Kecerdasan buatan (AI) yang awalnya dianggap sebagai alat bantu kini berubah menjadi sumber kekhawatiran massal. Sebuah survei terbaru dari ResumeBuilder.com mengungkap fakta yang mengkhawatirkan: hampir separuh atau 47% pekerja merasa cemas posisi mereka akan direbut oleh teknologi AI. Fenomena karyawan cemas digantikan AI ini bukan lagi sekadar isapan jempol, melainkan sebuah realita psikologis yang menghantui dunia kerja. Angka ini menunjukkan bahwa revolusi AI tidak hanya mengubah cara kita bekerja, tetapi juga menanamkan rasa takut akan masa depan karier jutaan orang.
Gelombang PHK oleh AI di Depan Mata? Inilah Ketakutan Terbesar Para Pekerja Saat Ini
Survei yang melibatkan 1.000 pekerja ini menunjukkan adanya perbedaan signifikan antar generasi dalam memandang ancaman AI. Generasi muda, yang tumbuh di era digital, justru menjadi yang paling tertekan. Tercatat 53% Gen Z dan 51% Milenial menyuarakan kecemasan mereka akan digantikan oleh AI. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Gen X (38%) dan Baby Boomers (35%) yang terlihat lebih tenang.

Kecemasan ini sangat beralasan. Ketika ditanya lebih dalam, sebanyak 37% pekerja bahkan mengakui bahwa AI bisa melakukan pekerjaan mereka dengan lebih baik, dan 37% lainnya merasa AI bisa melakukannya setidaknya sama baiknya dengan mereka. Hanya segelintir (26%) yang masih percaya diri bahwa kemampuan mereka tidak bisa disaingi oleh AI.
Melawan Balik: Belajar Skill Baru atau Pindah Karier?
Rasa takut ini mendorong para pekerja untuk tidak tinggal diam. Sebanyak 43% dari mereka yang cemas mulai mengambil langkah konkret untuk “mengamankan” karier mereka dari gempuran AI. Dari jumlah tersebut, 47% memilih untuk mempelajari keahlian baru (upskilling), sementara 23% lainnya bahkan mempertimbangkan untuk banting setir atau pindah jalur karier sepenuhnya.
Stacie Haller, seorang penasihat karier, memberikan perspektif penting. Menurutnya, alih-alih takut, pekerja seharusnya merangkul AI sebagai alat untuk meningkatkan nilai mereka. “Fokuslah pada keahlian yang tidak bisa ditiru AI, seperti pemikiran kritis, kecerdasan emosional, dan kreativitas,” ujarnya. Meskipun AI bisa mengambil alih tugas-tugas repetitif, elemen manusia yang kompleks tetap tidak tergantikan. Pertanyaannya sekarang, apakah Anda siap beradaptasi atau hanya akan pasrah menunggu tergantikan?
Baca juga:
- Kacamata AI Google Selesai Dikembangkan, Kapan Rilis?
- Cara Klaim Google AI Pro Tanpa Bayar 15 Bulan dengan Akun Mahasiswa!
- Data Internal Google Dicuri Hacker, Seberapa Aman Pengguna Google Saat ini?
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.























