Drama yang menyelimuti proyek animasi “Merah Putih One for All” tampaknya belum akan berakhir. Setelah sebelumnya dihujani kritik tajam oleh netizen karena dianggap kehilangan identitas Indonesia, kini muncul babak baru yang jauh lebih serius. Kontroversi Animasi Merah Putih ‘One for All’ semakin memanas setelah seorang seniman 3D asal Indonesia secara terbuka menuduh proyek tersebut telah menggunakan salah satu karakter 3D karyanya tanpa izin. Tuduhan plagiarisme dan penggunaan aset tanpa lisensi ini sontak menambah panjang daftar masalah yang harus dihadapi oleh tim produksi.
Kontroversi Animasi Merah Putih : Tuduhan Penggunaan Aset Tanpa Izin oleh Seniman 3D
Masalah ini pertama kali mencuat ketika seorang 3D artist dengan nama pengguna @/Neverheardison di media sosial X (sebelumnya Twitter) mengunggah sebuah postingan yang viral. Dalam unggahannya, ia menunjukkan perbandingan side-by-side antara salah satu karakter yang muncul dalam video promosi “Merah Putih One for All” dengan karakter 3D yang ia buat dan jual di sebuah marketplace aset digital.

Karakter tersebut, yang digambarkan sebagai seorang pria berambut pirang dengan gaya modern, tampak memiliki kemiripan yang sangat signifikan hingga ke detail-detail kecilnya. Sang seniman menegaskan bahwa ia tidak pernah memberikan izin atau dihubungi oleh pihak proyek animasi tersebut untuk penggunaan karyanya. “Saya tidak pernah tahu karakter saya dipakai untuk proyek ini,” tulisnya, seraya menyertakan bukti portofolio dan laman penjualan aset 3D miliknya.
Respon Komunitas Kreatif dan Tuntutan Transparansi
Tuduhan ini langsung menyulut kemarahan yang lebih besar di kalangan komunitas kreatif Indonesia. Banyak seniman, animator, dan desainer grafis yang turut bersuara, mengecam tindakan yang dianggap tidak profesional dan tidak menghargai hak cipta sesama kreator. Kasus ini dianggap mencoreng nama baik industri kreatif tanah air, terutama karena proyek “Merah Putih One for All” mengusung semangat nasionalisme.
Netizen dan para pelaku industri kini menuntut transparansi dan klarifikasi penuh dari pihak yang bertanggung jawab atas proyek animasi tersebut. Pertanyaan besar yang muncul adalah: apakah ini sebuah kelalaian, kesengajaan, atau ada kesalahpahaman dalam proses produksi? Jika terbukti benar, ini bukan hanya masalah etika, tetapi juga berpotensi menjadi sengketa hukum terkait pelanggaran hak kekayaan intelektual (HAKI).
Masa Depan Proyek di Ujung Tanduk
Kontroversi Merah Putih ‘One for All’ yang berlapis-lapis ini menempatkan masa depan proyek tersebut di ujung tanduk. Dimulai dari kritik soal identitas budaya yang dianggap ke-Jepang-an, kini ditambah dengan tuduhan pencurian aset digital. Insiden ini menjadi pengingat keras bagi semua pelaku industri kreatif tentang pentingnya menghormati hak cipta dan menjunjung tinggi orisinalitas dalam setiap karya. Publik kini menanti dengan saksama bagaimana tim produksi akan menangani tuduhan serius ini, karena respons mereka akan menjadi penentu kredibilitas dan kelanjutan proyek yang sejak awal sudah penuh dengan polemik.
Baca juga:
- VIRAL! Cara Buat Gambar AI Kemerdekaan Cuma Lewat Whatsapp!
- Niatnya Banggakan Bangsa, Film Animasi Merah Putih “One for All” Malah Dirujak Netizen!
- Anti Pusing! Begini Cara Buat Pidato Kemerdekaan Cuma Pakai AI!
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.

















