Pernahkah Anda membeli sebuah produk dari brand A, lalu menemukan barang dengan bentuk dan desain yang sama persis dijual oleh brand B? Atau mungkin Anda membeli produk skincare lokal yang tekstur dan aromanya terasa sangat familiar dengan produk lain? Fenomena produk “kembar” ini bukanlah kebetulan. Di baliknya ada sebuah strategi industri besar yang perlu Anda ketahui. Jadi, apa itu ODM? Mari kita bongkar tuntas rahasia di balik produk yang kita pakai setiap hari.
Memahami Apa itu ODM vs OEM: Jangan Sampai Tertukar!
Banyak yang masih bingung antara istilah ODM dan OEM. Padahal, keduanya sangat berbeda.
- ODM (Original Design Manufacturer): Adalah produsen yang merancang, mengembangkan, dan memproduksi barang secara lengkap berdasarkan desain milik mereka sendiri. Brand lain kemudian bisa membeli produk jadi tersebut, menempelkan logo mereka (rebranding), dan langsung menjualnya ke pasar. Pabrikan ODM biasanya sudah memiliki katalog produk yang bisa dipilih oleh para pemilik brand.
- OEM (Original Equipment Manufacturer): Adalah produsen yang hanya bertugas memproduksi barang berdasarkan desain dan spesifikasi yang diberikan oleh brand pemesan. Mereka tidak terlibat dalam proses riset dan pengembangan desain produk.
Stigma yang sering salah di masyarakat adalah menganggap produk OEM sebagai barang KW atau palsu. Faktanya, OEM adalah produk orisinal yang kualitasnya bisa setara dengan produk resmi brand tersebut. Contohnya adalah brand aksesori seperti Ugreen atau Baseus yang memproduksi barang OEM berkualitas tinggi untuk perangkat seperti iPhone.
Sejarah Singkat ODM: Dari Taiwan hingga Dominasi China
Konsep ODM mulai populer pada era 1980-an, seiring dengan kebangkitan industri manufaktur di Taiwan dan China. Awalnya, perusahaan Barat mengalihkan produksi ke Asia untuk menekan biaya tenaga kerja yang jauh lebih murah. Sebagai gambaran, menurut Bank Dunia, biaya tenaga kerja di China pada tahun 1990-an hanya sekitar 5% dari biaya di Amerika Serikat.

Pada era 1990-an, konsep ini meledak di dunia teknologi. Perusahaan besar Taiwan seperti Acer mulai beralih dari OEM ke ODM agar bisa menawarkan desain laptop mereka sendiri. Bahkan raksasa teknologi seperti Dell, HP, dan Apple di masa-masa awal sangat bergantung pada perusahaan ODM Taiwan seperti Quanta, Compal, dan Wistron untuk memproduksi laptop mereka. Quanta bahkan hingga kini dikenal sebagai produsen laptop terbesar di dunia.
Mengapa Banyak Brand Memilih Jalur ODM?
Strategi ODM dipilih oleh banyak brand, mulai dari Xiaomi, Realme, hingga Amazon (untuk produk AmazonBasics), karena beberapa alasan utama:
- Hemat Biaya Riset & Desain: Brand tidak perlu mengeluarkan investasi besar untuk R&D karena produknya sudah dirancang oleh pabrikan.
- Cepat Masuk Pasar: Prosesnya sangat cepat, brand hanya tinggal memilih produk dari katalog yang sudah ada.
- Skalabilitas Tinggi: Pabrikan ODM memiliki kapasitas produksi massal yang sangat besar.
Kini, China adalah raksasa ODM dunia. Kota seperti Shenzhen telah menjadi jantung ODM teknologi global. Menurut laporan Deloitte (2022), lebih dari 60% produk elektronik konsumen di pasar global saat ini berasal dari ODM asal China.
Fenomena ODM di Indonesia: Dari Skincare hingga Mobil Listrik
Di Indonesia, fenomena ODM juga tumbuh subur, terutama di industri berikut:
- Skincare: Menurut data BPOM, lebih dari 70% brand skincare baru di Indonesia menggunakan jasa ODM (atau yang dikenal dengan istilah maklon) dari pabrik lokal maupun luar negeri.
- Elektronik: Banyak produk TWS (True Wireless Stereo), laptop, dan perangkat audio yang dijual di e-commerce sebenarnya berasal dari desain ODM China yang sama. Contohnya adalah laptop merek SPC. Bahkan, baru-baru ini mobil listrik Polytron diduga merupakan hasil rebadge dari merek mobil China, Skyworth.

Cerdas Sebagai Konsumen: Apakah Produk ODM Layak Dibeli?
Membeli produk ODM bukanlah sebuah kesalahan, bahkan bisa menjadi pilihan cerdas jika Anda mengincar price-to-performance terbaik. Namun, sebagai konsumen, kita harus lebih kritis.
- Kelebihan bagi Konsumen: Mendapatkan produk dengan spesifikasi bagus dengan harga yang lebih terjangkau.
- Kekurangan bagi Konsumen: Kualitas produk sangat bergantung pada pabrikan dan seringkali tidak unik. Membutuhkan riset mandiri untuk membandingkan kualitas di antara banyak produk yang serupa.
Tips untuk Anda:
- Periksa Kualitas dan Layanan Purna Jual: Jangan hanya tergiur harga murah. Perhatikan build quality, spesifikasi, dan yang terpenting, ketersediaan layanan purna jual (after-sales).
- Dukung Inovasi Lokal: Jika memungkinkan, dukung brand lokal yang benar-benar melakukan riset, pengembangan, dan inovasi produknya sendiri
Baca juga:
- Sejarah NVIDIA: Dari Garasi Modal Patungan Jadi Raja AI Senilai $4 Triliun
- Macbook vs Windows: Mana Pilihan Paling Aman untuk Investasi Jangka Panjang?
- Nvidia dan Intel Resmi ‘Jadian’ Investasi $5 miliar Digelontorkan!
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.























