Laptop thin and light alias tipis dan ringan emang asik buat kalian yang suka ngetik di mana aja. Misalnya, pas lagi kehabisan ide terus pengen nongkrong sambil ngetik di café. Atau karyawan yang sering diajak meeting diluar kantor. Dibawanya gampang. Tinggal masukin dalam tas. Ditenteng juga gak berat. Salah satu keunggulan inilah yang dimiliki HP Pavilion Aero 13.
Untuk spek-nya sendiri laptop ini juga udah disesuaikan sama kebutuhan sekarang. Cuma perlu diperhatikan, kalau HP Pavilion Aero 13 punya banyak SKU. Jadi gak heran kalau kalian pernah liat laptop ini tapi spesifikasinya beda-beda. Dan untuk Aero 13 yang kami uji ini udah pake Ryzen 7 5800U yang kencang. RAM-nya udah 16GB dual channel. Untuk lebih lengkapnya, kalian bisa lihat tabel spek-nya berikut ini.
Spesifikasi
Desain dan Dimensi
Desainnya elegan dan simpel khas HP banget. Laptop ini punya dua pilihan warna, silver dan gold. Dan unit yang kami uji punya warna gold di seluruh bodinya. Lapisan bodinya kesat dan gak gampang kotor sama sidik jari. Covernya ada logo lama HP yang dengan finishing chrome di bagian tengah.
Layarnya bisa dibuka sampai kemiringan kurang lebih 130 derajat. Saat kebuka, bagian keyboard akan sedikit terangkat yang akan membuat kemiringan yang lebih nyamaan saat mengetik. Kemiringan ini juga sedikit banyak membantu udara yang diambil melalui intake pada bagian bawah. Sementara lubang exhaustnya ada di dekat engsel.
Sebagai laptop thin and light, bobotnya gak sampe 1 kg. Dan ketebalannya cuma 1,5 cm. Mantep banget. Meski tipis dan ringan, bodinya kuat karena menggunakan material Magnesium Alloy di seluruh body, kecuali pada cover bawah yang menggunakan plastik.
Layar
Spesifikasi layarnya kami suka nih. Kecil tapi tajem dan warnanya cakep. Ukuran laptop yang ringkas juga dikarenakan layarnya yang berukuran 13,3 inci. Tapi meski lebih kecil, tampilan layarnya tetap keliatan lega. Karena laptop ini memiliki screen-to-body ratio melebihi 90%. Ini gara-gara bezelnya dibuat tipis, cuma 5mm saja di kiri dan kanannya. Sementara bagian atasnya cuma 8mm.
Untuk panelnya pake IPS dan punya resolusi WQXGA atau biasa juga disebut dengan 2K. Ukuran resolusinya 2560 x 1600 pixels yang artinya punya aspect ratio 16:10. Layarnya terang karena punya brightness 400nits. Jadi kalo ditempat yang terang, misalnya di outdoor, tampilannya masih keliatan jelas.
Untuk luas warna, HP mengklaim Pavilion Aero memiliki akurasi warna sRGB di 100%. Setelah kami melakukan kalibrasi ulang menggunakan Spyder, kalim tersebut akurat karena hasil spydernya menunjukkan sRGB-nya memang 100%. Sementara NTSC di kisaran 80%, Adobe RGB 83%, dan DCI-P3 87%.
Jadi laptop ini gak cuma asik buat bikin tugas atau kerja tapi juga buat hiburan. Misalnya nonton film dengan resolusi tinggi. Gambarnya tajam dan viewing angle-nya luas. Jadi warna-warna gak berubah pas diliat dari berbagai sudut.
Keyboard dan Touchpad
Sebagai laptop ringkas, keyboardnya punya desain chiclet dan tanpa area numpad. Tapi untuk tombol Delete, Home, Pg Up, Pg Dn, dan End ada di pojok sisi kanan yang tersusun ke bawah. Untuk tombol kursornya agak aneh sih. Soalnya panah kiri dan kanan ukurannya gede tapi arah atas dan bawah kecil.
Untuk tombol Power ada di area keyboard dan posisinya ada di sebelah tombol Delete. Untuk tombol Caps Lock ada indikator warna putih sebagai penanda saat aktif. Gak ketinggalan tombol-tombolnya dilengkapi backlit warna putih yang punya dua tingkat kecerahanan.
Untuk feel saat mengetik sih gada masalah. Tombol-tombolnya terasa empuk dan travel key-nya rendah, jadi gak perlu ditekan terlalu keras. Untuk touchpadnya terbilang lebar dan gak punya tombol fisik untuk klik kiri dan kanan. Dan tentu aja udah mendukung multitouch sampai 4 jari untuk mendapatkan pengalaman menavigasi yang lebih asik.
Untuk feelnya, touchpad ini terasa licin dan presisi. Karena bentuknya yang lebar, kami merasa leluasa dalam menggunakan touchpad ini. Tombol klik kiri dan kanan terasa empuk dan sedikit clicky.
Oiya, seri pavilion aero ini juga ngasih sensor fingerprint yang posisinya ada di bawah tombol panah dan sisi kanan area palmrest. Sensornya bekerja cukup cepat dan bikin login ke Windows jadi lebih aman dan praktis.
Baterai
Baterai Pavilion Aero 13 sebesar 43 watt hour bisa dibilang tidak terlalu istimewa. Namun pada pengujian kami, hasilnya ternyata cukup tangguh dan mampu bertahan sampai 10 jam 21 menit. Masih cukup bagus jika kalian menggunakannya saat beraktivitas menggunakan laptop sambil nongkrong di tempat yang tidak menyediakan outlet listrik.
Hasil ini kami dapat dengan menggunakan skenario PCMark 10 Modern Office dengan mode Power Saving menyala, WiFi dinyalakan, backlit dimatikan dan brightness diatur ke kondisi 50%. Oh iya, satu hal yang juga kami suka adalah adaptor baterai dengan daya 65 watt yang memiliki bentuk kecil. Ukurannya hanya segenggam tangan orang dewasa. Jadi gak merepotkan saat dibawa-bawa bersama laptopnya.
Konektivitas & Webcam
Dengan dimensi ramping, laptop ini memang tidak memiliki banyak konektivitas. Tapi port yang ada sudah cukup mewakili kebutuhan yang ada. Di sisi kiri sudah ada HDMI, satu USB type A dan satu USB type C yang support displayport dan power delivery. Untuk port audio sendiri letaknya agak jauh. Pada sisi kanan, HP cuma ada charging port dan satu USB type A. Sementara konektivitas wirelessnya sudah menggunakan Wifi 6 dan Bluetooth 5.2.
Beralih ke webcam, spesifikasinya masih sama dengan laptop kelas menengah kebanyakan yang punya resolusi 720p. Untuk kualitasnya juga standar aja. Noise akan makin terasa ketika ruang makin minim cahaya. Untuk hasil terbaik memang disarankan digunakan pada ruang dengan kondisi terang atau outdoor.
Storage & Upgradability
Sebagai laptop tipis, storagenya jelas udah menggunakan SSD M.2 NVMe. Kapasitasnya bisa dibilang standar, 512 GB. Untuk melihat performanya, kami menggunakan aplikasi Crystal Disk Mark dan AS SSD Benchmark. Hasilnya, pada Crystal Disk Mark, SSD ini mendapat kecepatan read di sekitar 2000MB/s dan write di sekitar 1100MB/s. Saat menjalankan AS SSD Benchmark, kami mendapatkan kecepatan read di sekitar 1800MB/s dan kecepatan write di sekitar 800MB/s. Emang bukan yang paling kencang, tapi jauh di atas storage SATA.
HP juga gak kasih opsi untuk upgrade SSD. Jadi kalau kurang puas dengan kapasitanya, kalian bisa ganti SSD yang ada dengan kapasitas lebih besar. Sementara untuk memori 16GB-nya sudah onboard dan gak ada slot untuk upgrade. Meski minim upgrade, namun spesifikasi yang diberikan yaitu RAM 16 GB dan SSD 512 GB, sudah cukup mumpuni untuk aktivitas komputas modern saat ini.
Audio
Audio-nya pake dua speaker dari Bang & Olufsen. Posisinya down firing di sisi kanan dan kiri. Suaranya udah cukup mantap buat sebuah laptop tipis. Suara lantang dan tidak pecah mesti volume diatur mentok maksimal. Suara treble-nya jernih dan bass yang tetap terasa meski gak dominan.
Buat yang kurang puas sama pengaturan default-nya, HP nyediain pengaturan dari Bang & Olufsen Audio Control. Saat diaktifkan, memang terasa perbedaannya. Suara jadi lebih bervariasi dan bisa disesuaikan pengaturannya. Diantaranya, ada pengaturan preset untuk musik, film, dan suara vokal. Ini masih ditambah dengan equalizer yang bisa diatur secara manual.
Suhu & Stabilitas Performa
Sistem pendingin pada laptop ini mengandalkan satu fan serta satu heatpipe. Lubang intake dibagian bawah punya bentuk memanjang yang memiliki tekstur bulatan kecil. Menariknya, saat layar dibuka, terdapat airflow dibagian bawah sehingga area intake tidak terhalang landasan. Seperti disebut sebelumnya, lubang exhaust ada di dekat engsel.
Untuk menguji performa pendinginannya, kami menggunakan software AIDA 64 selama 15 menit di dalam ruangan bersuhu 22 derajat celcius. Saat idle, suhu laptop ini berada di sekitar 53 derajat celcius.
Setelah kami lakukan uji stress test selama 15 menit, suhu di HP Pavilion Aero ini ada di kisaran 66 derajat celcius. Sedangkan suhu rata-rata saat full load ada di sekitar 72 derajat celcius. Perlu diingat bahwa stres test ini jarang terjadi pada penggunaan sehari-hari. Pengujian ini hanya untuk mengetahui sejauh mana laptop mampu meredam suhu saat full load. Suhu permukaan sendiri saat kondisi ini masih terasa wajar dan tidak sampai mengganggu kenyamanan ketika ngetik.
Dengan suhu yang adem tadi, laptop ini punya performa yang stabil. Ini kami buktikan dengan menguji stabilitas performa dengan menjalankan cinebench R23 sebanyak 10x berturut-turut. Skornya tidak terpaut jauh dan ada di angka tertinggi 7666 dan skor paling rendahnya 7488. Dari pengujian ini terlihat kalau performa yang dicapai dari laptop ini cukup konsisten dengan suhu yang dapat dijaga sehingga tidak terjadi thermal throttling.
Performa
SKU laptop ini menggunakan prosesor Ryzen 7 5800U yang punya 8 core dan 16 thread. Boost clocknya sendiri bisa mencapai 4,4 GHz. Secara spek tentu kencang. Untuk membuktikannya, kami menguji kemampuan produktivitas laptop ini dengan aplikasi PCMARK 10 dan mendapatkan hasil 5492 poin. Hal ini agak mengejutkan, karena Ryzen 5 5600U yang pernah kami uji pada SKU lainnya mendapatkan skor sedikit lebih tinggi yaitu 5644 poin.
Selanjutnya kami menguji kemampuan rendering dari laptop ini. Kami menggunakan aplikasi cinebench R23 dengan skenario multicore dan mendapatkan hasil rata-rata 7592 poin. Kami juga menguji kemampuan produktivitas dan content creation menggunakan beberapa aplikasi dan berikut hasilnya.
*Skor benchmark (compare dengan Acer Swift X Ryzen 5 5600U)
Meski bukan laptop gaming, tapi seperti biasa kami juga menguji beberapa game biar tahu kayak apa performa chip GPU-nya. Dan walaupun menggunakan integrated graphic, bukan berarti laptop ini tidak dapat bermain game sama sekali.
Ini kami buktikan pada game-game competitive kayak CS:GO, Dota2, dan Valorant. Semua game ini aman dimainkan dengan nyaman dengan rata-rata 100-an fps.
Dan buat game-game yang lebih berat kayak, Far Cry 5 dan Shadow of the Tomb Raider, pada pilihan detail grafis di Low, skor masih cukup rendah yaitu di bawah 30 fps yang artinya tidak ideal dimainkan dengan nyaman.
Berikut skor gamingnya:
Kesimpulan
HP Pavilion Aero 13 pas banget buat profesional atau para eksekutif muda yang tidak ingin membawa laptop berat dan besar. Desain yang simple dan keliatan wah juga bikin penggunanya makin keliatan keren, apalagi pas di bawa ke café atau pas meeting dengan klien biar keliatan lebih bonafid.
Pelajar atau content creator juga asik-asik aja karena selain ringkas, performa Ryzen 7 5800U gak cuma tinggi tapi juga adem dan low powered. Ini jadi nilai plus buat ultrathin dengan bobot dibawah 1 kg.
Apalagi dengan layar yang punya color gamut tinggi, cocok banget buat content creator atau kalian yang membutuhkan tampilan layar dengan akurasi warna tinggi. Dilengkapi juga dengan speaker Bang and Olufsen, buat nonton film juga makin asik.
Gak ketinggalan, HP memberikan Windows 11 dan Microsoft office Home & Student 2019 free. Yang menarik, diberikan pula garansi Accidental Damage Protection selama 2 tahun. Pastinya kalian ga perlu khawatir rusak karena kesalahan pengguna. Semua sudah di cover.
Untuk harganya resminya, laptop ini dibanderol seharga Rp15.999.000. Tapi kalo mau dapetin harga lebih miring, kalian bisa cari di market place yang emang kadang-kadang bisa dapetin good deal price.