Tiongkok meminta akses ke data pengguna. Kekhawatiran ini mirip dengan yang pernah terjadi pada perusahaan teknologi Tiongkok lainnya, seperti Huawei, yang menghadapi larangan serupa di AS. Dalam suratnya, OpenAI tidak hanya menyoroti DeepSeek, tetapi juga mengusulkan langkah-langkah lain untuk melindungi industri kecerdasan buatan di AS dari kemungkinan risiko keamanan nasional.

Salah satu usulan OpenAI adalah melarang penggunaan perangkat keras produksi Tiongkok, seperti chip Huawei Ascend, dalam infrastruktur teknologi AS. Selain itu, OpenAI juga mendorong larangan terhadap model AI yang melanggar privasi pengguna dan berpotensi menyebabkan pencurian kekayaan intelektual. Perusahaan juga membandingkan DeepSeek dengan kasus Huawei, di mana risiko keamanan terkait AI bisa lebih besar jika infrastruktur kritis dibangun menggunakan model yang dapat dimanipulasi oleh pemerintah asing.
Terakhir, OpenAI juga meminta agar pemerintah AS memungkinkan penggunaan konten berhak cipta dalam pelatihan AI. Langkah ini, menurut OpenAI, diperlukan untuk memastikan bahwa AS tetap menjadi pemimpin dalam industri kecerdasan buatan. Dengan semakin ketatnya persaingan di sektor AI global, regulasi terhadap teknologi ini kemungkinan akan terus berkembang. Baik OpenAI maupun DeepSeek kini berada dalam sorotan, dengan dampak besar terhadap masa depan AI di tingkat internasional.
Baca juga:
- OpenAI Kenalkan O3 dan O3 Mini, Solusi AI dengan Akurasi Lebih Tepat!
- Alibaba Luncurkan Model AI Qwen 2.5-Max, Siap Tantang DeepSeek dan GPT OpenAI
- OpenAI Siap Luncurkan Prosesor AI Kustom Pertama, Kapan Tanggal Rilisnya?
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.



















