Mengenal Transistor Serta Cara Kerja dan Jenis-Jenis-nya

Dalam artikel ini, kita akan mengupas topik seputar transistor. Kami akan memperkenalkan fungsi, cara kerja, dan pengertian transistor. Jika Anda tertarik untuk mendapatkan pemahaman menyeluruh tentang komponen ini, silakan lanjutkan membaca artikel ini. Namun, mungkin Anda belum familiar dengan konsep transistor. Jika demikian, kami akan memberikan penjelasan rinci mengenai transistor.

Pengertian Transistor

Transistor adalah suatu perangkat elektronik yang sering digunakan untuk berbagai tujuan seperti penguat sinyal, penghubung dalam rangkaian, pemutus sirkuit, modulasi sinyal, serta menjaga stabilitas tegangan, dan banyak lagi. Fungsi lain dari transistor adalah sebagai semacam katup listrik yang beroperasi berdasarkan tegangan masuknya. Ini memungkinkan pengalihan arus listrik dengan presisi dari sumber listrik yang ada.

Cara Kerja Transistor

Ada juga jenis transistor yang dikenal sebagai transistor bipolar atau disebut juga sebagai transistor BJT. Jenis bipolar merupakan inovasi yang menggantikan transistor tabung atau vacuum tube. Selain memiliki dimensi yang relatif kecil, jenis bipolar juga memiliki daya yang relatif kecil dan dapat beroperasi pada suhu yang dingin. Selain itu, terdapat transistor tabung yang umumnya digunakan dalam aplikasi audio untuk meningkatkan kualitas suara.

Namun, penggunaan transistor tabung memerlukan konsumsi daya yang sangat besar, mengingat proses pemisahan elektron memerlukan teknik pemanasan filamen seperti lampu pijar. Transistor bipolar memiliki dua junction yang dapat dianggap sebagai penggabungan dua dioda. Terdapat Emiter-Base sebagai satu junction dan junction lainnya adalah Base-Kolektor, itulah sebabnya disebut Bipolar Junction Transistor. Seperti pada dioda, arus akan mengalir hanya jika ada bias positif yang diberikan.

Hal ini terjadi karena tegangan pada tegangan P lebih positif daripada N. Dengan adanya bias positif pada base-emitter, transistor akan berperilaku seperti dioda. Namun, karena lebar base yang tipis, hanya sebagian kecil elektron yang dapat bergabung dengan hole di base. Sebagian besar akan menembus lapisan base menuju kolektor.

Inilah salah satu alasan mengapa penggabungan dua dioda tidak dapat menghasilkan transistor, karena lebar base harus sangat tipis untuk mencegah terjangan elektron. Jika tegangan pada base-emitter dibalik, aliran elektron dari emitter ke kolektor tidak akan terjadi.

Dengan memberikan bias base secara perlahan, elektron akan mengalir menuju kolektor, sebanding dengan besar arus base yang diberikan. Dengan sederhananya, arus base mengontrol jumlah elektron yang mengalir dari emitter ke kolektor. Efek ini disebut efek penguatan.

Meskipun istilah amplifier sebenarnya tidak menggambarkan penguatan dalam arti sebenarnya, karena yang terjadi bukanlah penguatan, melainkan arus kecil yang mengontrol arus yang lebih besar. Base pengatur membuka dan menutup aliran arus emitter-collector.

Pada transistor PNP, fenomena yang sama dapat dijelaskan dengan memberikan bias, di mana perpindahan arus disebut arus hole. Perlu diingat bahwa meskipun doping kolektor dan emitter sama, dalam prakteknya, kolektor dan emitter tidak akan terbalik. Dalam bahan silikon, emitter dibuat lebih dahulu daripada doping konduktor yang berbeda.

Terkadang, efek dioda pada sebuah terminal dapat menyebabkan terjadinya arus sesuai dengan keinginan. Dalam terminologi parameter arus, arah arus merupakan potensial yang lebih besar dibandingkan dengan potensial yang lebih kecil. Secara sederhana, perbandingan arus kolektor terhadap arus emitter disebut HFE, dan umumnya berkisar antara 0.95 hingga 0.90. Data tabel transistor juga memberikan spesifikasi BDC dan HFE sebagai perbandingan antara arus kolektor dan arus base.

Jenis-Jenis Transistor

Hanya ada dua jenis transistor yang sangat umum digunakan, yaitu transistor bipolar dan transistor efek Medan. Kedua jenis ini memegang peranan penting dalam pembuatan rangkaian elektronik, terutama bagi mereka yang merancang rangkaian audio, saklar, rangkaian umum, amplifier, tegangan tinggi, dan aplikasi lainnya.

Transistor bipolar, sebagai komponen umum dalam dunia elektronik, memiliki tiga lapisan material semikonduktor dengan dua lapisan inti tambahan. Setiap transistor bipolar memiliki tiga kaki yang disebut sebagai Kolektor (k), Basis (b), dan Emiter (e). Perbedaan di antara jenis-jenis dan fungsi transistor tampak pada polaritas pemberian tegangan pada suatu bias dan arah arus listrik yang berlawanan.

Cara kerja transistor bipolar dapat dijelaskan melalui tiga terminal diodanya yang memiliki polaritas positif dan negatif yang selalu berdekatan. Perubahan kecil dalam arus listrik dapat menghasilkan perubahan besar pada terminal kolektor. Prinsip kerja inilah yang menjadi dasar penggunaan transistor sebagai penguat elektronik.

Jenis-jenis transistor FET saat ini dibagi menjadi dua tipe, yaitu depletion mode dan enhancement mode. Kedua mode ini menentukan polaritas tegangan gate terhadap source saat FET menghantarkan listrik. Sebagai contoh, pada depletion mode, gate adalah negatif dibandingkan dengan source, sementara pada enhancement mode, gate adalah positif. Perubahan tegangan gate menjadi positif akan meningkatkan aliran arus antara source dan drain pada kedua mode tersebut.

Dalam dunia elektronik, pemahaman tentang jenis-jenis transistor, baik bipolar maupun FET, menjadi kunci penting dalam merancang dan memahami berbagai rangkaian. Kedua jenis transistor ini memberikan kontribusi yang signifikan pada perkembangan teknologi, terutama dalam aplikasi seperti penguat elektronik dan pengaturan arus listrik. Dengan pemahaman mendalam tentang prinsip kerja dan karakteristik masing-masing transistor, para desainer dan teknisi elektronik dapat menciptakan inovasi yang lebih canggih dan efisien.

Baca juga:

Cari gadget berkualitas dengan harga terbaik? Temukan pilihan laptop, PC, dan komponen PC dengan harga terbaik hanya di Pemmz.com.

Cari tahu juga update berita terkini dan teraktual seputar teknologi dan gadget di Pemmzchannel.com.