Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika, Nezar Patria, mengajak Korea Selatan untuk memperkuat kerja sama dalam Kerja Sama AI yang tetap berpijak pada budaya lokal. Ajakan ini disampaikan langsung saat ia bertemu dengan Prof. Sang-Wook Yi, Ketua Divisi Etika dan Keamanan di Komite Nasional Strategi AI Korea Selatan, dalam ajang UNESCO Global Forum on the Ethics of AI yang digelar di Bangkok, Thailand.
Dalam pertemuan itu, Nezar menyebut Korea Selatan sebagai mitra strategis Indonesia di bidang transformasi digital. Ia mengapresiasi bagaimana Korea mampu menggabungkan riset, etika, dan implementasi AI secara menyeluruh di berbagai sektor. “Korea punya pengalaman luar biasa dalam mengintegrasikan teknologi dengan nilai-nilai etika, dan itu penting juga buat Indonesia,” katanya. Pengalaman ini dinilai sangat relevan untuk memperkuat strategi nasional Indonesia dalam mengembangkan AI yang adaptif dengan nilai-nilai lokal.
Korea Selatan sendiri telah mengalokasikan 3% dari PDB untuk pengembangan AI, jauh di atas rata-rata global. Mereka bahkan saat ini sedang menyusun buku teks nasional tentang AI ini untuk meningkatkan literasi digital sejak dini. Kolaborasi ini diharapkan bisa menciptakan AI yang tidak hanya canggih, tetapi juga sesuai dengan budaya Asia.
Kerja Sama AI Indonesia-Korea Selatan untuk AI yang Lebih Berbudaya
Salah satu poin kunci dalam pertemuan ini adalah pentingnya AI yang mencerminkan nilai-nilai lokal. Nezar Patria menekankan perlunya memasukkan prinsip-prinsip Asia, seperti gotong royong, penghormatan pada orang tua, dan keharmonisan sosial, ke dalam model AI. Kenapa ini penting?

- AI sekarang ini banyak didominasi oleh nilai-nilai Barat, yang belum tentu pas dengan budaya Timur.
- Dengan mengintegrasikan nilai lokal, AI bisa lebih diterima dan bermanfaat bagi masyarakat.
- Pendidikan AI juga perlu menyeimbangkan antara kemajuan teknologi dan pemahaman risiko etisnya.
Prof. Sang-Wook Yi sepakat bahwa literasi AI harus mencakup pemahaman kritis, termasuk dampak negatifnya. Selain itu, Indonesia menghadapi tantangan dalam regulasi platform digital global, terutama terkait transparansi dan perlindungan data. Meski UU Perlindungan Data Pribadi (PDP) sudah 90% rampung, kepatuhan perusahaan teknologi asing masih menjadi pekerjaan rumah.
Langkah ke Depan: Riset Bersama dan ASEAN LLM
Pertemuan ini tidak hanya berakhir dengan diskusi, tetapi juga komitmen konkret. Beberapa rencana kolaborasi antara Indonesia dan juga Korea Selatan yang meliputi:

- Pertukaran ahli dan riset bersama antara universitas kedua negara.
- Pengembangan kurikulum etika AI yang sesuai dengan konteks Asia.
- Kunjungan Prof. Yi ke Jakarta untuk berdialog dengan pembuat kebijakan di Indonesia.
Selain itu, inisiatif ASEAN Large Language Model (ASEAN LLM) juga akan dibahas sebagai langkah strategis regional. Model AI ini diharapkan bisa menjadi fondasi bagi pengembangan AI yang lebih inklusif dan relevan bagi negara-negara Asia Tenggara.
Dengan kolaborasi ini, diharapkan lahir AI yang tidak hanya pintar, tetapi juga memahami budaya dan kebutuhan masyarakat lokal. Ini adalah langkah penting menuju transformasi digital yang berkelanjutan dan berakar pada kearifan lokal.
Baca juga:
- Xiaomi Redmi K80 Ultra Hadir dengan Chip AI D2, Segini Harganya
- Lenovo Hadirkan Laptop Copilot+ Bertenaga AMD Ryzen AI di Indonesia!
- vivo Y19s Pro Meluncur di Jakarta Fair 2025: Smartphone Entry-Level Tangguh dengan Fitur AI dan Baterai Jumbo!
Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.
Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.



















